Kembalinya Sang Bintang

Dengarkan Omong Kosong Apa yang Akan Dikatakannya



Dengarkan Omong Kosong Apa yang Akan Dikatakannya

0Xin You yang berada di seberang panggilan sama sekali tidak mengira ada yang menjawab teleponnya. Dia terburu-buru selama beberapa detik sebelum berpura-pura memberikan salam yang akrab, "Halo, Nenek. Aku Xiao Xin. Bagaimana kondisi kesehatan Nenek dan Kakek akhir-akhir ini?"     

Kakek Xiang sangat marah pada Xin You, namun pria bajingan bau tengik ini masih menyebutkan masalah kesehatan mereka tanpa tahu malu. Sangat memalukan. Kakek Xiang pun memaki dalam hati, Jika bukan karenamu, apakah istriku akan jatuh pingsan?!     

Para warganet justru menganggap 'sang mantan tunangan' cukup sopan. Jadi, komentar-komentar yang menarget Xiang Yi justru semakin banyak. Bahkan, rasa asam dari banyak komentar itu meluap dan bagaikan menembus layar:     

[Sejujurnya, paman ini terlihat cukup baik dan sopan. Kariernya juga cukup sukses. Dia lebih dari cukup untuk menyamai Vas Bunga]     

[Menurutku, dengan kondisi seperti ini, wanita seperti apa yang tidak dapat ditemukan? Xiang Yi adalah seorang selebriti. Dia masih enak hati untuk memilih?]     

[Ck, ck, ck. Aku tidak melihatnya sebagai seseorang dengan selera yang tinggi. Aku rasa dia terlihat seperti wanita yang tidak berbahaya, tapi diam-diam memiliki rencana yang licik. Jika dia tidak pilih-pilih, apakah dia masih membutuhkan popularitas dengan menggoreng pasangan dengan Raja Aktor Shi?]     

.....     

Nenek Xiang berkata dengan tenang, "Kondisi Nenek dan Kakek cukup baik. Bagaimana denganmu, Xiao Xin? Apakah kakimu baik-baik saja?"     

Xin You tersedak di ujung panggilan. Sejarah kelam kembali muncul tanpa tertahankan...     

Xin You memang mengunjungi rumah Xiang. Meskipun dia tahu bahwa motif 'Xiang Yi' tidak murni, dia sendiri memiliki niat yang tidak baik dan mencoba melakukan segala sesuatu yang tidak bisa diubah...     

Sayangnya, tepat saat Xin You baru saja mengunci pintu, pintu belakang ditendang terbuka. Saat itu kebetulan keluarga Xiang mengadakan hari pertemuan keluarga dan keempat saudara laki-laki Xiang Yi berada di sana.     

Karena itu, Xin You kemudian terbaring di rumah sakit selama tiga bulan.     

Xin You ditikam di tempat yang sakit. Muncul sedikit rasa malu di wajahnya dan nada bicaranya juga menjadi kaku.     

"Nenek, sebenarnya ada yang ingin aku katakan pada Xiang Yi… Aku tidak tahu, apakah Nenek bisa memberikan nomor ponselnya padaku?"     

Penanggung jawab media gosip mengajarkan pembicaraan seperti itu kepada Xin You. Jika Nenek Xiang menolak, Xin You akan bertanya balik, apakah begitu karena takut Xiang Yi masih belum melupakannya. Saat itu, artikel bukan lagi sembarangan menjadi topik utama?     

Tanpa disangka, Nenek Xiang berkata dengan santai, "Jika ada yang ingin dikatakan, kamu bisa mengatakannya secara langsung."     

Xin You tercengang.     

"Aku akan mengirimkan alamatnya padamu. Kalau begitu, seperti ini saja," kata Nenek Xiang.     

Nenek Xiang sangat lembut, tetapi tidak memberikan celah bagi siapapun untuk menolak maupun membantah. Setelah selesai berbicara, dia langsung menutup teleponnya.     

Semua orang yang berkerumun tercengang. Hanya Nenek Xiang yang tampaknya tetap bersikap biasa saja dan tersenyum ramah, tapi perkataannya sangat kejam.     

"Karena dia ingin ikut masuk siaran acara ragam, aku akan memuaskannya. Daripada menutup mulutnya, lebih baik mendengarkan omong kosong apa yang akan dikatakannya," ujar Nenek Xiang.     

Para warganet sontak terhenyak. 'Orang tuamu sudah tiada' dari Kakak Si Mao mungkin diwarisi dari neneknya.     

Xiang Yi mengangguk setuju. "Yang dikatakan Nenek masuk akal."     

Nenek Xiang menyentuh wajah cucu kecilnya dengan lembut. "Kamu tidak perlu takut. Kakek dan Nenek akan melindungi Tutu kami."     

Kakek Xiang hendak memamerkan kruknya, tetapi dia mendengar Nenek Xiang berkata, "Pak Tua, ambil cambukku."     

Li Jianyu terkejut dan buru-buru membujuk, "Nenek, kita masih menyiarkan secara langsung. Tidak boleh ada adegan kekerasan atau berdarah..."     

Nenek Xiang tersenyum. "Mana mungkin? Aku ingin mengajari Tutu kami bermain gasing."     

Para warganet semakin bingung dan tercengang. Bukankah gaya ini agak aneh?     

....     

Xin You awalnya menolak pergi ke paviliun. Lagi pula, dia mengkhawatirkan nasib kakinya. Tetapi, media gossip terus mendorongnya sehingga dia akhirnya tetap memutuskan untuk pergi.     

Setiba Xin You di paviliun, dia langsung terpana dengan pemandangan di depannya Nenek Xiang yang berambut abu-abu sedang membanting cambuk yang memukul bagian atas gasing. Cambuk itu mengeluarkan suara yang menggelegar.     

Kaki Xin You mendadak lemas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.