Kembalinya Sang Bintang

Pria Bajingan



Pria Bajingan

0Xin You berkata dengan tidak jelas, "Kakak-kakaknya sangat sibuk. Aku rasa keluarganya juga belum tentu memedulikanku."     

Sebenarnya, Xin You bahkan tidak memiliki nomor kontak Xiang Chen ataupun kakak-kakak yang lainnya. Nyatanya, sama sekali tidak ada apa-apa antara dirinya dan 'Xiang Yi'.     

Saat itu, 'Xiang Yi' hanya ingin meninggalkan keluarga Xiang. Lagi pula, Xin You adalah seorang pria berusia tiga puluhan dan gadis kecil itu tidak bisa menyembunyikan pikirannya darinya. Selain itu, bukannya Xin You yang tidak menyukai 'Xiang Yi', melainkan keluarga Xiang yang tidak menyukainya.     

Tetap saja, Xin You merasa tidak masalah menggunakan sedikit drama dan retorika seperti ini. Bagaimanapun, gimik dapat meningkatkan popularitas. Benar saja. Hanya dalam waktu sesingkat ini, sudah banyak selebritas internet yang ingin menandatangani kontrak dengan perusahaannya.     

Penanggung jawab media gosip berkata dengan bodoh, "Bagaimana dengan kakek-nenek Xiang Yi? Mereka sedang siaran langsung. Jika kamu menelepon mereka, itu akan mendatangkan popularitas dan pasti akan viral!"     

Mereka bukan perusahaan yang baik. Mereka juga berani mengambil risiko besar untuk menyampaikan berita sensasional. Bukankah mereka melakukan ini hanya untuk uang? Mereka tidak memperhatikan, apalagi memedulikan masalah hidup dan mati Xin You.     

"Pikirkan tentang perusahaanmu. Jika perusahaanmu menjadi yang teratas di industri dan menghasilkan selebritas internet papan atas, itu akan lebih kuat daripada selebriti di industri hiburan..."     

Saat Xin You mendengarkan ini, hatinya ikut tergerak.     

"Aku punya nomor ponsel kakeknya, tapi aku tidak jamin kakeknya akan menjawab."     

Penanggung jawab media gosip sangat gembira. "Tidak masalah, tidak masalah! Diangkat atau tidak, kami juga akan merilis beritanya!"     

Jika Kakek Xiang tidak mengangkat teleponnya, mereka akan menulis artikel seperti 'Kakek Xiang memperlakukan cucunya seperti sampah, meninggalkannya seperti sepatu bekas, dan tidak peduli dengan pernikahannya'. Itu akan tetap menarik perhatian publik.     

"Baiklah kalau begitu," kata Xin You.     

....     

Beberapa menit kemudian, di dalam paviliun, ponsel Kakek Xiang berdering.     

"Semoga berhasil… Semoga berhasil… Semoga berhasil membawa sukacita dan cinta..."     

Nada dering ponsel yang membumi membuat staf di lokasi syuting tertawa terbahak-bahak, terutama Li Jianyu. Tawanya sangat ajaib seperti suara angsa hingga membuat para warganet di ruang siaran langsung satu per satu mulai mengeluh:     

[Nada dering ponsel Kakek Xiang sangat imut!]     

[Nak, yang lain memimpin nyanyian, kamu memimpin tawa!]     

[Sutradara: Kalian tidak tertawa ketika menonton acara ragamku? Huh! Kalau begitu, aku yang memimpin tawa!]     

....…     

Kakek Xiang dapat melihat nomor yang tertera di layar dengan jelas. Meskipun sudah tua, lelaki tua itu memiliki kemampuan untuk mengingatnya. Dia mencibir dan memutuskan untuk menelepon balik nomor itu. Meskipun Kakek Xiang adalah orang yang suka meledak-ledak, dia bukan seseorang yang menutup telepon dengan kasar.     

Xiang Yi bertanya dengan sedikit penasaran, "Ada apa, Kakek?"     

"Itu pria bajingan yang kamu provokasi!"     

Xiang Yi kebingungan. Nenek Xiang juga mengerutkan kening dan menebak, "Xin You?"     

"Siapa lagi kalau bukan dia?!"     

Begitu mendengar nama asing ini, Xiang Yi yang sedang menggigit permen kelinci langsung memasang ekspresi bingung.     

Li Jianyu dengan halus menjelaskan, "Adik Yi, seorang pria yang mengaku sebagai mantan tunanganmu barusan menelepon kakekmu di siaran langsung..."     

Jika ingin mencari ketenaran, jangan terlalu mencolok seperti ini. Sebagai program siaran langsung dengan jumlah pemirsa stabil sebanyak beberapa juta, acara ragam 'Two People in a House' memiliki pengaruh yang besar.      

Cara yang digunakan Xin You ini terlalu menjijikan. Dalam sekilas, bisa dipastikan bahwa dia hanya ingin memanfaatkan popularitas Xiang Yi dan popularitas acara ragam.     

Saat mereka sedang berbicara, Xin You menelepon lagi.     

Kakek Xiang sangat marah. "Bagaimana caranya memblokir nomor ini?!"     

Nenek Xiang merenung sejenak dan berkata, "Berikan ponselnya padaku."     

Kakek Xiang bingung. Tetapi, karena kebiasaan mencintai istrinya selama bertahun-tahun, tangannya selangkah lebih maju dari otaknya dan langsung menyerahkan ponsel tanpa sadar.     

Nenek Xiang menekan tombol jawab dan berbicara dengan anggun, "Tuan Xin, apa yang ingin kamu lakukan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.