Kembalinya Sang Bintang

Lubang Kematian (1)



Lubang Kematian (1)

0Setelah setengah jam berlalu, para warganet yang berselancar di internet membaca pembaruan baru di Weibo. Ini adalah video yang diunggah oleh Xin You. Semua orang sudah mulai merasa jijik padanya. Tetapi, karena terbiasa, mereka masih tetap mengklik video itu.     

Nada bicara Xin You terdengar tulus dan sepenuh hati saat berkata, "Di sini, aku ingin meminta maaf kepada Nona Xiang Yi. Semua yang terjadi hari ini adalah kesengajaanku untuk mendapatkan popularitas…"     

Para warganet yang menonton pun memiliki reaksi yang beragam mulai dari terkejut, heran, hingga skeptis. Mereka mempertanyakan hal yang sama, Hah? Pria bau tengik ini benar-benar meminta maaf?!     

Dalam video lengkapnya, Xin You tidak hanya meminta maaf, tapi juga mengungkap media gosip yang ikut serta di dalamnya. Dia mengklaim bahwa mereka membujuknya untuk mendapatkan popularitas melalui cara memfitnah Xiang Yi.     

Dalam sekejap, kemarahan warganet memuncak. Tak butuh waktu lama bagi media gosip untuk merasakan reaksi dari warganet.     

'Kamu memperlakukan kami seperti orang bodoh, kami memperlakukanmu sebagai anak yatim!'     

Akun Weibo media gosip tersebut disemprot banyak sekali komentar dan menerima lebih dari 100.000 hinaan dalam pesan pribadi. Pada akhirnya, mereka tidak punya pilihan selain mengungkap 'pelapor' yang bekerja sama dengan mereka.     

Qin Wanyan mengira bahwa dirinya telah melakukan pekerjaan yang sempurna. Dia telah menggunakan akun palsu dan juga meminta orang lain mengubah alamat IP-nya. Tapi, akun palsunya telah membagikan beberapa pembaruan harian. Para warganet yang tertarik pun berhasil menangkap gelang dan setengah wajah yang terpantul di kacamata hitam di foto. Mereka jelas terkejut saat menemukan bahwa ini adalah akun palsu Qin Wanyan.     

Berita luar biasa tersebut langsung membanjiri laman Weibo milik Qin Wanyan. Dia sangat cemas dan menelepon manajernya. Manajernya menenangkannya dengan tidak sabaran, lalu menutup telepon tanpa mengatakan apapun tentang hubungan masyarakat. Saat Qin Wanyang menelepon yang kedua kalinya, sudah jelas, tidak ada yang menjawab.     

Qin Wanyan sangat ketakutan hingga tidak berani sama sekali melihat ponselnya. Setiap kali dia membaca komentar kejam itu, tubuhnya langsung gemetar. Bagaimanapun, dia tidak pernah menyangka bahwa orang-orang yang memarahi Xiang Yi itu akan datang untuk memarahinya.     

Tidak lama kemudian, Fan Qie Entertainment membuat pengumuman. Meskipun Xiang Yi adalah bos secara tertulis, sementara ini dia tidak cukup banyak tenaga untuk mengelolanya. Saat pamannya, Xiang Feng mempekerjakan seorang manajer profesional untuk membantunya, Xiang Yi juga percaya pada orang itu.     

Melihat artisnya mengakibatkan skandal yang menggemparkan semacam ini, dia membuat keputusan tegas dan memutuskan kontrak dengan Qin Wanyan.     

Qin Wanyan tidak hanya harus membayar penalti kontrak yang besar, tetapi reputasinya di industri hiburan juga telah hancur. Tidak akan ada perusahaan besar yang mau merekrutnya lagi. Qin Wanyan yang putus asa pun tiba-tiba teringat seseorang yang mungkin bisa membantunya...     

....     

Di bar, sebuah kaki panjang menendang Xin You menjauh hanya dengan sekali tendang.     

Xiang Chen merapikan dasinya. Setelan hitamnya mengikuti garis tubuhnya yang sempurna. Aura dinginnya seperti salju yang turun di pegunungan yang jauh, memberikan kesan penindasan yang kuat dan sulit untuk diabaikan     

Xiang Li memasang ekspresi lembut, tapi serangannya bahkan lebih kejam dari Xiang Chen. Menjatuhkan sebuah perusahaan sama sekali bukanlah hal yang sulit baginya.     

Xiang Yu merasa sedikit khawatir. "Aku rasa kedatanganku tidak ada hubungannya dengan ini…"     

Xiang Qi menenangkannya, "Kamu harus puas. Paman Kecil bahkan tidak layak datang untuk masalah ini… Kakak Tertua, dia akan jadi kikuk…"     

Terima kasih. Aku terhibur, batin Xiang Yu yang hanya bisa diam. Dia mengancingkan tutup hoodie-nya yang menunjukkan garis rahang halus dan tampan. Dia tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya, "Apakah Adik akan menangis di tempat tidur sendirian?"     

Membayangkan adegan itu membuat beberapa kakak yang terobsesi dengan sang adik merasa hati mereka bagaikan disayat.     

Xiang Qi berkata dengan sedih, "Ayo sama-sama kembali untuk menghibur Adik! Bahkan jika dia menangis, dia harus menangis sambil bersandar di bahuku!"     

Xiang Li menyahut dengan lembut, "Apakah kamu layak?"     

Xiang Chen mengerutkan kening, tapi langsung melangkah lebar-lebar dan berjalan di depan.     

"Curang! Kakak Tertua, kamu curang!" teriak Xiang Qi dengan marah.     

Ketiganya cepat-cepat mengikuti langkah kakak tertua mereka.     

Seperti yang semua orang tahu, saat ini di paviliun...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.