Kembalinya Sang Bintang

Lubang Kematian (4)



Lubang Kematian (4)

0Harimau Kecil mengejar di belakang Xiang Yi sambil mengeong tanpa henti.     

Shi Sui tanpa sadar merangkul pinggang Xiang Yi. Harimau kecil pun menabrak kaki celana Xiang Chen dan sontak ketakutan hingga bulu-bulunya berdiri.     

Suhu di sekitar tampaknya turun dengan cepat. Sorot mata Xiang Chen menjadi dingin. Dia menatap Xiang Yi yang mabuk, kemudian menatap Shi Sui yang terlihat polos.     

"Jelaskan," kata Xiang Chen dingin.     

Pertahanan mental Shi Sui sangat bagus. Wajahnya bahkan tidak berubah saat menjelaskan, "Saat Adik Yi bangun dari mabuk, Kakak Tertua ingat untuk mengingatkan Xiang Yi untuk bertanggung jawab padaku?"     

Xiang Chen terhenyak.     

Sementara, Xiang Yu dan Xiang Qi yang sedang berada di meja makan melihat hal ini dengan bodoh. Mereka sama-sama berpikir, Sialan! Ternyata masih ada operasi sepacam itu?! Dia, dia, dia bahkan berani seperti itu di depan Kakak Tertua!     

Xiang Li menurunkan kacamatanya, dan sedikit kekhawatiran melintas di matanya. Menimbang dari sudut pandang logika, Shi Sui memilih kamar yang pernah ditinggali Xiang Yi dulu. Lumayan masuk akal jika setelah Xiang Yi mabuk, dia mengikuti ingatan tubuhnya dan ingin kembali ke kamar aslinya untuk tidur. Tapi, dari sudut pandang emosional, jelas bahwa Xiao Tu Zi si kelinci kecil yang mereka sayangi akan belajar memakan rumput sendiri tanpa diajari.     

Sosok Xiang Chen memancarkan aura dingin yang menekan. Alis berkerut dan matanya menajam, seperti bilah tajam bersalju di bawah cahaya. Aura berbahayanya menjadi berlipat ganda.     

"Kamu, sedang, cari, mati," Xiang Chen mengucapkan setiap kata dengan tegas dan menakutkan. Jari-jarinya yang jelas menggulung lengan bajunya yang seputih salju.     

Xiang Qi dan Xiang Yu yang berada tidak jauh langsung menjadi pengecut. Mereka segera bersembunyi jauh-jauh karena takut membahayakan diri sendiri. Tapi, Xiang Li justru bangkit dan perlahan-lahan berjalan maju.     

Xiang Chen mencibir, "Ada apa? Apakah Kamu ingin membelanya?"     

"Apakah aku begitu baik?" Xiang Li menyipitkan matanya, seperti rubah tua berperut hitam, "Kamu pukul saja yang seharusnya. Aku akan membawa pergi adikku. Jangan sampai menakutinya."     

Xiang Qi memarahinya, "Kakak Kedua, kamu pria licik! Aku lihat kamu ingin mengambil kesempatan dari Xiang Yi yang mabuk untuk meremas-remas wajahnya!"     

Xiang Yu yang berada di samping ingin bergerak dan merasa ujung jarinya terasa gatal. Pasti menyenangkan jika bisa mencubit muka adiknya. Tapi, adiknya sudah dewasa. Dia tidak bisa sembarangan mencubit.     

Xiang Yu membuat keputusan tegas dan melangkah lebar-lebar, "Biar aku saja."     

Xiang Qi memarahinya dan mencondongkan tubuh ke depan, "Apakah kalian bisa menjaga seorang gadis dengan baik? Kalian pasti akan kikuk, jadi biar aku saja!"     

Shi Sui menyadari bahwa kakak-kakak Xiang Yi sedang… berselisih. Dia sama sekali tidak gugup karena akan dipukuli. Dia bersandar di kusen pintu dengan malas, seolah-olah tidak bertulang, dan asyik menonton pertunjukan menyenangkan ini sambil setengah tersenyum. Tapi, tangannya masih merangkul pinggang Xiang Yi.     

Xiang Yi merasa pusing setelah minum. Kepalanya terasa berat sehingga dia tidak bisa berdiri lama dan secara naluriah bersandar di bahu Shi Sui.     

"Cukup!" sentak Xiang Chen.     

Xiang Chen kesal dengan pertengkaran mereka, jadi saat dia membuka mulutnya, dia mengejutkan semua orang. Tidak ada yang berani bersuara.     

Xiang Chen meraih pergelangan tangan Xiang Yi dan ingin membawanya ke kamar terlebih dahulu. Tanpa diduga, Xiang Yi yang mabuk justru tidak lambat bereaksi…     

Plak!     

Bida dibilang, Xiang Yi tidak takut pada kakak tertuanya saat mabuk. Gadis itu menampar tangan Xiang Chen dengan keras.     

Xiang Li tercengang, begitu pula dengan Xiang Qi. Xiang Yu juga tak kalah tercengang. Bahkan Xiang Chen, yang selalu berwajah dingin, mau tak mau menggerakkan sudut mulutnya. Adik perempuan… benar-benar memukul kakak tertua?!     

"Wow… Sepertinya adik Yi kita punya pemikiran sendiri~" Shi Sui terkekeh pelan dan berkata dengan suara menggoda, "Adik Yi, apakah kamu ingin masuk ke kamar Kakak?"     

Xiang Yi tidak mendengar dengan jelas apa yang Shi Sui katakan sama sekali, tapi merasa bahwa napasnya begitu akrab. Dia pun merespons dengan bergumam lembut.     

Bibir tipis Shi Sui terlihat terangkat. "Kalau begitu, apakah kamu akan tidur di tempat tidur Kakak?"     

Xiang Yi mengedipkan matanya dan ekspresinya sangat linglung.     

Shi Sui sudah mengambilkan bantal untuknya dan bicaranya agak bernada, "Baiklah, Kakak akan menaruh bantal untukmu~"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.