Kembalinya Sang Bintang

Tidurlah, Aku Akan Dihajar Seseorang



Tidurlah, Aku Akan Dihajar Seseorang

0Xiang Chen dan yang lainnya memperhatikan saat Shi Sui memegang bantal di satu tangan sedangkan tangan lainnya merangkul Xiang Yi dan membawanya sampai ke samping tempat tidur.     

Shi Sui menepuk-nepuk tempat tidur dan berkata dengan nada bicara seperti membujuk anak kecil, "Tidurlah."     

Xiang Yi menguap, dengan patuh berbaring, dan menyelimuti dirinya sendiri dengan selimut tipis.     

"Selamat malam, Adik Yi," kata Shi Sui.     

Xiang Yi bergumam pelan dan samar, lalu menutupi kepalanya dengan selimut kecil, seolah kesal karena Shi Sui berisik.     

Shi Sui tersenyum manis dan berkata lagi, "Tidurlah. Aku akan dihajar seseorang."     

Bisa dibilang sangat sadar diri!     

....     

Xiang Yu, Xiang Qi dan Xiang Li penuh dengan keringat dan napas mereka terengah-engah di ruang tinju bawah tanah.      

Napas Xiang Li yang paling kacau sampai dia melepas kacamatanya. Dia biasanya malas berolahraga dan sekarang dia sedikit menyesalinya. Sementara, Xiang Chen masih bertarung dengan Shi Sui di arena.     

"Ayo lagi," tantang Xiang Chen.     

Keringat mengalir deras di garis rahang Xiang Chen. Wajah pria itu dingin dan napasnya stabil. Sementara, Shi Sui di seberangnya masih tenang dan anggun.     

"Kakak Shi Sui cukup hebat…" bisik Xiang Yu. Bagaimanapun, dia pernah bertarung dengan Kakak Tertua sebelumnya.     

Xiang Qi sangat lelah sehingga berbaring di tanah. Kakinya menendang Xiang Yu saat berbicara seperti itu. "Apakah kamu ingin menumbuhkan ambisi orang lain dan menghancurkan prestisemu sendiri?"     

"Aku juga tidak tahu siapa yang menghajarku… Aku hampir saja memanjat tembok…" kata Xiang Yu     

"Apakah kamu belum pernah dihajar? Dewa e-sports macam apa itu? Aku rasa kekuatan tempurmu seperti anak SD!"     

Keduanya berdebat tanpa henti, sedangkan Xiang Li menjauhi mereka dan duduk dalam diam.     

....     

Keesokan harinya di dalam mobil wardobe, Si Chuanbo memandangi luka di sudut alis artisnya dan menghela napas.     

"Kamu ternyata benar-benar dihajar," kata Si Chuanbo, mengungkapkan sesuatu yang sudah jelas.     

"..." Entah mengapa, rasanya Shi Sui berharap Si Chuanbo yang dihajar orang.     

"Untung lukanya kecil. Biar Xiao Li membantu menutupi lukanya untukmu," Si Chuanbo melirik kaki Shi Sui dan bertanya dengan sepenuh hati, "Bagaimana kakimu? Apakah aku perlu menyewa kursi roda untuk mendorongmu ke acara nanti?"     

"Kamu sebenarnya manajerku atau anti penggemarku?" Shi Sui balik bertanya tanpa daya.     

Si Chuanbo berkata dengan jujur, "Aku manajer Nona Xiang Yi dan keluarga pihak wanita, sedangkan kamu seorang selebriti di tanganku."     

"..."     

Penata rias di samping tidak bisa menahan tawa. Dia adalah penata rias Shi Sui. Setelah bertahun-tahun, dia memiliki hubungan yang kuat dan tidak terlalu menahan diri dalam perkataannya, "Jika warganet tahu kamu akhirnya dihajar kakak-kakak adik Yi, mereka pasti akan menyalakan petasan."     

"Apakah citramu sekarang adalah menjadi begitu menyebalkan?" tanya Shi Sui.     

"Haha! Selain penggemar pasangan kalian berdua, semua orang ingin menjadi penggemar karena kecantikan Adik Yi seorang." Penata rias menggoda, "Oh, iya. Aku dengar tamu hari ini adalah Fu Jiayan. Dia terkenal suka menggoda gadis-gadis. Kamu harus lebih bekerja keras. Kalau tidak, mungkin saja Adik Yi akan direbut oleh pria lain."     

....     

Saat Xiang Yi bangun, dia menyadari bahwa dirinya berada di kamar Shi Sui. Tak ayal, dia sontak tercengang dan merasa bersalah. Gadis kecil itu berjalan berjinjit untuk membuka pintu diam-diam dan hendak menyelinap kembali ke kamarnya, tapi dia justru mendengar suara yang dingin berdering di atas kepalanya.     

"Sudah bangun?"     

Xiang Yi tanpa sadar berdiri tegak dan menyapa dengan suara terbata-bata, "Selamat pagi, Ka... Selamat pagi, Kakak Tertua. Ingin makan apa? Aku akan memasakkannya untuk Kakak!"     

"Apakah kamu juga sudah belajar cara menyenangkan orang?"     

"Sudah sepantasnya aku bersikap baik kepada Kakak," kata Xiang Yi.     

Ekspresi Xiang Chen masih dingin, tetapi sudut mulutnya sedikit berkedut tanpa bisa ditahan. Luka di wajahnya pun tanpa sengaja tertarik hingga membuatnya menarik napas dalam-dalam.     

Xiang Yi menyadari sesuatu dan bertanya, "Kenapa Kakak bisa terluka? Apa yang Kakak lakukan kemarin?"     

Xiang Chen mendengus dingin. "Menghajar anjing."     

Xiang Yi yang tak mengerti pun kebingungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.