Kembalinya Sang Bintang

Pacar (1)



Pacar (1)

0Hah?     

Bulu mata Xiang Yi sedikit bergetar. Sebelum dia sempat bereaksi, matanya sudah ditutup. Kegelapan tiba-tiba datang.     

"Shi Sui..." Xiang Yi memanggil Shi Sui dengan bingung dan terdengar keraguan dalam suaranya. Tapi, dia tidak takut.     

Shi Sui membungkuk sebentar. "Hah?"     

"Kamu...." Xiang Yi menggigit bibir bawahnya dan ragu-ragu selama beberapa detik, baru akhirnya bertanya, "Apakah kamu ingin menciumku?"     

"..."     

Shi Sui terdiam sesaat. Meskipun dari dalam lubuk hatinya dia ingin menjadi orang jahat, tapi setelah terekspos, dia justri merasa agak… tidak enak hati. Penjahat rasional dan penjahat iblis di dalam hatinya sedang bertarung sangat sengit.     

Wajah Xiang Yi memerah hingga terlihat sangat berantakan. Suaranya bahkan sedikit bergetar, tapi dia masih pura-pura tenang dan tidak peduli. "Kalau begitu, boleh cium."     

Boom!     

Bagaikan kembang api di langit, bermekaran di penghujung abad. Detak jantung melonjak naik dengan kecepatan sprint 100 meter. Telinga dipenuhi oleh suara yang sangat kacau. Untuk sesaat, waktu seolah berhenti.     

Jakun Shi Sui yang jernih bergerak naik turun dan suaranya menjadi tercekat, "Adik Yi, apakah kamu tahu apa yang kamu bicarakan?"     

"A Nan pernah mengatakan kata ini padaku akhir-akhir ini. Aku rasa itu cukup masuk akal. Aku sepertinya agak seperti seorang kritikus kuno…" kata Xiang Yi.     

Shi Sui tercengang dan setelah beberapa saat, dia tertawa bodoh, "Kamu ini benar-benar ada-ada saja…"     

Huh.     

Detak jantung jatuh kembali, seolah-olah berguling-guling di atas permen kapas di awan dan terbungkus lapisan manis.     

Xiang Yi menunggu sangat lama, tapi Shi Sui tidak juga menciumnya sehingga membuat merasa sedikit gelisah. Dia merasa bahwa Shi Sui memperlakukannya dengan berbeda, tapi dia juga tidak berani yakin seberapa besar Shi Sui menyukainya.      

Apakah sama dengannya? Atau, berbeda dengannya...     

Sekarang, Shi Sui bahkan tidak ingin berciuman, jadi mungkin itu pilihan yang kedua...     

Karena sudut pandang yang terhalang, Xiang Yi tidak mengetahui betapa panas dan penuh nafsu mata pria di depannya saat ini.      

Shi Sui ingin menelan kelinci kecil di depan matanya sampai habis. Dia tidak ingin menjadi orang baik. Tapi, demi Xiang Yi, dia ingin menjadi orang baik.     

Shi Sui mencondongkan tubuh ke dekat telinga Xiang Yi. Napasnya yang panas menerpa sisi leher gadis yang ramping dan cantik itu. "Apakah kamu menyukaiku?"     

Xiang Yi menjawab dengan santai, "Hm."     

"Bukan rasa suka dari kalangan ibu-ibu?"     

"...Maaf, aku berubah menjadi penggemar kalangan pacar."     

Ada kegelapan di depannya, tetapi pendengarannya justru semakin kuat. Dia bisa mendengar tawa rendah Shi Sui dengan tajam.     

Shi Sui berkata, "Adik Yi, kalau begitu, aku anggap kamu sedang menyatakan cinta padaku."     

"..." Xiang Yi tidak bisa berkata-kata. Apakah ada sesuatu yang tidak beres?     

"Tidak perlu menjadi penggemar pacar."     

Dengan satu kata dari Shi Sui, hati Xiang Yi seperti naik roller coaster yang tenggelam ke dasar lembah. Kemudian, ada tikungan dan belokan, seperti langit yang tinggi—     

"Apakah kamu ingin mencoba sebagai penggemar istri?"     

"..."     

Xiang Yi tiba-tiba menarik tangan Shi Sui. Dia sejenak tidak sadar dan menggunakan tangannya yang patah tulang sehingga merasa kesakitan.     

Shi Sui mengerutkan kening dan memegang tangan Xiang Yi yang gelisah. "Jangan bergerak sembarangan."     

Mata rusa gadis itu berbinar. "Apakah kamu menyukaiku?"     

Shi Sui tidak menjawab. Jelas dalam banyak film dan drama televisi, dia bisa mengutarakan cinta dengan begitu dalam pada para aktris yang tak akrab dengannya. Tetapi, pada saat ini, dia justru sulit mengatakannya pada Xiang Yi.     

Shi Sui agak sedikit tidak berdaya. Dia menjilat sudut bibirnya dan hendak berbicara, tapi dia justru mendengar Xiang Yi berkata dengan tegas, "Aku menyukaimu."     

Xiang Yi menggunakan kalimat deklaratif, tegas dan penuh keberanian. Shi Sui terpengaruh olehnya. Ada senyum bahagia di antara alis dan matanya.     

"Hmm. Aku menyukaimu. Kamu juga menyukaiku."     

Xiang yi terbatuk dan mengangkat dagunya dengan bangga. "Kalau begitu, kita saling jatuh cinta. Kalau begitu, kamu, apakah kamu ingin menjadi pacarku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.