Kembalinya Sang Bintang

Pacar (2)



Pacar (2)

0Di ruang istirahat yang sangat sunyi, hanya terdengar suara napas satu sama lain. Bahkan, udara tampak diresapi dengan jejak rasa manis.     

Xiang Yi bertanya dengan terus terang. Mungkin karena pendidikan dari keluarga, jadi dia tidak pernah merasa bahwa rasa suka adalah hal yang sulit dikatakan.     

Cinta memang pada dasarnya harus diungkapkan. Tindakan dan bahasa adalah salah satu cara.     

"Oke~" jawab Shi Sui begitu saja. Dia berhenti sejenak sebelum berkata sambil tersenyum, "Tapi, aku yang seharusnya mengatakan ini dulu."     

"Kalau begitu, kita berpura-pura melakukannya sekali lagi. Sekarang giliranmu menyatakan cinta," kata Xiang Yi.     

Ada tatapan licik di mata gadis itu, seperti rubah kecil, tetapi justru sangat menggemaskan.     

Shi Sui sangat bekerja sama. Dia meluruskan dasinya dengan serius, lalu mengambil bunga mawar dalam vas dan berkata dengan penuh rasa hormat, "Xiang Yi, apakah kamu bersedia menjadi pacarku?"     

Xiang Yi mengangguk. "Oke, oke, pacarku."     

Gadis kecil itu menjadi kekanak-kanakan. Senyumnya terlihat sangat murni dan cerah.     

Shi Sui mengambil apel yang setengah dikupas dan meladeni sikap kekanak-kanakkan Xiang Yi. "Pacarku, apakah buah ini perlu dipotong kecil-kecil?"     

Xiang Yi mengulurkan tangannya dan memberi isyarat. "Pacarku, aku ingin yang sangat besar."     

Keduanya saling memandang, tidak bisa menahan diri, dan tertawa di saat yang sama.     

Shi Sui dengan cepat mengupas apel dan kulit apelnya tidak terputus sama sekali.     

Xiang Yi duduk di samping tempat tidur dan terbungkus selimut. Shi Sui menyuapinya apel dan kaki kecilnya yang bahagia menggantung di udara.     

Saat A Nan berjalan masuk, yang dia lihat hanya senyuman manis dan konyol Xiang Yi. Manajer itu sontak terkejut. Mengapa Adik Yi berubah menjadi tidak terlalu cerdas?!     

A Nan melangkah maju dan mengulurkan tangan untuk menyentuh dahi Xiang Yi sambil bertanya dengan khawatir, "Sweetie, apakah kamu demam..."     

Sebelum A Nan menyentuh sudut pakaian gadis itu, tangannya dicegat di tengah jalan oleh sepasang tangan besar yang memegang tangannya sangat erat.     

Shi Sui berkata dengan tidak lambat, juga tidak tergesa-gesa, "Ada batasan antara pria dan wanita."     

A Nan berseru, "Kamu dan Adik Yi berada di ruangan yang sama! Apakah kamu bukan seorang pria??"     

"Dia pacarku," sahut Xiang Yi.     

Setelah Xiang Yi selesai berbicara, dia merasa dirinya seperti sedang pamer. Dia merasa sangat malu hingga membungkus dirinya dengan selimut lebih rapat.     

A Nan benar-benar ternganga. Matanya melebar maksimal sambil menatap Shi Sui dengan tidak percaya. Apakah Raja Aktor Shi.. naik jabatan?!     

A Nan membutuhkan waktu beberapa menit untuk menerima kenyataan ini dan dia menelan ludahnya.     

"Sweetie, bagaimana jika kakak-kakakmu tahu… Apakah mereka akan mematahkan kaki Raja Aktor Shi..." tanya A Nan sambil membuat gerakan mematahkan.     

"Tidak akan. Aku akan melindunginya!" kata Xiang Yi.     

Shi Sui tersenyum cerah. "Terima kasih, Adik Yi~ Senang sekali ada Adik Yi di sini~"     

"Pacar perempuan sudah seharusnya melindungi pacar laki-laki mereka," kata Xiang Yi.     

Xiang Yi terlihat begitu tenang di permukaan, tapi kaki kecilnya justru bergetar dua kali. A Nan menyaksikan adegan ini dengan kaget. Raja Aktor Shi, mengapa kamu mengandalkan wajahmu seperti ini?!     

A Nan mempertaruhkan kematiannya dan berkata, "Raja Aktor Shi, jika kamu seperti ini, penggemar mungkin berpikir bahwa kamu sedang makan nasi lembek. Pria yang mengandalkan wanita dari belakang…"     

Shi Sui mengangkat alisnya. "Apakah semua orang bisa makan nasi lembek?"     

A Nan tidak bisa menjawab, "Ah, ini…"     

"Ada banyak orang yang bisa makan masakan Adik Yi, tapi hanya aku seorang yang bisa makan nasi lembek Adik Yi."     

Tatapan mata A Nan mulai kesurupan.     

"Siapa?"​     

Mata Shi Sui tiba-tiba berubah tajam dan melesat ke arah luar ruang istirahat.     

A Nan mempercepat langkahnya untuk membuka pintu. Dia menemukan seorang wanita berusia tiga puluhan yang sedang mengambil gambar di sepanjang celah pintu dengan ponselnya.     

A Nan berkata dengan wajah cemberut, "Bu, tolong hapus foto dan video itu."     

Saat sudah ketahuan, wanita itu awalnya merasa panik, kemudian berbisik, "Untuk apa bersikap begitu galak? Bukankah selebriti itu dibuat untuk difoto oleh orang lain..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.