Cowok Hamil

Ga suka pakai AC



Ga suka pakai AC

0--> Sesampainya di tepi ranjang, secara perlahan Jamal menurunkan tubuh Rio, dari gendongan nya, lalu mendudukkan nya di tepi ranjang.     

"Bentar... gue matiin AC dulu, biar panas."     

Bagi Jamal, bergulat saling berbagi kenikmatan, akan lebih menggairahkan jika dilakukan dengan keadaan ruangan yang panas.     

Rio tersenyum simpul, melihat punggung lebar suaminya, yang sedang berjalan ke arah meja kecil, dimana ada remote AC yang tergeletak disana. Hanya menunggu beberapa detik saja, Jamal sudah berjalan kembali mendekati dirinya sambil melepaskan satu persatu kancing baju piyama. Hingga pada saat Jamal telah berdiri lagi di hadapannya, seluruh kancing baju piyama, sudah semuanya terlepas menampilkan sebagian dada bidang, hingga sampai ke bagian perut dengan hiasan beberapa kotak.     

Melepaskan baju piyama, kemudian Jamal melempar baju itu kemana saja, membuat dirinya bertelanjang dada.     

Rio menelan saliva, memandang tubuh putih bersih, namun terlihat gagah dengan ototnya yang mulai membentuk.     

Kadang, remaja itu merasa heran dengan dirinya. Sebelum hamil, ia sama sekali tidak pernah tertarik dengan yang namanya laki-laki. Apalagi, sampai mengagumi tubuhnya. Tapi anehnya kali ini, ia tidak mampu menolak tiap kali matanya melihat tubuh kekar milik suaminya. Lebih tepatnya, hanya tubuh Jamal.     

Menggunakan kedua telapak tangannya, Jamal membingkai wajah Rio. Cowok itu harus membungkuk untuk mensejajarkan tingginya dengan Rio yang masih duduk di tepi dipan. "Gue sayang sama elu, cuma lu laki-laki yang gue cinta, cuma elu laki-laki yang bisa bikin gue nafsu, dan cuma lu laki-laki yang bisa hamil anak-anak gue."     

Kalimat yang ia dengar barusan, sukses membuat Rio tertegun. Ternyata cowok yang sedang menatap wajahnya kini, juga sama seperti dirinya tidak ada laki-laki, atau orang lain, yang bisa membuat mereka seperti itu.     

"Gue juga..." Rio mengulas senyum, bersamaan dengan itu jarak wajah Jamal semakin mendekat, hingga akhirnya, cup bibir seksi Jamal mendarat tepat di mulutnya. "Engmh..." ia mendesah, menikmati mulut Jamal yang sedang melumat bibir bawahnya. Dan bibir Jamal terlalu seksi, membuat ia juga ingin menikmati, dengan membalas lumatannya.     

"Engmh..." Jamal juga mendesah begitu merasakan mulut Rio melumat bibir atasnya.     

Bermula dari ciuman yang mereka nikmati dengan sangat lembut penuh perasaan, kini berubah menjadi agresif, mengimbangi gairah yang semakin bergejolak. Hembusan napas yang terdengar memburu, dan suara kecapan dari mulut keduanya, mengiringi tiap- tiap lumatan yang mereka mainkan.     

Ditengah bibir yang masih saling lumat, Rio menjulurkan lidah, berusaha masuk ke dalam mulut Jamal. Dalam hitungan detik, lidah Rio sudah berada di dalam mulut Jamal, kerena sang pemilik mulut langsung peka, membiarkan lidah Rio menerobos masuk ke dalam mulutnya.     

Di dalam mulut, lidah mereka bertemu saling bersentuhan, saling tekan dengan gerakan lincah. Tidak hanya itu, saling hisap lidah masing-masing, juga mereka lakukan. Air liur yang sengaja dikeluarkan, meresap ke dalam lidah masing-masing, menyempurnakan rasa nikmat yang membuat Jamal dan Rio memejamkan mata menikmati sensasinya.     

"Enghm... Enghm... Enghm... Enghm..."     

"Enghm... Enghm... Enghm... Enghm..."     

Suara desahan dari mulut keduanya, seakan memberitahu bahwa apa yang mereka rasakan benar-benar indah, bercampur indah.     

Dalam keadaan mulut dan lidah yang masih bertauan, kedua telapak tangan Jamal meraih kancing baju piyama yang melekat di tubuh Rio. Satu persatu, remaja itu melepaskan kaitan kancing, hingga seluruhnya terbuka. Setelahnya, diteruskan oleh Rio yang meloloskan sendiri piyama yang ia kenakan membuat dirinya bertelanjang setengah badan, sama seperti Jamal. Tubuh putih bersih yang hampir terbentuk, dapat terlihat jelas meski cahaya kamar terlihat remang-remang.     

Setelah melempar baju piyama itu ke lantai, Rio melepaskan ciumannya. Sorot matanya kini beralih pada pangkal selangkangan Jamal yang terhalang oleh celananya. Kedua telapak tangannya mengulur meraih bagian pinggang celana, lalu menariknya turun dengan gerakan tergesa. Hanya dalam beberapa detik saja, celana itu lolos dari kaki Jamal, namun masih menyisakan celana dalam yang menutupi area pribadinya.     

Tanpa meminta ijin dari sang pemakai celana dalam, Rio menarik turun celana dalam itu hingga terlepas dari kaki suaminya-- membuat Jamal kini telanjang bulat, tanpa sehelai benang pun.     

Tubuh gagah dengan lekukan otot- ototnya yang sudah banyak terbentuk, menambah kesan seksi pada diri Jamal. Cowok itu semakin terlihat menggairahkan, jika sedang berdiri, tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh perkasa nya.     

Debaran dada Rio semakin tidak terkontrol, deru napasnya memburu melihat kejantanan Jamal sudah menegak keras, mengacung ke arah wajahnya.     

Jangan lupakan posisi Rio yang masih duduk di tepi ranjang, dengan keadaan setengah telanjang. Sedangkan Jamal berdiri tepat di hadapan Rio, dengan kondisi tanpa busana, telanjang bulat.     

Menggunakan wajahnya Jamal menunjuk penisnya sendiri. "Dia kangen banget..." aku Jamal ditengah debaran dada yang juga semakin kencang. "Pengen masuk..."     

Rio hanya mengulas senyum, tanpa berpikir panjang, telapak tangannya meraih benda berbentuk lonjong itu dalam genggaman menyisakan bagian kepala penisnya saja. Kemudian ia memangkas jarak antara hidungnya, yang lurus dengan kepala penis milik Jamal. Rio memejamkan mata, begitu lubang hidungnya bersentuhan dengan ujung kepala penis yang terlihat keras, namun lembut saat bersentuhan.     

Menggunakan ujung jemari, Rio menyeka tetesan air percum yang keluar dari lubang kepala penis, menempel di atas bibirnya.     

"Aakh..." desah Jamal begitu ia merasakan lidah Rio menyapu dengan gerakan lincah, di bagian sensitifnya. "Aaah..." remaja itu membuka lebar kakinya, kepalanya mendongak merasakan nikmat, bercampur geli, dari permainan lidah Rio, di sekitar kepala penisnya.     

"Oookh... enghm..." setelah kembali mendesah, Jamal menggigit bibir bawah saat merasakan kepala penisnya sudah berada di dalam mulut, sedang di hisap kuat oleh Rio. "Agh... masukin aja Yo, mentokin." Nada suara Jamal terdengar gemetar akibat menahan nikmat yang sedang ia rasakan.     

Tidak menunggu lama, perintah Jamal langusng ia kabulkan. Rio langsung membuka mulut, memasukan batang penis Jamal sampai mentok pada pangkalnya lalu menghisapnya kuat, hingga menimbulkan suara.     

"Akh..." hal itu tentu saja membuat kaki Jamal mengejang. "Ooogh " mulutnya terbuka membentuk huruf O. "Hssssst... Ooogh..." sensasi nikmat yang luar biasa juga membuat mulutnya mendesis.     

Kedua telapak tangan Jamal meraih kepala Rio meremas kuat rambutnya, lalu menekannya ke depan. Bersamaan dengan itu, ia juga mendorong kuat pantatnya, hingga membuat ujung penisnya, menusuk di tenggorokan Rio.     

Sambil memegangi kepala Rio, Jamal merunduk, melihat batang penisnya yang sedang keluar masuk dari dalam mulut Rio, akibat bokong yang ia gerakan secara maju mundur. "Ooogh... Ooogh.... Hsssst..." suara desahan dan desisan mengiringi tiap-tiap gerakan bokong nya. "Engmh... Aagh... Aagh... Aagh.... Enghm..."     

"Enghm... enghm.... enghm..." tidak berbeda dengan Jamal, Rio juga mendesah. Hanya saja suaranya tertahan karena mulutnya di penuhi batang penis milik Jamal. "Enghm... enghm.... enghm..." kepalanya bergerak maju mundur, mengimbangi gerakan dari bokong Jamal. Sesekali ia menghisap kuat batang penis di dalam mulutnya, saat sang pemilik penis menekankannya kuat, lalu mendiamkan selama beberapa saat di tenggorokan. Ia juga harus menumpahkan ludah, melumuri batang penis Jamal supaya licin, untuk mudahkan penis itu bergerak maju mundur di dalam mulutnya.     

Aroma jantan yang menyeruak dari selangkangan Jamal, membuat Rio semakin agresif dan bergairah. Telapak tangan kiri ia gunakan untuk meremas bokong montok milik Jamal, sedang telapak tangan bagian kanan ia letakan di dekat pangkal penis, sambil merasakan lembutnya bulu-bulu hitam yang menyentuh kulit telapak tangannya.     

"Aagh... Aagh... Hssssst... Ooogh..."     

"Enghm... enghm... enghm..."     

Dari suara desahan yang terdengar berbeda, seakan memberi tahu bahwa keduanya sedang menikmati posisinya masing-masing.     

"Aah, Aakh, Aakh," nada desahan Jamal terdengar lebih cepat, mengikuti bokong yang ia gerakan semakin kencang. "Aaa....kh..." ia mendesah panjang sambil menekan kuat bokongnya, mendiamkan lagi di tenggorokan Rio.     

"Enghm..." gerakan agresif Jamal membuat mulut Rio sedikit kesulitan mengimbanginya. "Engmh...." ia kembali menghisap kuat benda tumpul itu hingga membuat kedua pipinya tirus saat pemiliknya sedang menekannya kuat.     

"Aagh.... " hal itu tentu saja membuat Jamal kembali mendesah panjang. Sesaat kemudian, "aagh," Jamal mendesah singkat sambil mencabut keluar batang penisnya, dari dalam mulut Rio.     

Di tengah napas yang terengah, Jamal mengulas senyum menatap Rio yang juga sedang menatap dirinya. Kemudian remaja itu menjatuhkan tubuhnya, berdiri menggunakan lutut di hadapan Rio. Tanpa sepata kata, Jamal meraih celana Rio di bagian pinggang, lalu menariknya turun, dengan gerakan tergesa.     

Peka dengan maksud suaminya, Rio mengangkat bokongnya, memudahkan Jamal untuk meloloskan celana, berikut celana dalamnya, dari kakinya-- membuat ia kini menjadi telanjang bulat, sama seperti Jamal.     

Sama seperti milik Jamal, batang penis Rio juga terlihat mengacung keras.     

Setelah melempar celana Rio ke lantai, Jamal kembali beranjak dari jongkok, sambil mengangkat pundaknya, mengajak berdiri.     

Dan kini, dua laki- laki yang sudah sah berstatus sebagai suami istri itu, telah berdiri saling berhadapan dalam keadaan tubuh sama- sama telanjang bulat.     

Jamal mengulas senyum. Menggunakan telapak tangan ia membingkai wajah Rio, lalu-- Cup, ciuman singkat namun tetap terasa nikmat, mendarat di bibir manis milik Rio.     

Kemudian Jamal memutar tubuh Rio menghadap ke arah ranjang, membelakangi dirinya. Tangan kekarnya menekan kuat punggung Rio hingga membuatnya membungkuk.     

Paham dengan apa yang akan dilakukan suaminya, Rio hanya pasrah mengikuti arahan Jamal. Cowok telanjang bulat itu menjatuhkan kedua tangannya di atas kasur, untuk menyanggah tubuh, membentuk posisi menungging-->     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.