Cowok Hamil

Jamal agresif



Jamal agresif

0--> Setelah melihat Rio dalam posisi yang ia inginkan-- menungging, Jamal kembali menjatuhkan tubuh, berdiri menggunakan kedua lutut. Posisi wajahnya, tepat berada di belakang bokong putih mulus milik Rio. Melihat bongkahan bokong itu, debaran di dada Jamal bertambah lebih kencang. Setelah menelan ludahnya susah payah, kedua telapak tangannya meraih dua bokong bulat itu, lantas membuka belahannya. Menggunakan lidah, Jamal membasahi bibir bawahnya. Kelopak matanya tidak berkedip menatap penuh nafsu pada bibir anus yang begitu rapat menutup lubang.     

Bersama napas memburu, dan gerakan tergesa, Jamal mendekatkan wajahnya, pada belahan bokong tersebut, hingga mulutnya berakhir mendarat di bibir anus milik Rio.     

"Aaakh..." Hal itu membuat Rio sedikit tersentak dengan rasa nikmat yang datang secara tiba-tiba. "Aakh... Aakh. " Tubuh cowok itu mengejang, aliran darah semakin keras pada saat Jamal menenggelamkan wajah pada belahan bokongnya. "Aakh... Aakh.... Aaakh." Rasa nikmat itu memaksa Rio terus mendesah, hingga membuat wajahnya berkerut, merasakan sensasi yang solah membawanya terbang melayang.     

"Enghm... enghm.... enghm." Di belakang bokong Rio, dengan agresif Jamal menekan- nekan mulut tepat di selaput bibir anus yang selalu sukses membuatnya terpuaskan. Sesekali remaja itu mengeluarkan ludahnya, membasahi sekitar belahan bokong yang sedang ia remas kuat.     

"Cuuh." Jamal kembali meludah tepat di lubang anus milik Rio.     

Kemudian ia menjulurkan lidah, menyapu dengan gerakan naik turun di sekitar belahan bokong yang baru saja ia berikan ludah. "Engmh... enghm... enghm."     

"Aaakh... Aakh..." Kaki Rio terasa lemas, menahan nikmat yang sangat luar biasa. "Ooogh." Mulutnya terbuka membentuk huruf 'O', sedangkan wajah terlihat semakin berkerut.     

Telapak tangan Jamal semakin kuat melebarkan belahan pantat Rio. Kemudian ia kembali menjulurkan lidah, lalu menempelkan ujung lidahnya tepat di lubang kenikmatan milik Rio.     

"Aaaakh..." sentuhan ujung lidah Jamal pada lubang anusnya, sukese membuat Rio kembali mendesah. "Aaaakh." Ditambah dengan gerakan ujung lidah yang menari- nari, memuat desahan Rio semakin terdengar panjang. "Eeenghh.."     

Jamal menegangkan lidah, menempelkan ujungnya tepat di lubang anus, lalu menekannya kuat hingga setengah lidahnya tenggelam masuk di dalam sana.     

"Aaakh." Ujang lidah yang menggelitik di dalam lubang anusnya, rasanya luar biasa indah, jadi wajar jika mulut Rio tidak berhenti mendesah panjang.     

"Huuft," Jamal menghela napas.     

Setelah puas memberikan rasa nikmat di lubang anus, cowok itu kembali berdiri. Lalu tangan kekarnya menekan kuat punggung Rio, hingga membuat bagian dadanya tubuhnya ambruk tengkurap, di atas kasur.     

Rio menelan ludah, napasnya masih terdengar memburu. Rasa nikmat yang baru saja ia dapatkan, membuat dirinya seperti kelelahan. Ia mengambil guling yang tergeletak di atas kasur, lalu ia gunakan untuk bantalan wajahnya.     

Di belakang bokongnya, Jamal sedang berdiri tepat di belakang bokong Rio. Telapak tangan sebelah kanan ia gunakan untuk meremas pantat bulat milik Rio, sementara telapak tangan kiri ia gunakan untuk menggenggam batang kejantanannya, menyisakan kepala penis.     

Lagi, Jamal menelan ludahnya susah payah. Sorot matanya menatap penuh birahi, pada lubang anus yang akan membawanya terbang melayang.     

Secara perlahan Jamal mendekatkan ujung kepala penisnya, pada bibir anus milik Rio. Setelah ujung kepala penis menempel tepat di lubang anus, "Eegh..." Jamal mengerang sambil mendorong pinggulnya hingga bagian kepala penis tenggelam masuk ke dalamnya.     

"Akh..." Rio meringis sambil menyembunyikan wajahnya di atas guling. Benda bulat yang ia rasakan di dalam lubangnya, terasa merobek selaput, membuatnya sedikit kesakitan.     

"Eegh..." Jamal kembali mengerang, mendorong lagi pinggul, membuat setengah batang penisnya masuk ke dalam lubang Rio. "Eengh... Eengh... Engh..." hal itu ia lakukan sampai beberapa kali, hingga akhirnya, "Eeeeeghh..." Ia mengerang panjang saat seluruh batang penisnya berhasil menembus masuk ke dalam lubang anus milik lelaki kesayangannya.     

"Aaau.." mulut Rio meringis, begitu merasakan benda tumpul milik Jamal, memenuhi lubang anusnya. Entahlah, meski sudah sering melakukannya, tapi rasa sakit selalu ia rasakan tiap kali memulainya.     

Jamal menghela napas, ia terdiam, merasakan hangat dari lubang sempit yang menjepit seluruh batang penisnya. Cowok itu melebarkan paha kekarnya, kedua telapak tangan ia gunakan untuk mencengkeram pinggang Rio. Setelahnya kepalanya merunduk melihat pangkal batang penisnya yang masih tenggelam di lubang itu. Kemudian, "engh..." ia mendesah sambil menarik mundur bokongnya. "Engh..." ia juga mendesah saat mendorong ke depan bokongnya.     

Gerakan maju mundur pada bokongnya ia lakukan berulang- ulang, dengan perlahan sambil merasakan sensasi nikmat yang tiada tara.     

"Aakh... Aakh..." Bersamaan dengan itu, mulut Rio masih meringis. Rasa sakit itu masih ia rasakan pada saat benda berbentuk lonjong itu mengesek- gesek selaput anusnya dengan gerakan maju mundur di dalam sana. Namun seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit rasa perih itu mulai berkurang, dan berubah menjadi rasa nikmat. "Aakh... Aakh..." Rasa sakit yang sudah berganti menjadi nikmat, membuat ia kembali mendesah. Bahkan, penis yang tadi sempat mengecil, kini kembali menegang keras.     

Perlahan Rio mulai menggerakkan pantatnya mengimbangi gerakan benda berbentuk lonjong yang menusuk-nusuk lubangnya. "Aaakh... pah..." panggil Rio di tengah desahannya.     

"Agh... iyah..." sahut Jamal. Sorot matanya lurus menatap wajah Rio, sedangkan pantatnya tidak berhenti bergerak maju- mundur.     

"Kuatin..." Rio menggigit bibir bawahnya.     

Perintah Rio membuat Jamal mengulas senyum. "Aakh..." Cowok itu menekan lebih dalam bokongnya, hingga membuat ujung kepala penis sampai pada titik prostat di dalam lubang Rio. Ia kembali melebarkan paha, mengatur Posisi nyaman untuk memberikan serangan kuat seperti yang diinginkan Rio.     

"Aaagh..." Jamal kembali mendesah sambil menarik perlahan batang penis menyisakan kepala penis tetap berada di dalam. Setelah itu "Eeenghm..." ia mengerang sambil mendorong kuat bokongnya.     

"Aaakh..." hal itu sukses membuat Rio kembali mendesah panjang.     

Lagi, Jamal menarik batang penis, lalu mendorongnya dengan tenaga lebih. "Aaakh... Aaakh Aaakh. " Desahan demi desahan mengiringi tiap- tiap dorongan kuat, dengan gerakan cepat. "Aakh ...Aakh... Aakh." Jangan lupakan kedua tangan Jamal yang mencengkeram pinggang Rio. Kedua tangan kekar itu juga ikut membantunya mendorong maju mundur tubuh Rio, yang masih dalam posisi menungging.     

"Aaakh... Aaakh... Aaakh. " Dorongan kuat pada bokongnya, membuat tubuh Rio terhentak- hentak. Kenikmatan yang tengah ia rasakan juga membuat wajah nya memerah.     

"Aaakh... enghm... Aaakh..." gerakan cepat dengan dorongan yang kuat, masih terus berlangsung. Hingga beberapa saat kemudian, "Aaaaaaaaakh." Jamal mengerang panjang, sambil menekan lebih dalam lagi bokongnya mendiamkannya selama beberapa saat.     

Jamal menghela, aktivitas barusan menguras banyak tenanganya, membuat dirinya merasa lelah, namun belum mencapai pada apa yang ia tuju.     

Masih dalam keadaan penis yang menancap di lubang Rio, Jamal mengatur pernapasannya. Rasa lelah itu juga membuat punggung lebarnya bergerak naik turun.     

Di tambah dengan AC yang ia matikan, membuat udara kamar semakin terasa panas. Keringat dingin sudah keluar membasahi sekujur tubuh telanjangnya, membuat tubuh kekar itu, terlihat licin mengkilap.     

Tidak berbeda dengan Jamal, tubuh Rio yang masih dalam posisi nungging, juga sudah bersimbah keringat dingin. Cowok itu mengatur pernapasan, sambil merasakan benda lonjong yang masih berada di dalam lubangnya.     

Sesaat kemudian, masih dalam posisi penis menancap, Jamal membungkuk mengulurkan tangan, meraih pundak Rio, lalu perlahan menariknya.     

Seperti sudah paham dengan maksud Jamal, Rio hanya pasrah, mengikuti tarikan tangan kekar itu membuat ia berdiri, hingga punggung nya berakhir menyandar di dada bidang milik Jamal-->     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.