Cowok Hamil

Sukuri apa yang kita miliki



Sukuri apa yang kita miliki

0Yang dikatakan sama ibu Marta tempo hari, ternyata benar. Kalau sudah menikah dan punya anak, seburuk apapun sifat lako-laki pasti akan berubah menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Secara tidak langsung nalurinya akan berjalan dengan sendirinya, dituntun alami berubahnya status dalam hidup.     

Pun juga dengan Jamaludin. Anak semata wayang dari pengusaha paling sukses di daerahnya. Terkenal bad boy, dan disukai banyak wanita.     

Terbukti dari sikapnya yang begitu posesif terhadap anaknya, meskipun masih berada di dalam perut Rio. Kemudian, walaupun dengan terpaksa dan malas, remaja itu berhasil membersihkan meja, dan mencuci piring bekas ia dan Rio makan. Tidak hanya itu, Jamal juga tidak ragu mengepel lantai dapur yang terlihat kotor. Padahal sebelumnya remaja Jamal sama sekali tidak pernah menyentuh pekerjaan semajam itu, bahkan tidak peduli.     

Jamal membuang napas legah, setelah selesai mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan sama Rio. Kemudian Ia berjalan ke arah lemari es, untuk mengambil sebotol air mineral. Setelah mendapat apa yang ia butuhkan di dalam kulkas, dalam keadaan tubuh yang berkeringat, ia berjalan kembalu ke arah meja makan sambil membawa sebotol air dan satu gelas kosong.     

Sesampainya di dekat meja, Jamal meletakan gelas dan sebotol air. Kemudian terlihat Jamal susah payah, telapak tangannya merogoh saku celana jeans untuk mengambil sesuatu yang ia sembunyikan di dalam sana.     

Setelah berhasil mengambil dua benda, seperti botol kecil, dari dalam saku jeansnya, Jamal menatap benda itu dengan seksama sambil membaca tulisan yang tertera di sana.     

Tulisan yang tertera pada botol kecil yang pertama.     

Cukup di minum setiap akan tidur, dalam dua minggu penis anda akan membesar.     

Setelah membaca petunjuk pemakaian pada botol berisi kapsul pembesar alat kelamin, Jamal meletakan botol itu di atas meja, lalu ia membaca petunjuk pada botol kecil yang berikutnya.     

Petunjuk pemakaian.     

Oleskan secara merata pada penis anda setiap akan tidur. Dalam satu minggu, lihat dan rasakan hasilnya. Dijamin pasangan anda akan puas!     

Menarik napas dalam-dalam, kemudian Jamal hembuskan secara perlahan. Ia mengamati dua botol, obat pembesar alat vital yang ia beli dari iklan yang tertempel di tiang lampu merah, tadi sore.     

Sebenarnya pada saat ia melakukan COD untuk mendapatkan obat tersebut, si penjual menawarkan jasa supaya Jamal melakukan urut, sekaligus mengajari cara mengoles obat tersebut. Tapi karena si penjual yang berjenis kelamin laki-laki itu terlihat genit dan melambai, Jamal merasa takut. Tatapan penjual yang seolah ingin menerkam dirinya, membuat tubuhnya merinding disko. Oleh sebab itu setelah melakukan transaksi pembayaran, remaja Jamal buru-buru kabur. Ia lebih memilih melakukannya sendiri di rumah, tentu saja tanpa sepengetahuan remaja cowok yang sudah berstatus resmi sebagai istrinya.     

Jamal mendongakan kepalanya ke arah pintu kamar, memastikan apakah pintu sudah tertutup rapat atau belum. Ia membuang napas legah lantaran pintu tertutup rapat, dan sepertinya orang yang berada di dalam sana sudah tidur. Jadi Jamal bisa memakai obat itu dengan leluasa tanpa sepengetahuan Rio. Aman.     

Menarik napas dalam-dalam, kemudian Jamal hembuskan secara perlahan. Ia terlihat ragu-ragu mengambil botol berisi obat pembesar alat kelamin berbentuk kapsul. Sebenarnya, jauh di dalam hatinya, Jamal merasa tidak yakin akan mengkonsumsi obat tersebut. Ia merasa takut dengan efek samping yang mungkin saja bisa terjadi.     

Menatap obat tersebut, Jamal terdiam sambil berpikir selama beberapa saat. Ia mendengkus, merasa kesal pada dirinya sendiri. Untuk apa ia melakukan itu? Toh selama ini juga sudah banyak cewek-cewek yang berhasil ia taklukkan. Tidak ada satupun cewek yang berani mencibir dengan ukuran alat vitalnya yang kata Rio kecil. Jadi untuk apa Jamal melakukan itu. Ia kembali terdiam, dan semakin ragu untuk menggunakan obat tersebut.     

"Hah..."     

Jamal membuang napas gusar. Tiba-tiba saja cibiran Rio yang mengatakan ukuran alat vitalnya kecil terngiang di benaknya. Hal itu sukses membuat ia terprovokasi, ingin segera membesarkan alat vitalnya. Entahlah, kalimat Rio benar-benar membuat dirinya terthok, dan tidak percaya diri.     

Tanpa berpikir panjang, Jamal menuangkan air mineral kedalam gelas. Kemudian, masih dengan ragu-ragu, remaja itu mulai membuka botol berisi kapsul pembesar alat vital tersebut.     

Grek...!     

Deg!     

Suara pintu kamar yang tiba-tiba dibuka oleh Rio, membuat Jamal tersentak kaget, hingga menjatuhkan botol dan menumpahkan setengah kapsul yang berada di dalamnya. Remaja itu menelan ludah, sambil menatap Rio yang sedang berjalan mendekat padanya.     

"Ngapain sih lu, ngagetin gue aja!" kesal Jamal. Wajahnya terlihat tegang dan juga gugup.     

"Gue haus, mau minum. Sekalian ngecek lu udah ngerjain yang gue suruh belum." Rio berbohong, sebenarnya ia punya tujuan lain.     

Jamal terlihat buru-buru mengumpulkan beberapa kapsul yang tercecer di atas meja, saat melihat Rio semakin dekat dengannya.     

Namun sayang, keberuntungan sedang tidak berpihak kepada Jamal. Belum selesai ia mengumpulkan kapsul tersebut, Rio sudah berdiri tepat di sampingnya untuk mengambil sebotol air yang ditaruh di atas meja oleh Jamal barusan.     

Rio mengerutkan kening ditengah ia akan mengambil sebotol air mineral. Manik matanya melihat botol kecil, dan beberapa kapsul yang tercecer di dekat botol kecil tersebut.     

"Ini apaan?" Rio meletakan kembali botol berisi air mineral, lalu mengambil botol kecil yang membuat dirinya penasaran.     

"Kepo! Bukan urusan lu," sergah Jamal. Dengan wajah yang tegang ia merampas paksa botol berisi minyak oles dari tangan Rio, lalu buru-buru memasukkannya kedalam saku celana jeansnya.     

Namun sayang, lagi-lagi nasib baik belum mau berpihak kepada Jamal. Terlihat Rio dengan gesit mengambil botol berisi kapsul yang masih tergeletak di atas meja. Lantaran tidak ingin dirampas kembali, Rio menjauhkan dirinya dari Jamal, sambil membaca tulisan yang tertera pada sisi botol kecil tersebut.     

Kening Rio langsung berkerut saat sudah membaca tulisan tersebut. "Astaga! Lu ngapain make beginian?!" Ucap Rio sambil menatap heran ke arah Jamal. "Buat apa?"     

"Balikin, bukan urusan lu," ketus Jamal. Ia berjalan mendekati Rio, lalu merampas paksa botol itu dari tangan remaja itu.     

Lantaran sudah mengetahui benda itu, Rio membiarkan Jamal merampasnya begitu saja benda itu. Remaja itu hanya mendesis, sambil menggelang-gelengkan kepalanya heran.     

"Bego!" Cetus Rio kemudian. "Ternyata lu benar-benar bego. Ngapain sih lu make kayak begituan? ati-ati lu, bahaya! Elu nggak tau kan apa efeknya nanti. Sekalipun obat itu berkhasiat, gue yakin itu enggak akan bagus. Lu juga enggak tau kan, siapa yang bikin obat itu?"     

Jamal hanya diam, menatap Rio dengan tatapan yang sulit di artiakan. Dadanya begerak naik turun, napasnya juga memburu akibat emosi dan rasa malu yang bercampur menjadi satu di hatinya.     

"Lu mau nunjukin sama gue, kalo ukuran punya lu gede?" Menarik sebelah ujung bibirnya, Rio tersenyum menceng seraya berdecak.     

Bola mata Jamal memanas. Kalimat Rio membuat dirinya seperti tak berharga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.