Pamanku Kesalahanku

Diantarkan Sendiri



Diantarkan Sendiri

0

Dengan pemikiran bahwa Ibunya yang sendirian, sudah pasti kali ini Ibunya tidak akan bisa melarikan diri. Untungnya, masih ada putranya di sini.

Kemudian Latiao memegang tangan Ibunya, tiba-tiba ada suasana hati seorang ayah yang merasukinya. Latiao pun tidak bisa menahan helaan napas...

Ia merasa seperti ada beban yang berat di pundaknya. Tidak hanya untuk mencegah musuh, tetapi juga untuk mengatur perasaan orang tuanya. Ini terlalu sulit bagi Latiao.

Mo Yangyang mengambil dua langkah dan ia pun langsung meraih putranya, "Ah... Ada seseorang di pintu gerbang, kalau begitu..."

Latiao berhenti dan menatap Mo Yangyang, "Apa yang Mama takutkan? Mereka tidak mencarimu, jadi biarkan saja dia memblokirnya!"

Mo Yangyang membuka mulutnya dan tidak tahu bagaimana mengatakannya. Ia ingin mengatakan bahwa orang yang menghadang itu memang sedang menghadangnya namun ia merasa ragu.

"Ini... Aku... Aku..."

Latiao pun berpikir, lupakan saja, lebih baik tidak menyulitkan Mamaku.

"Itu berarti, kita tidak berjalan menuju pintu gerbang, kan?" Kata Latiao sambil tersenyum.

Mo Yangyang hanya bisa tertegun, "Hmm?"

Karena Latiao sudah tahu tentang Xie Xize, sehingga ia tidak akan membawa Ibunya kepada Xie Xize. Jika mereka keluar dari rumah sakit, maka ia punya cara...

Ada sebuah gedung rawat inap baru sedang diperluas di belakang rumah sakit. Sebuah pintu dibuka khusus di dinding untuk mengangkut bahan konstruksi. Jadi tidak ada pengawasan di sana.

Latiao dengan santai mengajak Mo Yangyang pergi dari sana.

Ayah murahan, sampai jumpa lagi. Batin Latiao.

-

"Maaf, Tuan. Kami telah memeriksa seluruh rumah sakit. Tetapi kami tidak menemukan wanita yang Anda katakan, dan kami tidak menemukannya di pintu masuk dan keluar rumah sakit."

Pengawal itu menundukkan kepalanya dan bicara dengan gemetar di depan Xie Xize. Kemudian Xie Xize menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri. Tehnya sejernih air biru yang diwarnai di musim semi, namun ia tidak meminumnya.

Sesaat kemudian, Xie Xize berkata, "Terus cari. Perhatikan stasiun kereta api, bandara, halte dan terminal."

Xie Xize sama sekali tidak meragukan intuisinya. Selama bertahun-tahun, Xie Xize tidak pernah berhenti mencari Mo Yangyang. Namun, menurut petunjuk tiket yang Mo Yangyang beli saat itu, Xie Xize mencarinya di selatan. Tetapi ia tidak ada petunjuk sedikit pun, wanita itu seolah menghilang ditelan bumi.

Pengawal itu ragu-ragu sejenak dan berkata, "Baik..."

"Tuan, anak itu... Sudah pulang. Ini rekam medisnya."

Xie Xize mengerutkan keningnya, "Sudah pulang..."

Saat melihat catatan medis itu Xie Xize membaca nama anak kecil tersebut, "Han, Wei, Lan..."

-

Setelah kembali ke rumah, Kakek dan Nenek Han berteriak sambil menggendong Latiao dengan penuh kasih sayang. Mereka berkata bahwa Latiao menjadi kurus akhir-akhir ini.

Saat itu Mo Yangyang duduk di samping mereka dengan keadaan masih terkejut dan kepanikan di hatinya belum hilang.

Dalam hati Mo Yangyang berdoa dan berharap Xie Xize cepat pergi dari kota ini, sehingga ia bisa menjalani hidup dengan tenang. Dan jika hari ini terus berlanjut, ia akan benar-benar terkena serangan jantung!

Setelah tinggal di rumah selama dua hari, perasaan Mo Yangyang baru sedikit pulih. Hingga saat ini restoran masih belum dibuka selama beberapa hari. Jika tidak dibuka lagi, maka pelanggan akan pergi.

Mo Yangyang berpikir, mungkin Xie Xize telah pergi dari kota ini. Bagaimana pun juga Xie Xize adalah pria yang sangat sibuk, sehingga tidak bisa tinggal di kota kecil Jinchuan terlalu lama.

Pada siang hari, adik Yuanyuan yang membantu di kasir di toko, dengan gembira berkata kepada Mo Yangyang, "Kak Yangyang, kita baru saja menerima pesanan antar. Ada banyak pesanan, tapi kita harus mengirimkannya dalam waktu satu jam."

Mo Yangyang melihat daftar pesanan itu dan berkata, "Tidak banyak pelanggan hari ini. Aku akan mengantarnya sendiri."

Setelah Mo Yangyang membuat pesanan dan membungkusnya, ia sendiri yang mengantarkan pesanan itu menggunakan motor listrik. Ketika Mo Yangyang sampai di alamat hotel yang tertulis, ia pun menyembunyikan bel pintu kamar tersebut.

Setelah beberapa saat, pintu terbuka dan seorang pria muda dengan kulit lebih gelap berkata, "Halo, apakah Anda Tuan Wu? Ini pesanan Anda!"

Pria itu hendak mengambil pesanan makanan sambil tersenyum, setelah ia melihat orang yang ada di belakang punggung Mo Yangyang, raut wajahnya tiba-tiba berubah dan bicaranya tergagap, "Doktor Xie.... A… Anda kembali?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.