Pamanku Kesalahanku

Urus Mayatku



Urus Mayatku

0

Sebelum matahari mulai terbit, raut wajah Mo Yangyang tampak begitu pucat dengan pakaiannya juga tampak berantakan. Tatapan matanya terlihat kebingungan dan ketakutan, kemudian ia pun bergegas keluar dari hotel.

Tanpa sadar Mo Yangyang terus menggertakkan giginya sepanjang waktu karena ketakutan. Saat ini ia merasa lebih takut dibandingkan pada saat dirinya yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah divonis dokter bahwa ia hanya memiliki waktu tiga bulan saja untuk bertahan hidup.

Mo Yangyang pun kembali ke kontrakan Lan Dongzhi, kemudian ia memeluknya, "Lan Dongzhi, aku akan mati!"

Lan Dongzhi menarik lengan Mo Yangyang sembari berkata, "Kamu memang akan mati. Jangan bilang kamu tidak berhasil."

Mo Yangyang menggelengkan kepalanya, "Tidak, kamu tidak mengerti, yang aku maksud adalah aku... aku... Jika kamu bangun dan mendapati bahwa pria yang berbaring di sebelahmu adalah Xie Xize, Kamu..."

Ketika mendengar Mo Yangyang berkata seperti itu, wajah Lan Dongzhi seketika langsung tampak sangat pucat.

Kemudian Mo Yangyang mengambil tangan Lan Dongzhi sembari berkata, "Tolong aku, carikan tempat untukku, biarkan aku mati dengan tenang."

Tidak ada yang tahu betapa terkejut dan ketakutannya Mo Yangyang ketika ia bangun pagi ini dan melihat ada orang di sebelahnya. Mo Yangyang mengira dirinya adalah umpan meriam dalam drama menjijikkan, tetapi ternyata ia adalah umpan meriam dalam cerita horor.

Xie Xize adalah pria yang begitu sempurna, bahkan sampai dijuluki 'Dewa' oleh para wanita, tapi Mo Yangyang tahu bahwa Xie Xize bukanlah orang yang seperti itu. Penampilan Xie Xize memang sederhana dan elegan, tetapi sebenarnya hatinya sangat dingin dan keras kepala.

Apapun dan siapapun di mata Xie Xize seolah seperti permainan sepele. Ia memiliki IQ yang tinggi, ia bisa mengontrol segalanya dengan mudah, dan ia adalah pengendali permainan yang baik.

Jika Mo Yangyang ditangkap oleh Xie Xize... Membayangkannya saja bisa membuat orang lain menggigil, Mo Yangyang merasa lebih mati daripada harus ditangkap oleh Xie Xize.

Jari-jari Lan Dongzhi dengan kutek merah menunjuk sembari berkata, "Kamu..."

Lan Dongzhi dengan kesal memarahi Mo Yangyang, "Pergi sana, mati saja sendiri!"

Lan Dongzhi merasa seperti memiliki kantong dinamit di paru-parunya. Mulutnya terus memarahi, tapi tangannya sudah mengambil ponsel dan dengan kesal menghubungi seseorang.

"Halo, ini aku, siapa siapa siapa... Aku Ayahmu..."

"Bukankah kamu terakhir kali bilang, kamu masih ada satu kamar yang belum disewakan? Benar, aku mau menyewanya sekarang. Segera! Aku tidak peduli dengan siapa kamu nego harga sebelumnya, aku mau kamar itu selama tiga bulan, tidak boleh kurang seharipun..."

Lan Dongzhi meraih pena dan kertas yang ada di atas meja, lalu menuliskan sebuah alamat.

"Keluar dari sini sendiri." Ujar Lan Dongzhi.

Mo Yangyang awalnya merasa sangat takut, tetapi sekarang ia tiba-tiba merasa bahwa dirinya tidak begitu takut. Kemudian Mo Yangyang mengambil alamat itu sembari berkata, "Setelah beberapa bulan ke depan, datanglah untuk mengurus mayatku."

Lan Dongzhi menggertakkan giginya, kemudian ia mengambil dompet dan membukanya, lalu mengeluarkan sebagian uangnya. Saat ia mendengar ucapan Mo Yangyang, ia mengepalkan tangan dan kemudian menjejalkan uangnya ke tangan Mo Yangyang. Bahkan ia juga menjejalkan dompetnya ke pelukan Mo Yangyang.

"Pergi... Sepertinya aku benar-benar berhutang padamu di kehidupan sebelumnya, atau mungkin aku malah menjadi sustermu seumur hidupmu."

Mo Yangyang tiba-tiba memeluk Lan Dongzhi, "Dongzhi, aku pergi."

Mata Lan Dongzhi tampak memerah, dan ia pun langsung mendorong Mo Yangyang dengan kejam, "Pergi sana!"

Sepuluh menit kemudian, Lan Dongzhi menerima pesan Wechat.

Mo Yangyang: [Dongzhi, ada arloji di bawah bantal, itu adalah satu-satunya barang yang aku bawa dari keluarga Mo. Benda itu masih bisa menghasilkan uang banyak, jadi jual saja.]

[Untuk kedepannya, jangan minum terlalu banyak. Penyakit perutmu sudah sangat parah, aku tidak ingin beberapa tahun kemudian malah bertemu denganmu di alam lain.]

[Shang Lin Spring bukanlah tempat yang baik. Jika kamu bisa pergi dari situ, segera pergi dari sana.]

[Kamu harus peduli pada dirimu sendiri!]

Setetes air tiba-tiba jatuh di atas layar ponsel. Lan Dongzhi mengangkat tangannya untuk menghapus air matanya, tetapi semakin ia menghapusnya, air matanya mengalir semakin deras.

-


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.