Pamanku Kesalahanku

Kuberi Kamu Permen



Kuberi Kamu Permen

0Wajah tersenyum Latiao benar-benar menipu. Tampangnya terlihat lugu, polos seperti tidak bersalah, lembut, dan imut. Anak ini bisa menunjukkan semua sikap imutmu. Dengan memiringkan kepala dan lanjut tersenyum, ia bisa melelehkan semua pertahanan di hatimu.     

Walau demikian di saat yang sama, anak ini terlalu bersemangat dan... licik.     

Dengan wajah yang penuh tipuan, Latiao bertindak sangat licik.     

Di hadapan anak ini, Xie Xize seketika memunculkan perasaan yang sama ketika mereka bertemu waktu itu. Ia seolah-olah merasakan ada sebuah masalah yang sulit dihadapinya.      

Bahkan jika seseorang bisa menebak jawabannya, bahkan jika jawabannya ada di depannya, seseorang itu tidak bisa mendapatkan jawaban tersebut dari ucapannya.     

Bola mata kuning kecoklatan Xie Xize pun memantulkan wajah bocah yang bulat itu.     

Melihat anak itu begitu dekat, emosi yang tidak terkendali di hatinya pun menyebar lagi.     

Dengan tenggorokan yang agak kering, Xie Xize berkata, "Ku kira..."     

"Aku ini... papamu. Bukankah waktu itu kamu memanggilku seperti itu?"     

Latiao menghela napas, kemudian menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, "Paman, Anda jangan bercanda. Jangan kira karena aku masih kecil dan masih kurang membaca, Anda bisa merundungku begitu saja."     

Latiao memutar tubuhnya dengan tidak nyaman, lalu kedua kakinya tanpa sungkan menginjak paha Xie Xize.     

"Paman, dengarkan ucapanku! Aku ini bukan anak yang biasa-biasa saja. Aku ini anak yang memegang erat prinsipnya dan sangat cerdas. Ibuku bilang bahwa dia belum pernah melihat anak yang lebih pintar dariku, jadi aku sangat hebat dan tidak mungkin salah mengenali papaku sendiri..."     

Xie Xize segera menyela, "Kalau begitu, waktu itu kamu sengaja memanggilku seperti itu karena kamu tahu..."     

Latiao tidak buru-buru menyelanya, "Kejadian waktu itu hanya di luar dugaan. Paman-paman yang mengikutimu itu sangat galak dan mengerikan. Kupikir karena mereka melihatku sangat pintar dan tampan, mereka ingin menyerangku."      

"Selain itu, jaman sekarang sangat berbahaya bagi anak kecil untuk berada di luar. Aku tentu perlu meminta bantuan paman untuk melindungiku. Bukankah aku sangat cerdik?"     

Latiao mengangkat dagu dengan bangga, lalu tersenyum tanpa berpikir panjang. Sikapnya itu sangat menyebalkan seolah ingin dipukul.     

"Walaupun setelah itu bisa saja terjadi kesalahpahaman, tetapi aku masih harus berterima kasih padamu, paman. Namun… setelah aku pulang, aku sedih selama beberapa hari…,"      

"Lagi pula, memanggil orang lain dengan sebutan papa, membuatku merasa bersalah dengan papaku sendiri. Meskipun dia sudah tiada, tetapi dia tetap menjadi papaku satu-satunya."     

Latiao menatap wajah suram Xie Xize dengan terkekeh, "Akan tetapi, itu tidak akan terjadi lagi. Aku akan menghormati paman."     

Latiao berjuang untuk mengeluarkan sepotong permen dari sakunya, lalu menyerahkannya kepada Xie Xize, "Paman, ini, kuberikan permen ini untuk Paman. Terima kasih."     

Ada sebuah permen di atas telapak tangan kecilnya yang gemuk. Akibat hangatnya tubuh anak kecil ini, permen itu jadi terlihat sedikit lembek.      

Di sisi lain, hati Xie Xize sesungguhnya merasa tertekan dan tidak nyaman. Ia seolah-olah merasakan sesuatu yang dapat merobek hatinya. Pada akhirnya... membuatnya tidak berdaya.     

Semua keterampilannya menjadi tidak berdaya ketika menghadapi anak ini.     

Pada akhirnya, Xie Xize meletakkan Latiao duduk kembali.     

Latiao sedikit menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Dalam hati ia hanya bisa menggerutu dalam hati, 'Hei, orang dewasa ini sungguh merepotkan.'     

Latiao mengangkat tangannya dan dengan hati-hati mengatur pakaiannya yang kusut.     

Ia menggerakkan pantatnya lagi, sehingga duduk di tengah kursi.     

Melihat tingkah kecil Latiao, Xie Xize seperti mengenal tingkah itu, seolah-olah dirinya sedang bercermin.     

Tiba-tiba, ia tersenyum.     

Ia mengulurkan tangannya dan berkata, "Beri aku permen."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.