Pamanku Kesalahanku

Ada Dia, Hati Tenang



Ada Dia, Hati Tenang

0Jinchuan masih diselimuti kegelapan setelah pukul empat pagi. Rintik hujan mengetuk jendela mobil, mengetuk hati Mo Yangyang yang tidak bisa tenang.      

Ia merangkul Lan Dongzhi, tetapi tidak berani memeluknya terlalu erat.      

Tubuh Lan Dongzhi sangat panas, Mo Yangyang tidak berani membungkusnya dengan selimut. Ia hanya melingkarkan lengan di bahunya dan membiarkannya bersandar pada tubuhnya. Panas tubuh Lan Dongzhi seperti oven!     

Mo Yangyang terus menyeka keringatnya dengan tisu basah.     

Xie Xize duduk di kursi penumpang dekat sopir sambil memangku Latiao!     

Wajah imut Latiao terlihat kesal. Ia tidak mengatakan sepatah katapun di sepanjang perjalanan     

Tuan muda ini sedang marah, amat marah!     

Latiao benar-benar merasa bahwa dirinya seharusnya tidak berhati lembut pada Xie Xize. Lelaki tua ini terlalu cepat mengubah sikapnya!     

Wajah Lan Dongzhi memerah. Mo Yangyang merasa wajah itu sepanas alat solder. Ia tentu menyampaikan kekhawatirannya, "Paman Kelima, kurasa demam Dongzhi tambah parah."     

Xie Xize berkata "Jangan panik. Perjalanannya hanya sebentar, tidak akan membuatnya mati!"     

Mendengar itu, Mo Yangyang pun terdiam…     

Apakah Mo Yangyang masih berani menanggapinya? Apakah ucapannya itu menghibur?     

******     

Akhirnya mereka tiba di depan gedung kecil tempat penelitian Xie Xize!     

Mobil berhenti, petugas keamanan yang ada di pos jaga datang dengan cepat sambil membawakan payung!     

Xie Xize turun dari mobil sambil menggendong si Latiao kecil dan pengawalnya langsung memayungi mereka karena tidak ingin mereka basah kehujanan.     

Akan tetapi, Xie Xize menyerahkan Latiao ke pengawal lain, lalu mengambil payung dan berjalan ke pintu kursi belakang. Ia mengulurkan tangannya kepada Mo Yangyang, "Ayo turun!"     

Tangannya yang ramping tampak seputih porselen halus, memancarkan sinar yang hangat dalam keadaan cahaya yang redup.     

Pengawal sudah membawa Lan Dongzhi pergi. Mo Yangyang ragu-ragu selama dua detik, barulah meletakkan tangannya di telapak tangan Xie Xize.     

Xie Xize menggenggam tangannya, menuntunnya keluar dari mobil.     

Uap air dingin datang dari segala arah. Dalam perlindungan Xie Xize, rintik hujan yang sedikitpun tidak bisa jatuh di tubuhnya.      

Kehangatan dari telapak tangan Xie Xize seolah mengalir perlahan ke seluruh tubuhnya.     

Mo Yangyang mengangkat kepala dan melihat sosok tinggi di sampingnya. Kota ini diguyur hujan lebat, namun keberadaan Xie Xize membuat hatinya tiba-tiba merasa tenang.     

******     

Lan Dongzhi dibaringkan di atas ranjang.      

Xie Xize berkata kepada asistennya, "Siapkan suntikan untuk mengurangi demamnya, sekalian panggilkan Jiang Niancheng ke sini!"     

Mo Yangyang terkejut, "Kamu… tidak memeriksanya?"     

Xie Xize menuangkan air ke gelas miliknya lalu diberikan kepada Mo Yangyang sambil menjawab, "Bukan aku yang memeriksanya!"     

Ya, tangannya tidak ingin menyentuh perempuan lain, selain Mo Yangyang!     

Oh, satu lagi, kecuali orang mati.     

Orang mati, tidak peduli jika mayat itu perempuan, semua akan dianggap sebagai… spesimen di matanya!     

Latiao juga meminta segelas air padanya, "Lalu punyaku?"     

Xie Xize menjawab, "Gelas sekali pakainya ada di sana, ambillah sendiri."     

Tangan mungil Latiao mengepal erat, "Kamu akan menyesal!"     

Jiang Niancheng yang tadinya sebal akibat Xie Xize yang memilih untuk menemui kekasihnya, seketika langsung senang setelah asisten Xie Xize memberi tahu bahwa Xie Xize kembali. Ia langsung menjauh dari mikroskop dan berlari menghampiri.     

Sebelum memasuki pintu, ia dengan arogan tersenyum dan berkata, "Tuan Xie, bukankah kamu menemui gadismu? Kenapa kamu kembali? Hahaha, apakah kamu ditendang oleh gadis itu?"     

Mo Yangyang mendongakkan kepala sembari memandang Xie Xize yang tidak berdaya.      

Xie Xize mengulurkan tangan dan menggosok poni Mo Yangyang, "Sudah, minumlah!"     

Saat Jiang Niancheng masuk tadi, ia tidak melihat Mo Yangyang duduk di sofa. Melainkan, ia langsung melihat ke arah Lan Dongzhi yang terbaring di ranjang rumah sakit.     

Matanya berbinar, seolah-olah serigala lapar melihat kelinci di salju. Ia pun bergegas, "Sial, sial ... apakah ini spesimen baru? Kualitasnya sangat bagus?"     

"Aku tidak peduli, siapapun tidak boleh merebutnya dariku... apakah harus aku yang memimpin operasi spesimen ini?"     

Mendengar ucapan yang sembarangan itu, mata Mo Yangyang melebar. Ya, kenapa ada yang tidak beres dengan kata-kata itu?     

Mo Yangyang pun berdiri dan bergegas menghampiri, "Apa yang mau kamu lakukan?"     

Jiang Niancheng mendongakkan kepala lalu menunduk memperhatikan penampilan Mo Yangyang, "Ah, nona, untuk apa kamu kesini? Tengah malam begini, kamu tidak berusaha membuat anak dengan Tuan Xie?"     

Mo Yangyang sampai terdiam dan tertegun…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.