Pamanku Kesalahanku

Cintamu Membunuhmu (Bab Tambahan)



Cintamu Membunuhmu (Bab Tambahan)

0Lelaki itu menatap anak kecil yang mengatakan kata-kata berat dengan wajah serius itu.      

Lelaki itu dipanggil anak kecil, oleh anak kecil.      

Momen ini, sungguh terlalu aneh.      

Yang paling penting adalah, ucapan anak itu sangat serius. Dengan matanya yang jernih, suaranya jelas dan sedikit halus. Lagi pula, hal itu tampak... benar-benar menakutkan.     

Tetapi lelaki itu bereaksi sangat cepat. Ia mendorong Ji Qing menjauh lalu mengarahkan senjatanya ke Latiao, "Aku tidak perlu bertobat kepada siapapun. Karena ternyata kamu belum mati, maka aku akan mengirimmu ke neraka!"     

Ji Qing yang didorong menjauh, tangannya langsung mengambil pisau. Ia siap untuk bertindak kapan saja.     

Menghadapi moncong pistol, Latiao tampak tidak takut. Ia malah berkata, "Apakah melelahkan mengejar cinta yang tidak akan pernah bisa kamu dapatkan?"     

Tangan lelaki yang hendak menarik pelatuk itu mematung. Ia memandang Latiao dengan tatapan kaget.     

Dia adalah orang yang hidup seperti bayangan. Dia bahkan tidak memiliki kartu keluarga dan kartu identitasnya sendiri.     

Keberadaannya hanya untuk perempuan yang dipanggilnya sebagai kakak itu.     

Selama perempuan itu membutuhkannya, ia akan melakukan apa saja untuknya!     

Sangat sedikit orang yang pernah bertemu dengan lelaki itu. Terutama Latiao, yang hanya seorang anak berusia empat tahun, yang tidak mungkin baginya untuk mengenalnya sama sekali.     

Meski demikian, mengapa anak kecil itu menceritakan rahasia di dalam hatinya dengan sangat akurat?     

Latiao melanjutkan, "Kamu selalu dimanfaatkan sebagai alat oleh orang yang sangat kamu cintai. Ketika kamu dibutuhkan, dia akan sangat dekat denganmu. Tapi saat kamu tidak dibutuhkan, kamu hanya jadi seekor anjing yang tidak ingin dilihat olehnya. Itu menyakitkan, bukan?"     

Wajah lelaki itu langsung menatap suram dan menakutkan.      

Latiao menghela napas dan lanjut berkata, "Aku tidak tahu namamu, tetapi aku tahu bahwa jiwamu belum sepenuhnya terkikis menjadi jahat. Kamu masih bisa diselamatkan!"     

"Tentu saja, kamu juga bisa memilih untuk membunuhku, atau memilih untuk membiarkanku melewatimu!"     

Lelaki itu masih belum berbicara. Ia hanya menatap Latiao dalam ekspresi diamnya, tatapan matanya tajam dan menakutkan.     

Kemudian ia berkata, "Aku tidak tahu yang kamu ketahui, tetapi aku tidak sebodoh dia. Aku tidak percaya padamu."     

Latiao tersenyum, "Aku tidak pernah membutuhkan kepercayaan darimu untuk membuktikan apapun, aku hanya ingin memberitahumu bahwa kamu tidak bisa membunuhku. Dan siapa pun yang berani berbuat buruk kepada Tuhan, tentu akan mendapat hukumannya!"     

Lelaki itu tersenyum dingin, "Kalau begitu, hari ini aku akan mencobanya!"     

Latiao menggelengkan kepala, "Jangan coba-coba, kamu akan gagal!"     

Lelaki itu tetap tidak percaya. Ia maju selangkah, mengarahkan pistol ke dahi Latiao, dan jarinya sudah bersiap menarik pelatuk.     

Tiba-tiba, terdengar suara "Set!", suara pisau yang sudah menusuk tubuhnya!     

Lelaki itu membuat respon yang hampir cepat dengan menoleh dan mengangkat tangan, lalu menembak Ji Qing.      

Ji Qing yang masih berada di samping tubuh lelaki itu, akhirnya tertembak di bagian bahu. Untung saja tidak di bagian vital. Ia pun menjerit sambil menutupi bahu dan melangkah mundur.     

Tubuh si lelaki terhuyung-huyung dan ingin menembak lagi.      

Sayangnya, tiba-tiba ia merasa hidungnya terasa panas.      

Ia pun menyentuh hidungnya perlahan dan melihat darah segar ada di jarinya.      

Lelaki itu kaget. Ia hanya ditusuk di punggung bawah yang tidak menyebabkan luka fatal. Namun secara tidak masuk akal, ia malah mimisan!     

Sedetik berikutnya, lelaki ini merasa sedikit pusing, penglihatannya seperti berputar dan buram. Ia menggelengkan kepala dua kali untuk menghilangkan pusing itu. Ia juga merasa bahwa seluruh tubuhnya kehabisan tenaga dan kemudian jatuh berlutut di tanah.     

Latiao menghela napas, "Apakah kamu mati di tangan orang yang kamu cintai? Oh, manusia bodoh, kamu kira kamu setia kepada Sang Putri? Tetapi kamu tidak tahu bahwa kamu hanya orang bodoh yang telah tertipu oleh kejahatannya!"     

Napas lelaki itu mulai cepat dan tubuhnya berkedut, "Dia...Dia...tidak mungkin..."     

Latiao menghela nafas dengan penuh perasaan, "Kamu sudah diracuni ketika kamu berangkat tadi. Cintamu itu, sejak awal, tidak akan membiarkanmu kembali dalam keadaan hidup-hidup. Sampai sekarang, apakah kamu masih tidak mau bertobat?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.