Pamanku Kesalahanku

Mungkin Aku Bukan Anakmu



Mungkin Aku Bukan Anakmu

0Lelaki itu membuka mulutnya, lalu darah langsung mengalir keluar dari mulut dan hidungnya.     

Pupil matanya mulai membesar, ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dirinya sudah terselimuti oleh rasa sakit.     

Ia pun ingat, dirinya minum anggur sebelum berangkat ke sini.      

"Dia bilang, dia bilang… akan menungguku datang…."     

Ketika berbicara, sudut matanya mengeluarkan air mata.      

Ia sebenarnya sudah mulai mempercayai ucapan Latiao.      

Perempuan yang dicintainya itu sudah menghitung waktu. Setelah menyuruh si lelaki meminum anggur beracun itu, perempuan itu memperkirakan racun itu akan bereaksi setelah si lelaki membunuh Ji Qing!     

Sayangnya, perempuan itu tidak tahu bahwa Latiao masih hidup!     

Pada saat ini, pria ini memandang Latiao. Mata jernih anak itu sangat bersih, seperti malaikat dalam sebuah buku!     

Ia membuka mulutnya, seakan ingin mengatakan... 'Aku percaya padamu.' Sayangnya, racunnya menyerang begitu cepat sehingga dirinya tidak bisa lagi mengeluarkan suara.     

Latiao berkata dengan ringan, "Cinta yang kamu berikan tidak berharga di matanya. Kamu sudah sekarat, jadi untuk apa kamu harus terikat dengan seseorang yang menjadikanmu batu loncatan? Dia telah mengikatmu selama lebih dari 20 tahun, lalu apakah kamu masih mau diikat olehnya setelah mati?"     

"Dia... Dia... Dia…" Lelaki itu mencoba yang terbaik untuk mengucapkan kalimat terakhir, tetapi ketika membuka mulutnya, darah menyembur keluar dari tenggorokannya, dan napasnya menjadi semakin lemah.     

Dengan seluruh kekuatan yang tersisa, ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya.     

Ia ingin mengangkat tangan untuk memberikan benda itu kepada Latiao, tetapi begitu mengangkat tangannya sedikit, ia langsung jatuh.      

Lelaki itu kemudian memejamkan mata, juga sudah benar-benar tidak bernapas lagi!     

Latiao mengulurkan tangan, meletakkannya di dahi lelaki itu dan berkata, "Nak, lepaskan ragamu, bersihkan dosa-dosa di jiwamu, dan terbanglah ke kerajaan surga yang suci!"     

Ji Qing berpikir bahwa Latiao sedang mencoba menyelamatkan mayat hidup lelaki itu, jadi ia ikut berlutut sambil menutupi bahu yang terluka!     

Nyatanya, Latiao mengambil kartu kamar hotel dari tangan lelaki itu!     

Kalau dilihat dengan baik, raut wajahnya tidak begitu baik!     

Perempuan itu memang sangat licik. Bahkan rela membuang pisau tajam dari genggamannya!     

Ia telah menyusun rencana dengan sangat baik. Bahkan jika Latiao pergi ke hotel sekarang, ia mungkin tidak akan bisa menemukan apapun!     

Latiao menoleh, "Bawa dirimu ke rumah sakit!"     

Ji Qing menggeleng, "Aku baik-baik saja!"     

Latiao mengulurkan tangan dan menepuk-tepuk pundaknya, "Hidupmu bukan milikmu sekarang. Selanjutnya, aku masih punya banyak urusan yang membutuhkan bantuanmu."     

Ji Qing mungkin kehilangan banyak darah. Ketika dirinya bersemangat saat mendengar perkataan anak itu, ia menjadi sedikit kewalahan sehingga akhirnya jatuh dengan keras dan pingsan.     

Latiao menghela napas, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang.     

"Jemput aku di Pabrik Percetakan Kota Tua. Sekalian bawakan makanan juga, aku lapar!"     

*****     

Sepuluh menit kemudian, Xie Xize dan Mo Yangyang masuk terlebih dahulu, diikuti oleh polisi bersenjata.      

Mo Yangyang memeluk Latiao sambil menangis dan bertanya, "Bagaimana keadaanmu, sayang? Ah, apakah kamu terluka? Apakah mereka memukulmu?"     

Latiao mengulurkan tangan kecilnya dan menepuknya, "Aku baik-baik saja, Ma! Maaf telah membuatmu khawatir!"     

Ia menunjuk Ji Qing yang sedang pingsan dan berkata, "Paman itu menyelamatkanku. Jika bukan karena dia, aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi!"     

Ia juga berkata kepada polisi, "Cepat bawa dia ke rumah sakit untuk diobati."     

Dari tiga orang di tempat kejadian, satu tewas dan satunya terluka. Hanya anak ini saja yang baik-baik saja.     

Semua orang berpikir bahwa setelah mengalami hal semacam ini, anak-anak biasanya akan ketakutan dan linglung. Tetapi mereka tidak menyangka bahwa Latiao malah masih bisa memberi tahu mereka dengan jelas.     

"Paman yang mati itu, mati karena keracunan. Sebelum dia mati, dia mengatakan ada seorang bibi yang menyuruhnya untuk membunuhku. Sayangnya, dia mati sebelum mengatakan identitas bibi itu!"     

"Nah, ini kartu kamar hotel yang diberikan paman yang mati itu kepadaku, cepat kalian selidiki!"     

Polisi tertegun melihat Latiao yang mengatur mereka!     

Xie Xize membungkuk dan meletakkan tangannya yang besar di atas kepala Latiao, "Anak badung, untung kamu anakku!"     

Latiao menjawab, "Ibumu ingin membawaku melakukan tes DNA. Aku mungkin bukan anakmu!"     

Ketika pikiran Mo Yangyang masih belum pulih dari petaka ini, ia langsung meraung mendengar ucapan Latiao itu, "Xie Xize, jelaskan padaku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.