Pamanku Kesalahanku

Nak, Kamu Menang



Nak, Kamu Menang

0Xie Xize tidak bisa menjawab….     

Kebanggaan pada anaknya, tiba-tiba… memudar!     

'Bocah badung ini, apakah masih tidak bisa puas sedikit sehingga terus saja menjebak ayahnya?'     

Memahami maksud tatapan Xie Xize, Latiao menatap dengan tatapan jahat, 'Tidak bisa!'     

Xie Xize mengulurkan tangan untuk memegang tangan Mo Yangyang, lalu berkata dengan suara rendah, "Akan kujelaskan baik-baik nanti di rumah, oke?"     

Latiao dengan serius membantu ayah murahannya itu menjelaskan, "Ma, izinkan aku menjelaskan kepadamu. Nenek Xie berpikir bahwa aku bukan anak Keluarga Xie, jadi dia ingin diam-diam membawaku ke rumah Keluarga Xie untuk melakukan tes DNA. Namun dalam perjalanan… aku malah diculik."     

Mo Yangyang menarik tangannya, "Benar, anakku memang tidak ada hubungannya dengan Keluarga Xie, jadi tolong jelaskan kepada ibumu, buat dia tenang karena anakku tidak akan pernah masuk ke dalam Keluarga Xie!"     

Nenek Xie ingin melakukan tes DNA pada Latiao, yang berarti dia meragukan kualitas diri Mo Yangyang.      

Mo Yangyang tidak peduli tentang ini. Hal yan diperdulikannya adalah, mengapa Keluarga Xie berpikir bahwa keluarga mereka sangat mulia?!     

Jika Nenek Xie itu ragu, dia sebenarnya bisa mengatakannya secara langsung. Ia bisa memberi tahu Mo Yangyang dengan terus terang bahwa dirinya meragukan kualitas dirinya dan ingin mengetahui keaslian keturunan Keluarga Xie dalam darah Latiao.     

Jika Nenek Xie bisa berterus-terang padanya, Mo Yangyang tentu bisa mengerti.      

Namun tetap saja, Mo Yangyang tidak bisa menerima tindakan diam-diam seperti ini. Padahal Nenek Xie sendiri adalah seorang ibu, apakah dia tidak pernah memikirkan betapa khawatir dan takut hati seorang ibu jika anaknya hilang?     

Terlebih lagi, gara-gara Nenek Xie membawa Latiao ke luar kota, penculik jadi punya kesempatan untuk menculik Latiao!     

Mo Yangyang membungkuk untuk menggendong Latiao. Ia ingin segera pergi.      

Lagi pula, Mo Yangyang juga belum tidur semalaman ini. Dari kemarin sore sampai sekarang, ia hanya minum dua teguk air dan belum makan sama sekali.     

Sebelumnya, ia bisa bertahan dengan mengandalkan harapannya dalam mencari Latiao. Tetapi sekarang, kekhawatirannya sudah hilang, sehingga Mo Yangyang tidak bisa lagi menahan tubuhnya yang tidak bertenaga ini.      

Begitu mengambil Latiao, pandangannya tiba-tiba gelap, dan ada suara dengungan di telinganya. Saat dirinya menggendong Latiao, ia hampir jatuh.     

Untungnya, Xie Xize cepat bertindak. dirinya mengambil Latiao dengan satu tangan, sedangkan tangan satunya untuk menopang tubuh Mo Yangyang, "Jangan memaksakan diri, aku saja yang menggendongnya. Tentang masalah ini, aku minta maaf atas nama keluargaku, tetapi aku bisa menjamin tidak akan ada kejadian seperti ini lagi untuk yang kedua kalinya!"     

Mo Yangyang mendengus dan mengalihkan kepala dari Xie Xize, menunjukkan bahwa dirinya bersikap 'aku tidak mau memperdulikanmu!'     

Latiao memandang Xie Xize, sambil mengangkat bahu dan memasang wajah polos!     

Xie Xize benar-benar ingin menggigit wajah tembem anaknya itu. Iblis kecil ini lahir untuk mengalahkannya!     

"Ibumu belum makan dan belum tidur sejak kemarin sore, jadi ayo cepat kita pulang!"     

Latiao mengangguk "Oke!"     

Ngomong-ngomong, dirinya menambahkan, "Aku juga belum tidur dan aku juga belum makan apa-apa!"     

Xie Xize tiba-tiba merasa masam di hatinya. Ia masih sedikit marah dengan Latiao, tetapi sekarang dirinya bersikap seolah berkata, 'Oke, Nak, kamu menang!'     

Xie Xize menggosok-gosok rambut Latiao "Ayo pulang!"     

Mo Yangyang menyingkirkan tangan Xie Xize, lalu berbalik badan dan pergi.      

Xie Xize buru-buru mengikuti di belakang sambil menggendong Latiao. Sebelum pergi, ia berkata kepada polisi yang sibuk sepanjang malam, "Terima kasih telah mengurus masalah ini, terima kasih banyak!"     

"Dokter Xie sangat sopan. Ini memang tugas yang harus kami lakukan. Silakan Anda bawa pulang anak itu secepatnya, kejadian ini pasti membuat anak Anda tertekan!"     

Latiao tersenyum manis, "Terima kasih bapak-bapak polisi, sampai jumpa!"     

"Sampai jumpa!"     

Xie Xize keluar sambil menggendong Latiao, lalu berbisik, "Bantu aku membujuk mamamu!"     

Latiao menjawab, "Cih, membujuk perempuan yang disukai dalam situasi seperti ini saja tidak bisa, malah menyuruh anak kecil melakukannya. Apa kamu sungguh seorang laki-laki?"     

Xie Xize mendebat, "Kalau ayahmu bukan laki-laki, bagaimana kamu bisa ada?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.