Pamanku Kesalahanku

Apakah Dia Tidak Pantas Bahagia?



Apakah Dia Tidak Pantas Bahagia?

0Faktanya, Zhou Mingye sudah yakin bahwa pembunuhnya adalah He Xinyue.     

He Xinyue sepertinya sudah tidak peduli lagi dengan semuanya, sehingga ia pun tidak menutupi identitasnya sama sekali saat beraksi.      

Zhou Mingye bertanya kepada Mo Yangyang, "Apakah ada konflik antara He Xinyue dengan Anda?"     

Mo Yangyang menjawab, "Ada. Dia menyukai Xie Xize selama bertahun-tahun. Kalian bisa menyelidikinya sendiri untuk mengetahuinya. Ketika He Xinyue berada di luar negeri, ia mengejar Xie Xize selama beberapa tahun!"     

Zhou Mingye segera meminta polisi di sekitarnya untuk merekam pernyataan Mo Yangyang ini. Informasi semacam ini sudah bisa menjadi motif untuk melakukan kejahatan itu.     

Mo Yangyang juga menjelaskan, "Selain itu, dia sudah lama menginginkan lahan tempat restoranku berada. Dari beberapa bulan yang lalu, orang-orang dari Perusahaan He mulai menghubungiku dan menawari 100.000 yuan agar aku mau menandatangani kontrak…"      

"Akan tetapi… aku tidak setuju. Setelah beberapa kali membahas ini, harga yang mereka tawarkan padaku masih rendah dan tetap menolaknya!"     

"Bulan lalu, di jalan tempat restoranku berada, beberapa orang juga meninggal satu-persatu secara misterius. Beberapa orang bilang bahwa ada masalah dengan fengshui wilayah kami yang menyebabkan bisnis toko-toko di jalanan itu semakin menurun."      

"Para pemilik toko di jalan itu khawatir kejadian akan terus berlarut-larut karena bisa mempengaruhi bisnis mereka. Jadi, mereka mengambil inisiatif untuk mendatangi He Xinyue dan menandatangani kontrak. Namun, hanya aku yang masih belum menandatanganinya."     

"Beberapa hari yang lalu, tanggal 3 November, tepatnya lima hari yang lalu. Aku menemani Xie Xize ke pesta makan malam. Di pesta itu dia berkata di depan banyak orang bahwa dia akan memberiku 2 juta yuan untuk membeli restoranku, tetapi… aku memberitahu sebuah fakta yang menampar wajahnya, sehingga dia merasa malu di depan umum."     

Zhou Mingye tidak bisa tidak terkejut ketika mendengarkan deskripsi rinci dari Mo Yangyang.     

Mo Yangyang jelas sedang sedih, tubuhnya gemetar sepanjang waktu, hampir tidak bisa menahan diri. Namun pada kondisi seperti itu, ia masih bisa menceritakannya secara rapi dan detail.      

Selain itu, ia juga seolah-olah memberi petunjuk kepada mereka bahwa kemungkinan besar penyebab beberapa orang yang meninggal di jalan itu memiliki keterkaitan dengan rencana He Xinyue!     

Zhou Mingye bertanya, "Apa fakta yang Anda beritahukan padanya?"     

Mo Yangyang, "Aku memberitahunya bahwa, semua tanah di sekitar jalan itu sudah menjadi milikku!"     

Zhou Mingye dan detektif yang merekam ucapannya itu tercengang. Detektif langsung tidak tahan untuk bertanya, "Ta… tanah seluas itu…"     

Mo Yangyang menjelaskan, "Xie Xize mengalihkan nama pemilik tanah itu menggunakan namaku."     

Zhou Mingye mengangguk. Ini sudah cukup menunjukkan motif kejahatan yang dilakukan He Xinyue!     

"Terima kasih, kami pasti akan menangkap si pembunuh sesegera mungkin dan mencari keadilan untuk mendiang…" Zhou Mingye berhenti sejenak, lalu mengucapkan, "Sekali lagi saya turut berduka cita!"     

Ia bukan orang yang pandai berkata-kata dan tidak bisa memikirkan kata yang lebih banyak untuk menghibur.     

Zhou Mingye menoleh untuk melihat tempat kejadian perkara, "Tempat ini... tidak bisa ditinggali untuk sementara waktu. Apakah kalian butuh bantuan?"     

Namun tidak lama kemudian Asisten Xie Xize datang, "Terima kasih, Wakil Kapten Zhou!"     

Kemudian ia berkata dengan hormat kepada Mo Yangyang, "Nyonya, Dokter Xie menyuruh saya untuk menjemput Anda dan mengantar ke tempat tinggal sementara!"     

Mo Yangyang mengangguk.      

Ia bertanya kepada Zhou Mingye, "Bolehkah aku masuk untuk mengemasi barang-barangku?"     

Zhou Mingye mengangguk, "Boleh, silakan memakai sepatu!"     

Mo Yangyang memakai sepatu, lalu menginjak tempat Nenek dan Kakek Han tergeletak. Ia pun berjalan masuk.     

Ia berdiri di ruang tamu, melihat ke tempat yang sudah dikenalnya.     

Di atas kursi pijat, ada sebuah koran. Di sampingnya ada sebuah kacamata baca.     

Tadi malam, Kakek Han masih berbaring di kursi pijat. Ia berkata dengan gembira bahwa kursi pijat yang dibeli Xie Xize itu sangat bagus sehingga sakit punggungnya bisa sembuh!     

Di meja kecil, ada sebuah jeruk yang sudah dikupas tapi belum dimakan!     

Di telinganya seolah-olah dipenuhi dengan suara adu mulut Kakek dan Nenek Han.     

Mo Yangyang menutupi dadanya. Ia merasa sedih dan tidak nyaman, seolah-olah jantungnya terkoyak, sakit setengah mati!     

Mungkinkah dirinya tidak pantas untuk bahagia dalam hidup ini?     

Satu-satunya kehangatan yang dimilikinya di dunia ini, juga telah direnggut dengan kejam!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.