Pamanku Kesalahanku

Bibi Kelima



Bibi Kelima

0Ucapan Xie Fengmian menyebabkan Nenek Xie marah hingga mengambil asbak untuk dilemparkan padanya.      

"Bocah nakal, di rumah ini, selain paman kelimamu, siapa yang bisa menggunakan kata 'keindahan' itu?!"     

Kakak ipar tertua Xie Xize tidak membujuk, tetapi malah menambah bara api, "Itu benar, coba lihat dirimu sendiri yang buruk rupa itu. Kamu tidak tahu, saat kamu lahir, aku merasa seperti salah membawa bayi. Aku merasa kamu bukan anakku!"     

Nenek Xie menambahkan, "Semua keluarga dari yang tua sampai yang muda, jumlah orang yang menggunakan kata itu hanya bisa dihitung dengan jari. Bagaimana bisa menjadi giliranmu menggunakan kata itu?!"     

Xie Fengmian yang diejek oleh seluruh keluarga, mulai menggertakkan giginya, "Ya, aku sejelek ini, berarti Mo Shixuan jauh lebih jelek dari aku. Bagaimana mungkin aku bisa menikahinya? Selain itu... malam itu aku mabuk sampai benar-benar tidak sadar, lalu bagaimana caranya orang mabuk bisa mendominasinya? Lagi pula, aku bukan tipe orang yang tidak punya kriteria dalam memilih perempuan!"     

Tepat ketika Nenek Xie meraih bantal dan ingin melempar, Xie Fengmian buru-buru berkata, "Selain itu... aku belum memberitahumu satu hal lagi."     

"Hal apa?"     

Xie Fengmian menjawab, "Penculikan Latiao, tidak lepas dari kaitannya dengan dia. Sekarang dia ditahan di kantor polisi Jinchuan. Apa kalian tahu kenapa ibunya tidak membicarakan soal pernikahan dengan keluarga ini? Itu karena dia memiliki sesuatu yang memalukan!"     

Nenek Han gemetar, "Apakah ada hal semacam itu?"     

Kakak ipar Xie Fengmian langsung berkata, "Ya Tuhan, sungguh? Orang seperti itu, tidak boleh masuk ke keluarga kita."     

Kakak keempat Xie Xize, Xie Zhongdi, menangkap sebuah inti dari pembicaraan itu "Latiao… istri si kelima ini, punya selera istimewa!"     

Xie Fengmian mengerutkan bibirnya dan berkata, "Tidak hanya seleranya saja yang istimewa, tetapi anaknya itu, kurasa bahkan lebih licik daripada ketika paman kelima masih kecil."     

Ketika membicarakan Latiao, Nenek Xie merasa sedikit bersalah. Waktu itu, gara-gara dia membawa Latiao untuk tes DNA, anak itu malah diculik di tengah jalan.      

Nenek Xie menghela napas, "Si Kelima tidak membuatku khawatir sebelumnya. Tapi kenapa masalah besar ini malah membuatku khawatir? Sesampainya di sana, tolong kamu lihat karakter dan penampilan Mo Yangyang."     

Xie Beizhao bertanya, "Bagaimanapun dia, dia adalah pilihan Xie Xize. Jika Xie Xize menyukainya, maka biarkan saja!"     

Nenek Xie menghela napas.      

Apalagi yang bisa dilakukannya? Terakhir kali bertelepon, putra bungsunya itu mengucapkan kata-kata yang menakutkan.      

Jadi mana berani Nenek Xie bertindak lagi.      

Xie Beizhao berdiri, "Ayo berangkat!"     

Xie Zhongdi juga bangkit dan berkata, "Aku tidak punya urusan baru-baru ini, jadi aku akan ikut pergi juga."     

Kakek Xie, yang sedari tadi belum bicara, akhirnya berkata, "Pergi dan lihat kondisi Xize. Virus itu tampaknya cukup berbahaya."     

Xie Beizhao mengangguk, "Oke!"     

Xie Fengmian melambaikan tangannya, "Kakek tenang saja, aku tidak percaya ada sesuatu yang bisa menyulitkan paman kelimaku, selain bibi kelimaku!"     

Xie Zhongdi menepuk kepala Xie Fengmian, "Bocah nakal, cepat sekali kamu mengubah ucapanmu, apakah kamu telah disogok olehnya?"     

Xie Fengmian tersenyum, juga tidak memikirkannya.      

Setelah dilatih oleh paman kelima, dia tanpa sadar memanggil Mo Yangyang seperti ini.     

Xie Fengmian mengingat satu hal dan berkata, "Tidak, tapi... masakan Bibi Kelima benar-benar enak, sangat lezat...."     

Setelah Xie Fengmian ditipu oleh Mo Shixuan waktu itu, tepatnya setelah mengusir gadis itu, ia benar-benar lapar, jadi dirinya secara tidak sengaja mencicipi masakan yang dikirim Mo Yangyang.     

Ia tidak memikirkannya saat itu, tetapi baru terpikir sekarang.      

Xie Fengmian menghela napas dengan penuh perasaan, "Kalau aku bisa sering-sering memakan masakannya, jangankan menyuruhku memanggil Bibi Kelima, menyuruh memanggilnya nenek pun aku bersedia!     

Nenek Xie mengambil bantal dan akhirnya melempar bantal itu kepadanya, "Bocah nakal, aku belum mati!"     

******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.