Pamanku Kesalahanku

Dia Bangun



Dia Bangun

0Di Jinchuan, kehidupan Mo Yangyang telah kembali tenang. Namun, hanya mereka sendiri saja yang tahu bahwa hatinya masih tidak bisa tenang!     

Xie Xize dilarikan kembali ke lembaga penelitian dan masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. "Obat penawar" yang dibawa Jiang Niancheng dan rekan lainnya ternyata bukanlah obat penawar.     

Namun bagi mereka, hal seperti ini tidak membuat mereka putus asa.      

Lagi pula, mereka sungguh tidak berharap, pihak lain bisa membuat vaksin!     

Gu Fei dan yang lainnya telah menyuntikkan Xie Xize dengan obat yang mereka ekstrak sendiri. Mereka harus terus mengamati keefektifan khasiat obat tersebut!     

Mo Yangyang pergi ke lembaga penelitian setiap hari. Meskipun tidak bisa melihat Xie Xize, tetapi dirinya tetap bersikeras untuk pergi.     

Bahkan jika mereka tidak bisa melihat satu sama lain, setidaknya mereka masih berada di bawah satu atap.     

Setelah pergi ke sana, Mo Yangyang merasa sedikit lebih nyaman.     

******     

Setelah mengambil kembali jasad Kakek Han dari kantor polisi lalu mengirimkannya untuk dikremasi, hujan turun dengan deras.     

Mo Yangyang mengira dirinya akan pingsan karena menangis, tetapi air matanya sepertinya sudah habis.     

Rasanya kering dan menyakitkan, sehingga tidak bisa menangis lagi apapun yang terjadi!     

Dirinya dan Lan Dongzhi sedang menunggu di luar dengan Latiao!     

Saat membawa guci hasil kremasi Kakek Han ke aula berkabung, Lan Dongzhi berkata kepadanya, "Yangyang, hari-hari mendung pada akhirnya akan berlalu. Kita masih hidup dan harus selalu melihat ke depan!"     

Mo Yangyang mengangguk, "Ng…. aku tahu!"     

Ia tahu, orang yang masih hidup harus terus melihat ke depan!     

Ia juga tahu bahwa orang mati, tidak bisa hidup kembali!     

Ia tahu semua itu.      

Hanya saja, kehangatan dari orang yang telah meninggal itu, juga tidak mudah dilupakan.      

He Xinyue sudah mati, tetapi Mo Yangyang tidak merasakan keberhasilan balas dendam di hatinya.     

Ia hanya termenung berdiri di aula berkabung. Di sana, tatapannya hanya meratap fokus pada potret Kakek Han semasa hidupnya, yang nampak tersenyum bahagia.      

Foto itu dipilih oleh Latiao. Itu diambil ketika Kakek Han pergi ke sekolah Latiao di akhir tahun lalu. Di depan semua orang tua dan anak-anak, guru memuji Latiao dan memberi Kakek Han hadiah.     

Setelah Kakek Han pulang, ia berkata bahwa itu benar-benar momen yang paling membanggakan dalam hidupnya.     

Sejak Kakek Han berpulang, sampai sekarang,     

Latiao tidak menangis, tetapi juga tidak tertawa lagi.     

Anak yang tadinya pendiam dan tidak berisik, kini berubah menjadi lebih pendiam lagi.     

Jika ada kalanya Mo Yangyang sudah tidak ada di rumah suatu hari nanti, ia mungkin tidak mau berkata sepatah-katapun kepada orang lain..     

Mo Yangyang ingin mengobrol dengan Latiao, tetapi anak itu belum keluar dari kabut dukanya. Jadi, bagaimana dia bisa memberi tahu Latiao, 'Jangan takut, Nak. Semuanya akan berlalu dan kita akan menjadi lebih baik?'     

Pemakaman Kakek Han diatur oleh Asisten Xie Xize. Pemilihan area makam juga dilakukan olehnya.      

Setibanya di area pemakaman, langit akhirnya berubah cerah setelah bersusah payah mengusir mendung.      

Mo Yangyang memegang tangan Latiao sambil berdiri di depan batu nisan.     

Ia berjongkok, menatap Latiao, dan berkata, "Latiao, kamu harus ingat bahwa Kakek mencintaimu selamanya. Dia selalu bersamamu dan tidak akan pernah meninggalkanmu."     

Latiao sebetulnya ingin berkata, 'Mama, jika ada orang yang mau pergi, maka pergi saja. Itu hanya kata-kata untuk menipu anak-anak.'      

Tapi, ia hanya bisa mengangkat tangan kecilnya untuk mengusap pipi Mo Yangyang yang jauh lebih kurus, lalu mengangguk.     

"Ehmm… aku tahu!"     

******     

Sepulang dari pemakaman, Mo Yangyang meminta Lan Dongzhi pulang duluan.     

Ia ingin membawa Latiao ke laboratorium.     

Jiang Niancheng berlari keluar dengan bersemangat, lalu berkata kepada Mo Yangyang, "Nona, Dokter Xie sudah bangun…. Obat yang kami ekstrak sebelumnya sangat berguna. Meskipun itu bukan vaksin yang sepenuhnya matang dan masih ada banyak aspek yang perlu ditingkatkan, tetapi... ini adalah langkah terobosan, setidaknya di saat yang paling kritis, obat ini bisa menyelamatkan nyawanya!"     

Ketika Mo Yangyang mendengar ini, tangannya gemetar karena sangat gembira, "Sungguh? Bisakah aku masuk dan melihatnya? Apakah dia punya sesuatu untuk dikatakan kepadaku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.