Pamanku Kesalahanku

Mereka Berisik, Mereka Tertawa



Mereka Berisik, Mereka Tertawa

0Xie Xize menghentikan gerakannya, lalu menatap Mo Yangyang seolah dirinya terpaku di sana.     

Kata-kata Mo Yangyang itu membawa kejutan baginya, jauh lebih mengejutkan dari sebelumnya.     

Ia pun menatap perempuan itu dengan tenang, dengan tatapan mata yang semakin panas.     

Mo Yangyang tersipu ketika ditatap oleh Xie Xize seperti itu dan sedikit gugup, "Kamu... makanlah, buburnya nanti dingin."     

Sudut bibir Xie Xize naik sedikit, kemudian baru berkata, "Kalau begitu, kamu harus berusaha lebih keras!"     

Mo Yangyang mengangguk perlahan, dan berbisik, "Ng…."     

Tiba-tiba, ada sebuah benda yang diletakkan di telapak tangannya.     

Xie Xize pun meletakkan sendok itu di tangan Mo Yangyang, "Aku akan memberimu kesempatan!"     

"Hah?" Mo Yangyang tertegun. Seketika dirinya bingung cara menanggapi permintaannya itu!     

Xie Xize mengangkat dagu, "Bukankah mau memanjakanku? Jadi, aku sedang memberimu kesempatan."     

Mo Yangyang menunduk memandang sendok itu, lalu mendongakkan kepala memandang Xie Xize. Barulah dirinya mengerti maksud Xie Xize.      

Wajahnya langsung tersipu, lalu dirinya menoleh ke belakang!     

Para jomblo di belakangnya, dengan wajah lesu sehabis begadang, memandang mereka dengan penuh kebencian.     

Setelah bertemu dengan tatapan Mo Yangyang, mereka segera mengalihkan pandangan.      

Mo Yangyang meremas sendok dengan erat, lalu berbisik dengan wajah yang memerah, "Tidak enak kalau melakukannya di sini, ada banyak orang... bagaimana kalau... nanti saja saat di rumah?!"     

Tanpa diduga, Xie Xize menjawab dengan ringan, "Mereka bukan manusia."     

Mendengar itu, Jiang Niancheng tidak tahan untuk meraung, "Cukup, Xie! Apakah tanganmu patah? Kamu bahkan menyuruh seorang perempuan untuk menyuapimu bubur, kenapa kamu bisa tidak tahu malu seperti ini?"     

Wang Chu mengangkat sumpitnya, "Tidak masalah kalau kamu meremehkan para jomblo, tetapi kalau kamu menyerang fisik kami, aku tidak akan menerimanya!"     

Semua orang mengangguk satu-persatu!     

Senyum sarkastik muncul di wajah pucat Xie Xize, "Kalian sendiri yang mengakui bahwa kalian adalah jomblo, kenapa kalian menyalahkanku?"     

"Sial…."     

Xie Xize juga menambahkan, "Selain itu, hari-hari masih panjang. Kalau kalian diejek dengan level segini saja sudah tidak tahan, bagaimana nanti?"     

Jiang Niancheng mencengkeram dadanya, terlihat sedih dan sangat membenci ucapannya itu, "Bajingan…"     

Xie Xize melirik Mo Yangyang, "Kamu sudah memberi mereka makan selama berhari-hari, sedangkan aku belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya!"     

Maksud Xie Xize adalah 'Mau menyuapi atau tidak, kamu bisa menentukannya.'     

Pipi Mo Yangyang memerah, lalu ia meremas sendoknya dengan erat.     

Faktanya, ia benar-benar ingin mengatakan, 'Masih ada tenaga, kan? Mau makan tidak?'     

Namun melihat wajah kurus Xie Xize, Mo Yangyang menghela napas panjang dalam hatinya, 'Lupakan saja… ayo suapi dia.'     

Bagaimanapun, Xie Xize sangat menderita akhir-akhir ini. Jika bukan karena dirinya, Nenek Han pasti akan pergi.     

Mo Yangyang berkata, "Menunduklah."     

Xie Xize menunduk, lalu sesendok bubur menghampiri mulutnya.     

Di tengah suara-suara ratapan, Xie Xize membuka mulutnya untuk makan. Ia juga masih sempat berkata, "Ehm… agak panas."     

Arti dari sini sangat jelas, jadi Mo Yangyang pun meniupkan suapan kedua sebelum diberikan ke Xie Xize.      

Di belakangnya, banyak pasang mata para jomblo yang menatap sedih dan marah. Andai punya mata super, mereka bisa saja mengeluarkan cahaya hijau menakutkan.      

Akhirnya, "Prak!", Jiang Niancheng meletakkan sumpitnya. Lalu, ia bangkit dan berkata, "Aku tidak tahan lagi, saudara-saudara, aku mau pergi dulu. Aku khawatir jika aku berada lebih lama di sini, perlahan-lahan aku akan mati muak melihat kemesraan mereka!"     

Jiang Niancheng pun pergi.      

Setelah dia pergi….     

"Hey, bajingan! Kalau pergi, silahkan pergi saja. Tidak usah mengambil babi rebusku. Kembalikan!"     

"Sial, bahkan dia juga membawa ayam jamurku. Jiang Niancheng, bajingan kamu, kembalikan barang berhargaku!"     

Di tengah omelan geram sekelompok pemuda ini, Mo Yangyang akhirnya selesai menyuapi semangkuk bubur ke mulut Xie Xize. Ia meletakkan sendok dan keduanya tersenyum satu sama lain.     

Saat ini, matahari sore bersinar melalui jendela dan masuk ke ruangan.     

Menyinari mereka yang sedang berisik dan saling tertawa!     

Dan sepertinya butuh waktu bertahun-tahun untuk menghening!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.