Pamanku Kesalahanku

Berlutut



Berlutut

0Luo Xi berkata, "Tuan Muda Xie, apakah Anda sedang bercanda? Jika aku tahu, apakah aku masih akan menanyakannya?"     

Kemudian ia menoleh ke Mo Shixuan, "Shixuan, beritahu aku, apa benar yang dia katakan?"     

Setelah beberapa saat, Mo Shixuan mengangguk kaku, "Benar, aku telah memfitnahnya!"     

Xie Fengmian terkekeh, "Lihat, beginilah putri didikan Nyonya Mo!"     

Luo Xi tidak menanggapi. Ia hanya menundukkan kepala, lalu bahunya mulai gemetar. Ia mengepalkan tangannya, tiba-tiba menoleh dan menampar Mo Shixuan.     

Mo Shixuan jatuh ke samping akibat tamparan itu.      

Luo Xi membentaknya dengan penuh emosi, "Berlutut!"     

Gelombang kemarahan ini mengejutkan Xie Fengmian.     

Mo Shixuan seolah-olah tidak punya kesadaran. Ia langsung bangkit setelah jatuh ke tanah, dan berlutut.     

Di lobi hotel bintang lima, tepatnya di pintu masuk lift tempat orang datang dan pergi, putri Keluarga Mo itu berlutut seperti itu, terlihat seperti tidak memiliki martabat dan harga diri.     

"Tuan Muda Xie, apakah menurutmu ini sudah cukup?" Luo Xi menoleh dan bicara pada Xie Fengmian. Matanya tampak memerah. Terlihat jelas bahwa dirinya sedang menahan kesabaran, tidak berdaya, dan putus asa.      

Kemudian, ia dengan enggan berkata, "Jika ini tidak cukup, sebagai seorang ibu, bisakah aku secara pribadi akan mewakilinya meminta maaf pada Tuan Muda Xie?"     

Xie Fengmian seketika membuka mulutnya….      

Awalnya, ia hanya ingin membenarkan kejadian yang sebenarnya. Akan tetapi, kenapa tiba-tiba dia malah terlihat seperti menindas seseorang?     

Xie Beizhao yang ada di sampingnya hanya menyaksikan dengan tatapan dingin. Ia juga tidak membantu putranya.      

Luo Xi menangis dan berkata, "Ya, putriku mungkin telah melakukan kesalahan, tapi... dia telah mendapatkan hukuman. Lihatlah dia sekarang, dia sekarang…."     

Saat berbicara seperti itu, Luo Xi tampak sakit hati sehingga tidak bisa mengatakan kata-kata selanjutnya.     

Ia pun mencoba menata emosinya dan lanjut berkata, "Aku malu atas perbuatan yang dilakukan putriku, tapi aku ini ibunya, yang juga sangat menyayangi putriku. Aku akan mendidik anakku baik-baik, aku mewakili anakku meminta maaf pada Tuan Muda Xie…. sekali lagi maaf."     

Luo Xi membungkuk. Tubuhnya yang ramping dan kurus, masih menunjukkan sikap lembut yang tidak terlukiskan.     

Xie Fengmian tercengang, 'sial, sial ... apa-apaan ini?' Sikap Luo Xi ini membuat Xie Fengmian tampak seperti orang sombong, dan menindas orang dengan mengandalkan kekuasaan.     

Xie Fengmian pun menoleh untuk memandang ayahnya.      

Xie Beizhao meliriknya dengan dingin, kemudian diam-diam menggelengkan kepalanya. Sejak kecil, putranya ini telah dilindungi dengan baik.      

Ia kemudian berkata dengan acuh tak acuh, "Masalah ini berakhir sampai di sini. Kuharap Nyonya Mo tidak hanya mendidik anak dengan baik, tapi juga meningkatkan pengembangan dirinya bila ada waktu."     

Sekujur tubuh Luo Xi gemetar sejenak dan malah berkata, "Apakah…Anda sedang mempermalukanku?"     

Ekspresi wajah Xie Beizhao langsung datar, "Anakmu masih muda, dia masih belum bisa memahami banyak hal, dan masih belum punya banyak wawasan. Tapi… aku dan kamu sudah berusia puluhan tahun, jadi apa yang tidak kita pahami?"     

Luo Xi menggertakkan giginya sangat kencang.      

Xie Beizhao menambahkan, "Pertunjukan ini pertunjukan yang bagus, tapi, kalau kamu memainkannya terlalu berlebihan, itu akan menjadi lelucon."     

Kemudian ia melirik putranya yang bodoh, "Fengmian, masih tidak mau pergi?"     

"Oh…."     

Xie Fengmian bergegas mengikuti ayahnya pergi!     

Ia bertanya dengan mendesak, "Ayah, apa maksud ucapan ayah barusan?"     

Xie Beizhao menjelaskan, "Kenapa kemampuanmu kalah dengan kemampuan orang yang berlatih sangat lama? Belajarlah pada sepupu kecilmu itu!"     

"Tidak... bagaimana caraku mempelajarinya? Latiao adalah putra paman kelimaku, kecuali aku bereinkarnasi dan masuk ke perut bibi kelimaku…"     

Dijawab demikian, Xie Beizhao berteriak dengan marah, "Diam!"     

Lalu, suara percakapan ayah dan anak itu semakin menjauh.      

Luo Xi yang masih ada di tempat seketika menggenggam tasnya erat-erat. Otot di wajahnya berkedut!     

Ia berjalan masuk ke kamar hotel, lalu menutup pintunya.      

Wajah Luo Xi tiba-tiba berubah. Ia meraih Mo Shixuan lalu menampar beberapa kali secara berturut-turut.     

"Sampah, bodoh, aku kehilangan muka gara-gara kamu...."     

Kemudian, Luo Xi mendorong Mo Shixuan yang sudut bibirnya telah robek dan berdarah. Selanjutnya, ia masih menggertakkan giginya dan berkata, "Aku benar-benar menyesalinya sekarang…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.