Pamanku Kesalahanku

Aku Berdarah Panas



Aku Berdarah Panas

0Saat ketukan di pintu terdengar, Lan Dongzhi bergidik keras. Kemudian, ia mendengar suara Gong Xin, "Nona Lan Dongzhi, ini aku. Keadaan sudah aman, Anda bisa membuka pintu!"     

Hati Lan Dongzhi yang tegang mengendur seketika.     

Ia sangat beruntung. Kali ini… orang yang diharapkannya untuk hidup, akhirnya masih hidup!     

Lan Dongzhi buru-buru membuka pintu dan melihat sosok Gong Xin berdiri di luar pintu. Walau masih diselimuti oleh kegelapan pada ruangan ini, tetapi itu sangat menenangkan.     

Di belakangnya, Lan Dongzhi melihat mayat berserakan di lantai.     

Gong Xin berkata, "Maaf membuat Anda kaget, kita sekarang harus secepatnya pergi dari sini."     

Lan Dongzhi mengangguk, dan ia berkata, "Terima kasih."     

"Sudah menjadi tugasku untuk melindungimu, dan hanya itu yang harus kulakukan."     

******     

Singkatnya, Gong Xin membawa Lan Dongzhi meninggalkan gedung rawat inap rumah sakit. Pada saat ini, bangunan itu tampak seperti bangunan mati. Para dokter, perawat, dan karyawan seolah-olah sudah menghilang seketika.      

Ketika keluar dari pintu rumah sakit, Lan Dongzhi melihat mayat-mayat tergeletak di tanah. Orang-orang itu semua adalah para pengawal suruhan Gong Shenye. Pada saat ini, mereka semua sudah mati.     

Gong Xin membantunya berjalan hingga melangkahi mayat-mayat itu. Ia tampaknya masih tidak tersentuh oleh kematian orang-orang ini.     

Lan Dongzhi tersenyum masam, "Lihat... ada banyak orang yang ingin aku mati. Setiap aku hidup satu hari, aku seperti mencoba mengulur waktu dengan Tuhan ... Namun mengenai lama waktu aku bisa terus melakukannya, Siapa yang bisa tahu?"     

Gong Xin tidak menanggapi. Lan Dongzhi sangat jarang bertemu dengannya, dan ketika mereka bertemu, sebagian besar waktu hanya digunakan Gong Xin untuk diam, dan terus diam.      

Jika tidak ada yang perlu dibicarakan, Gong Xin juga tidak akan berbicara sama sekali.     

Di luar sangat dingin, suhu telah turun hingga hampir minus sepuluh derajat. Ketika keluar dari ruangan yang memiliki pemanas yang cukup, Lan Dongzhi langsung kedinginan hingga giginya bergemeletuk.      

Terutama, Lan Dongzhi hanya memiliki selapis tipis pakaian rumah sakit kecuali mantel Gong Xin di bahunya.     

Lapisan tipis kain tenun itu sama sekali tidak bisa menahan angin dingin.     

Lan Dongzhi merasa darah di sekujur tubuhnya membeku, dan jalannya semakin lambat.     

Gong Xin menghiburnya, "Anda tahan sedikit, mobilnya ada di depan. Setelah naik mobil, kita akan baik-baik saja."     

Wajah beku Lan Dongzhi menunjukkan senyum jelek, "Menurutmu... bukankah kalian semua... berdarah dingin? Cuaca yang sedingin ini... sepertinya tidak berpengaruh sama sekali padamu..."     

Gong Xin tentu tahu, 'kalian' yang dimaksud oleh Lan Dongzhi… yaitu kelompoknya, dia, dan Gong Shenye.      

Lan Dongzhi berpikir bahwa Gong Xin masih tidak akan berbicara kali ini, tetapi ia mendengarnya berkata, "Tidak, darahku panas."     

Lan Dongzhi tercengang….     

Sebenarnya, jalannya tidak jauh, tetapi karena Lan Dongzhi merasa berjalan di angin dingin minus sepuluh derajat, setiap detik membuatnya tersiksa, jadi bagian jalan ini terasa sangat panjang.     

Akhirnya, ia melihat mobil itu.     

Lan Dongzhi hanya menghela napas lega. Walau demikian, dirinya tidak menyangka bahwa Gong Xin, yang menopangnya berjalan, tiba-tiba jatuh tanpa peringatan.     

Lan Dongzhi tercengang, "Apa yang terjadi padamu?"     

Ia berjongkok dengan susah payah, lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh Gong Xin. Tapi... tapi dia merasakan ada cairan kental menodai tangannya. Ia tertegun sejenak, lalu mengangkat tangan untuk melihat cairan itu. Melalui cahaya remang-remang lampu jalan, ia melihat cairan itu berwarna merah.      

Lan Dongzhi terkejut, "Kamu ... terluka?"     

Baru saat itulah Lan Dongzhi menyadari bahwa Gong Xin telah ditembak di perut dan bahu, dan darah yang mengalir hampir membasahi seluruh bajunya.     

Hanya saja bajunya berwarna hitam, ditambah dengan berjalan dalam kegelapan sebelumnya, jadi Lan Dongzhi tidak bisa melihat darahnya sama sekali. Apalagi, ia berperilaku seperti orang normal sampai sedetik sebelum dia jatuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.