Pamanku Kesalahanku

Kamu Mati Malah Banyak Manfaatnya



Kamu Mati Malah Banyak Manfaatnya

0Tepat ketika Xie Xize bicara, orang yang ditatap Xie Xize terlihat gemetar.      

Jiang Niancheng berkata, "Ya Tuhan... perbuatan sebesar itu, tidak ada gerakan yang terlihat sama sekali. Polisi melakukan pekerjaan yang baik untuk merahasiakannya."     

Gu Fei mengangguk, "Ya… ya, sejauh ini aku belum melihat berita apapun di Internet!"     

Wang Chu menghela napas dengan emosi, "Aku tidak menyangka geng narkoba bisa dihabisi diam-diam. Polisi di Jinchuan bisa melakukannya."     

Semua orang di lab mengobrol dengan penuh semangat, kecuali satu orang.     

Xie Xize bertanya, "Dong, kamu sepertinya... sedikit menyesal melihatku bebas."     

Orang yang dipanggil oleh Xie Xize itu sedang melamun. Mendengar kata-kata itu, ia sangat ketakutan hingga kembali memperbaiki sikapnya. Kemudian, ia berkata berulang kali, "Ah...tidak...tidak kok...."     

Jiang Niancheng dan yang lainnya berhenti mengobrol, lalu menoleh untuk melihat mereka berdua.      

Gu Fei berkata, "Dong Zinuo, kamu kepanasan, ya! Di dahimu… banyak bercucuran keringat."     

Dong Zinuo dengan cepat mengangkat kepala dan menyeka keringat di dahinya, "Ah ... ya, sedikit...."     

Jiang Niancheng memandang Xie Xize, kemudian beralih ke Dong Zinuo. Ia tiba-tiba menunjukkan tatapan yang jelas, lalu menarik-narik baju Gu Fei dan menunjukkan ekspresi seolah sedang menyaksikan drama.      

Xie Xize berkata dengan acuh tak acuh, "Kurasa, harusnya bukan kepanasan, tetapi merasa bersalah."     

Wajah Dong Zinuo sedikit pucat. Matanya berkedip, tidak berani menatap Xie Xize, "Do... Doktor, apa yang Anda... katakan? Kenapa aku bisa merasa bersalah?"     

Xie Xize duduk dan berkata, "Sejak kejadian itu, aku selalu berpikir, apakah aku terlalu keras padamu sampai kamu lama-lama punya dendam padaku? Kamu ingin sekali menghancurkan aku, juga ingin aku mati…."     

Dong Zinuo buru-buru menyela, "Doktor, mana mungkin aku melakukan itu? Aku tidak mengerti yang Anda katakan, kenapa aku harus membuat Anda mati? Apa gunanya bagiku jika Anda mati? Jika bukan karena Anda, sekarang aku... aku pasti sudah lama putus kuliah... dan keluargaku sudah lama hancur...."     

Delapan tahun yang lalu, Xie Xize diundang untuk memberikan kuliah di Universitas Kota Xia. Saat itu, Dong Zinuo adalah seorang mahasiswa tingkat akhir, yang akan lulus kurang dari setengah tahun lagi. Namun, ayahnya berhutang banyak pada perjudian, sehingga keluarganya terlibat dengan penagih hutang.      

Tidak ada kedamaian dalam hari-hari yang dijalani keluarganya, bahkan keluarganya harus menjual rumah, mobil, dan semua yang bisa dijual untuk bisa melunasi hutang.      

Ayah Dong Zinuo mengalami patah kaki, ibunya frustasi sampai menjadi gila, adik perempuannya masih kecil. Semua beban keluarga ditanggung olehnya.      

Hanya ada satu jalan yang bisa ditempuh, yaitu putus kuliah....     

Tepat ketika tidak punya tempat untuk pergi, Xie Xize mengajaknya dan membiarkannya bergabung di labnya. Karena ia hanya seorang mahasiswa tingkat akhir, dan tidak memiliki nilai yang sangat cemerlang, jadi Xie Xize menjadikannya asisten terlebih dahulu.      

Tidak hanya tidak putus kuliah, tetapi dirinya juga bekerja di sisi Xie Xize. Ia bisa mempelajari hal-hal yang tidak dipelajarinya selama bertahun-tahun di bangku kuliah.      

Oleh karena itu, sebagai asisten Xie Xize, secara logis Dong Zinuo juga bisa melihat data dari eksperimen yang gagal itu.      

Setelah lulus kuliah, Dong Zinuo mengikuti ujian masuk pascasarjana dan lanjut kuliah untuk gelar master. Ia pun tidak melanjutkan pekerjaannya sebagai asisten Xie Xize, tetapi masih bisa bekerja di laboratorium sampai sekarang.     

Waktu Nenek Han terinfeksi virus super jenis baru, Xie Xize memanggil beberapa peneliti ke Jinchuan, dan salah satunya adalah Dong Zinuo.     

Namun, setelah kejadian itu, beberapa peneliti kembali ke pos mereka, tetapi orang ini justru berinisiatif melamar pekerjaan untuk bisa tetap berada di lab ini.      

Xie Xize mengangguk, "Aku juga tidak bisa memikirkannya. Apa untungnya bagimu jika aku mati?"     

Jiang Niancheng berteriak dari samping, "Kamu benar-benar meremehkan dirimu sendiri. Ada banyak manfaat ketika kamu mati."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.