Pamanku Kesalahanku

Seketika Dilalap Si Jago Merah



Seketika Dilalap Si Jago Merah

0Belum juga Lao Zhao selesai bicara, Xie Xize sudah berbalik badan untuk berlari kembali ke restoran.      

Lao Zhao dan Lao Zhang menyerahkan orang yang ditangkapnya kepada polisi, lalu segera berlari mengikuti, "Doktor… Doktor…."     

Mereka melihat Xie Xize dengan tidak ragu sedikitpun, dan tanpa peduli apapun langsung menerobos kobaran api.      

Setibanya Lao Zhao dan Lao Zhang di depan restoran, kobaran api di luar pintu sudah membesar, menghalangi mereka masuk.      

Lao Zhao dan Lao Zhang menerobos pintu. Mereka ingin memberanikan diri masuk lebih dalam lagi. Namun setelah melewati pintu, api tiba-tiba merambat ke tempat yang lebih tinggi, sekaligus memblokir jalan belakang mereka.      

Rambut Lao Zhang hangus sedikit oleh api….     

Lao Zhang kaget, "Kenapa api ini bisa membakar secepat ini?"     

Lao Zhao menanggapi, "Iya, ini juga terlalu cepat… cepat telpon pemadam kebakaran. Jika apinya terus begini, nanti situasi jadi semakin parah…."     

"Betul betul, kita harus cepat menghubungi pemadam kebakaran…."     

Ketika Lao Zhang mengambil ponsel hendak menelpon, polisi datang sambil menekan penjahat tadi. Melihat api sudah menghalangi pintu, ia segera memberitahu, "Di mobil kami ada tabung pemadam kebakaran, cepat ambil…."     

Belum selesai bicara, ia melihat sekelebat bayangan yang seolah-olah terbang dengan kecepatan tinggi. Bayangan itu masuk ke dalam kobaran api.      

Lao Zhang bisa melihat jelas orang itu, lalu berteriak, "Xiao Chu… Xiao Chu…."     

Sayangnya, Xiao Chu sudah menerobos masuk. Meja dan kursi kayu di dalam restoran sudah dilalap api, terutama selimut yang ada di tempat tidur buatan mereka. Itu semua adalah barang-barang yang paling mendukung besarnya kobaran api. Nyala api saat ini bahkan sudah setinggi manusia.      

Xiao Chu tidak menyelamatkan orang dulu, tetapi yang langsung dilakukan olehnya adalah masuk ke dapur, lalu membuka keran air.      

Suara gemericik air pun terdengar. Xiao Chu mengangkat seember air dingin yang penuh di sebelah. Tidak peduli air itu dingin, ia langsung mengguyurkannya ke sekujur tubuhnya, "Byur!"      

Kemudian ia mengambil alat pemadam kebakaran yang ada di samping, lalu berlari keluar dari dapur.      

Saat ini, api di luar sudah semakin besar. Tangga yang juga terbuat dari kayu pun membuat si jago merah merambat tanpa halangan ke lantai atas.     

Xiao Chu langsung berlari ke lantai atas. Api di lantai atas kelihatannya sudah semakin besar.      

Hati Xiao Chu bergetar terkejut. Ketika dirinya dan lainnya sibuk mengejar seseorang, ternyata sudah ada orang lain yang menyelinap ke dalam restoran ini. Para penjahat itu tampaknya dibagi dalam dua kelompok untuk menyalakan api di lantai atas dan bawah.      

Jika begitu, berarti…. dirinya dan lainnya telah terpancing oleh musuh.      

Hati Xiao Chu cemas. Ia tergesa-gesa membawa alat pemadam kebakaran ke pintu ruang istirahat, lalu menyemprotkannya.      

Kobaran api mulai mengecil. Xiao Chu menggertakkan gigi untuk menerobos masuk.      

Asap tebal mengepul di dalam ruang istirahat. Namun hal yang membuat Xiao Chu terkejut adalah, tidak ada Mo Yangyang dan Xie Xize di dalam ruang istirahat itu. Di dalam ruangan itu malah sudah terbakar hebat, dan semua benda telah hangus dilalap api.      

Walau demikian…. jendela di ruang itu telah terbuka, dan ada jejak kaki di ambang jendela. Mereka berdua pasti sudah lompat keluar dari situ.      

Xiao Chu yang tersedak terus-terusan batuk. Api di dalam ruang istirahat sangat besar. Api yang mengamuk juga menjilati kulit Xiao Chu yang tidak memakai pelindung. Bahkan jika dirinya sudah disiram dengan air dingin, tetapi api yang bersuhu tinggi ini sanggup menguapkan air dengan cepat.      

Api semakin besar, sedangkan alat pemadam kebakaran di tangan Xiao Chu bagaikan setetes air yang tidak membantunya sama sekali.      

Ruang istirahat sudah dipenuhi api, di luar juga sudah jadi lautan api.      

Xiao Chu berpikir dirinya tidak mungkin melewati jalan yang tadi, dan waktu yang dihabiskannya untuk masuk ke sini terlalu banyak. Di tubuhnya tidak memakai pelindung apapun, dan yang dihirupnya sebagian besar adalah asap.      

Xiao Chu merasa kesadarannya semakin lama semakin buram. Ia melihat ke jendela yang tinggal beberapa langkah. Itulah satu-satunya jalan keluar.      

Ia pun mengangkat alat pemadam kebakaran, lalu berjalan ke jendela dengan terhuyung-huyung….     

Dalam lautan api, ia tidak bisa melangkah.      

Sekujur tubuhnya terasa sakit, seolah-olah dibakar menjadi abu.      

Setibanya di depan jendela, si jago merah hampir melahapnya seketika…..      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.