Pamanku Kesalahanku

Kamu Percaya Pada Nasib?



Kamu Percaya Pada Nasib?

0Gu Fei melambaikan tangannya lagi dan lagi, "Aku... aku tidak bisa, aku tidak bisa berbohong, apalagi, kata-kata itu... aku tidak bisa mengatakannya... Nenek Han pasti bisa tahu bahwa aku bohong...."     

Jiang Niancheng mendorongnya, "Kalau kamu disuruh pergi, ya pergilah. Waktu Nenek Han dirawat di sini begitu lama, kamulah yang terus merawatnya sepanjang waktu.."      

"Selain itu, dia juga lebih ramah padamu. Jadi kalau kamu yang bicara tentang itu, dia pasti tidak akan pernah meragukannya. Tahanlah dirimu saat bertemu Nenek Han. Jangan sampai dia tahu anaknya koma, nanti dia sedih."     

Wajah cemas Gu Fei berubah memerah, "Tetapi, aku benar-benar tidak bisa melakukannya ..."     

Xie Xize memandang Gu Fei, "Aku percaya padamu, kamu pasti bisa."     

Gu Fei bertanya dengan suara rendah, "Kamu... kamu benar-benar tidak keberatan… ini… sama saja mengutuk ibumu mati."     

Xie Xize berkata, "Aku tidak keberatan. Jika kutukan di dunia ini bisa jadi kenyataan, maka tidak akan ada satu orang pun di bumi ini sejak lama. Kamu adalah orang yang terlibat dalam penelitian ilmiah, jadi kamu tidak boleh percaya pada takhayul begitu…."     

"Terlebih lagi, itu bukan kutukan, melainkan kebohongan demi kebaikan. Bahkan jika ibuku ada di sini, aku akan tetap membiarkanmu melakukannya."     

Gu Fei menggertakkan gigi, "Baiklah... kalau begitu, aku... aku akan pergi…"     

Wang Chu mendorongnya, "Kalau begitu cepat pergilah. Jika Nenek Han menunggu dari pagi sampai malam, dia pasti akan cemas."     

"Baiklah… aku, aku, aku akan pergi…."     

Gu Fei berdiri, lalu menelan ludah, "Doktor, kalau… kalau aku bilang kalau, Nenek Han bisa melihatku berbohong…."     

Xie Xize hanya menatap acuh tak acuh, "Itu masalahmu. Apakah kamu tidak bisa bersandiwara yang dapat terlihat sungguhan?"     

Gu Fei tiba-tiba merasa tekanan yang sangat besar, "Aku... aku akan berusaha keras...."     

Xie Xize berkata dengan tenang, "Ini bukan tentang seberapa keras kamu, melainkan keyakinanmu dalam melakukannya. Kesehatan Nenek Han sekarang sudah tidak sebaik dulu. Salah satu dari tiga orang yang paling berharga baginya telah pergi. Sekarang, jika dia tahu putrinya sedang celaka, coba pikirkanlah…."     

Ia menceritakan fakta dengan tenang, tetapi Gu Fei tiba-tiba menghela napas lega.     

Ia pun menelan ludah, "Aku... aku tahu, aku akan... membuatnya percaya…"     

Xie Xize menjawab, "Pergilah."     

Gu Fei mengangguk. Ia pergi untuk berganti pakaian, kemudian berangkat.     

*******     

Sepanjang hari, Latiao terus berada di samping Mo Yangyang, tetapi Mo Yangyang belum juga bangun.     

Suara Latiao serak, tenggorokannya seperti terbakar.     

Xie Xize memintanya untuk beristirahat, tetapi dirinya menolak.     

Ia pun berbaring di samping tempat tidur Mo Yangyang. Tangan kecilnya mengaitkan jari Mo Yangyang dan bergumam, "Ma, menurutmu… Apakah manusia benar-benar tidak bisa melepaskan diri dari nasib yang ditulis Tuhan?"     

"Tapi, aku tidak percaya…."     

"Aku bisa terlahir kembali, namun kenapa, mama tidak bisa lepas dari kematian!"     

"Mama... mama tidak boleh meninggalkanku... apa gunanya aku terlahir kembali jika tidak bisa hidup denganmu?"     

Tiba-tiba kepala Latiao terasa ditekan, lalu,mendengar suara Xie Xize, "Pergi istirahatlah, aku akan mengawasi mamamu di sini."     

Latiao tidak bergerak. Suaranya serak dan terdengar tertekan, "Apakah kamu percaya pada nasib?"     

Xie Xize menjawab, "Tidak percaya."     

Latiao mengangkat kepalanya perlahan. Matanya merah, ekspresi di matanya terlihat sangat jelas, menunjukkan perubahan yang tidak sesuai dengan usianya, "Jika benar-benar terjadi musibah... jika seseorang ditakdirkan untuk mati... tidak peduli seberapa besar usahamu, kamu tidak akan bisa menghindar dari kematian…."     

Xie Xize memandang Latiao dan berkata, "Semua tempat kembalinya orang yang dilahirkan adalah alam kematian. Semua orang sudah ditakdir untuk mati, itu bukan nasib."     

Latiao menundukkan kepala, "Kamu tidak mengerti yang kubicarakan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.