Pamanku Kesalahanku

Mo Yangyang, Bangunlah



Mo Yangyang, Bangunlah

0Xie Xize langsung membalas, "Aku tahu yang kamu bicarakan. Yang ingin kuberitahu padamu adalah, meskipun tempat kembalinya semua orang adalah kematian, tetapi aku percaya… saat kita masih punya kemampuan, melakukan usaha yang terbesar untuk mengubah hasil, tanpa memperdulikan akhir apapun…"     

Belum juga Xie Xize selesai berbicara, Latiao tiba-tiba berteriak, "Aku tidak mau, aku ingin dia hidup, aku hanya ingin dia hidup, menginginkan keselamatannya, aku tidak mau menerima akhir yang lain…."     

Segaris senyuman muncul di sudut bibir Xie Xize, "Kamu harus percaya padanya, tetapi juga pada dirimu sendiri. Dia sangat mencintaimu sehingga tidak akan meninggalkanmu dengan mudah, dan kamu… juga harus percaya padaku."     

Ia menggosok bagian atas kepala Latiao, "Aku tidak akan membiarkanmu tidak punya ibu!"     

Latiao mengangkat kepala. Ia menatap mata merah Xie Xize.     

Dari kejadian tadi malam hingga sekarang, Xie Xize bahkan belum beristirahat sejenak.     

Ia juga terluka dalam kebakaran itu.     

Namun dirinya hanya mengobatinya dengan sederhana. Tangannya hanya dibalut asal-asalan.      

Ketika sesuatu terjadi pada Mo Yangyang, Xie Xize sama khawatirnya dengan Latiao. Tetapi saat ini, ia lebih tenang dan perhatian daripada orang lain.     

Latiao ingat Xie Xize saat kehidupan sebelumnya, tepatnya saat ayah dan anak ini bertemu. Kala itu, Mo Yangyang sudah tiada.      

Jadi, gaya interaksi di antara mereka, sejak dulu selalu tidak saling bicara.      

Apalagi, Xie Xize adalah orang yang tidak akan mengungkapkan perhatiannya secara terang-terangan. Ia selalu melakukannya secara diam-diam.     

Namun Latiao tahu, bahwa pria ini amat mencintainya, tetapi lebih mencintai ibunya.     

Latiao mengangguk perlahan, "Ng...."     

Xie Xize tersenyum, "Pergi dan istirahatlah. Kamu masih kecil, kamu bisa jatuh sakit kalau begadang begini. Kalau sampai mamamu bangun dan tahu kamu sakit, dia nanti menyalahkanku!"     

Latiao bertanya, "Apakah kamu akan selalu menemani mamaku?"     

Xie Xize menjawab, "Pasti."     

Latiao bertanya lagi, "Tak peduli kapanpun?!"     

Xie Xize meyakinkan, "Tak peduli kapanpun!"     

Latiao melompat dari tempat tidur, "Aku akan kembali pagi nanti."     

Ketika berjalan melewati Xiao Chu, ia berhenti sejenak.      

Xiao Chu masih tidak sadarkan diri, dan seluruh tubuhnya terbungkus seperti mumi. Wajahnya yang semula lembut dan tampan, kini hampir tidak bisa diidentifikasi.      

Latiao berdiri di samping ranjang Xiao Chu untuk beberapa saat. Ia berkata, "Sebelumnya aku berpikir, pasti akan sangat bagus jika kak Xiao Chu selalu menjadi kak Xiao Chu."     

"Namun sekarang, aku baru tahu, kamu selamanya adalah Kak Xiao Chu."     

"Kak Xiao Chu, semangat. Saat kakak bangun nanti… ayo main rubrik bersama."     

Setelah mengatakan itu, Latiao pun pergi.      

******     

Pada saat ini, di laboratorium, kecuali dua pasien koma, hanya Xie Xize yang ada di sana.     

Pria ini menarik kursi untuk bisa duduk di samping tempat tidur. Kemudian ia mengambil data pemeriksaan Mo Yangyang siang tadi untuk dianalisis.     

Seolah-olah sedang mengobrol dengan Mo Yangyang, ia berkata, "Mo Yangyang, semua indikator fisikmu normal. Kamu bahkan tidak punya penyakit ringan, dan kamu sangat sehat sampai kamu tidak bisa lebih sehat lagi…"      

"Karena kamu tidak sakit, jangan terus-terusan berbaring menutup mata. Apa maksudmu melakukan ini? Apakah kamu berpikir dirimu seperti anak sekolah yang pura-pura sakit supaya bisa bolos?"      

"Restoranmu dibakar seseorang, dan publik juga tidak hentinya menfitnahmu. Apakah kamu serela ini?"     

"Kamu masih saja tidak bangun untuk merobek wajah mereka… bukankah termperamenmu dulu sangat kasar?"     

Xie Xize mengangkat kepala untuk berkata, "Aku tidak tahu yang sedang kamu khawatirkan, tetapi aku tiba-tiba menyadari bahwa, daripada memiliki keinginan-keinginan itu, aku lebih ingin bisa hidup baik denganmu, hidup damai, sehat, dan bahagia denganmu…."     

"Mo Yangyang, bangunlah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.