Pamanku Kesalahanku

Aku Juga Tidak Akan Membiarkanmu Hidup



Aku Juga Tidak Akan Membiarkanmu Hidup

0"Zhou You, jika sesuatu terjadi pada mamaku hari ini, aku tidak akan membiarkanmu hidup lebih lama lagi."     

Pada saat ini, Xie Xize memusatkan seluruh energinya pada Mo Yangyang. Alhasil, dirinya tidak mendengar kata "ayahku" yang dikatakan Latiao sama sekali.     

Sebenarnya, bahkan jika dirinya mendengarnya saat ini, Xie Xize tidak akan merasakan kegembiraan di hatinya.     

Setelah diberi obat, meskipun kecepatan detak jantung Mo Yangyang turun sedikit, tetapi itu masih lebih cepat dari keadaan orang normal, yang jelas masih sangat tidak normal.     

Otot-otot tubuh Mo Yangyang pun menegang. Tekanan darahnya tinggi, menunjuk ke angka yang tidak normal.      

Dan kondisinya masih memburuk!     

Tatapan mata Latiao saat ini benar-benar memancarkan keinginan untuk membunuh. Ada api amarah yang membawa kebenciannya seakan membara dengan hebat.     

Mo Yangyang adalah batasan dirinya. Ia rela melakukan segalanya untuknya.     

Zhou You tiba-tiba meragu. Bukankah sikap dirinya yang seperti ini… tidak terlalu baik?     

Ia pun angkat bicara, "Tapi, jika… mamamu berbaring seperti ini, mungkin akan…."     

Latiao meraung, "Tidak ada kata jika. Kami tidak akan membiarkan mamaku mengalami sesuatu yang buruk. Kamu seharusnya melakukan yang kami perintahkan, jangan bersikap melewati batas hingga melakukan yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Kamu tidak layak menentukan hidup dan mati mamaku."     

Zhou You terdiam….     

Latiao melepaskan Zhou You, "Berdoalah saja, agar mamamu baik-baik saja. Jika tidak, kamu akan mendapatkan situasi yang apa adanya."     

Pada saat ini, bagi Zhou You, pemandangan mengenai hubungan antara guru dan murid di hati Latiao benar-benar hilang.     

Zhou You seharusnya tidak pernah menggunakannya untuk memprovokasi Mo Yangyang dengan sengaja, terutama karena dirinya tahu bahwa akan ada setengah kemungkinan bahwa Mo Yangyang tidak akan pernah bangun.     

Siapa dia? Mengapa dia memutuskan hidup dan mati orang lain seperti ini? Apa bedanya dia dengan pembunuh?     

Latiao tahu, bahwa Zhou You selalu merasa bahwa dirinya adalah yang orang paling suci sedangkan semua orang kotor, juga merasa lebih hebat dari orang lain.      

Namun sebenarnya?     

Latiao memandang Zhou You, matanya tenang dengan sedikit ekspresi jijik, "Kamu pikir sudah bisa memahami hati orang lain? Sebenarnya, kamu tidak mengerti sama sekali. Kamu telah belajar psikologi sampai sekarang, tetapi kamu bahkan tidak mengerti jelas hati keluarga sedarahmu sendiri. Penelitianmu itu hanya kentut saja!"     

Kalimat ini, tidak diragukan lagi merupakan pukulan di kepala bagi Zhou You.      

Ini seperti mengejek seorang juru masak tidak bisa memasak, bagai seorang sopir yang dituduh tidak bisa mengemudi.      

Juga sama seperti diserang menggunakan hal yang paling dibanggakannya.      

Zhou You marah, "Apa kamu bilang?"     

Latiao mencibir, "Aku bilang, kamu sama sekali tidak mengerti hati seseorang, kamu tidak pernah mengerti hubungan darah keluarga. Jangan marah, dan jangan berpikir itu tidak mungkin, karena kamu memang seperti itu."      

"Kamu terlalu merasa paling benar sendiri, merasa paling bebas dari kekangan dan beranggapan berbeda dengan orang lain. Kamu selalu berpikir bahwa semua orang itu kotor dan kamu sendiri yang suci."      

"Padahal sebenarnya, kamu bahkan tidak mengerti hal yang paling mendasar dalam diri manusia. Jadi, apa gunanya kamu meneliti hati seseorang? Siapa lagi yang akan kamu teliti?"     

"Jangan berpikir bahwa pengalamanmu sendiri bisa mewakili segalanya. Jangan merasa benar sendiri, jangan menggantikan orang lain untuk menentukan hidup dan mati orang lain…."     

Kata-kata Latiao tidak diragukan lagi, ucapannya merupakan pukulan fatal bagi Zhou You.     

Padahal, dirinya sudah melepaskan segalanya demi mengejar mimpinya selama bertahun-tahun. Namun akhirnya, ia dikritik oleh seorang anak kecil sebagai orang yang tidak berharga.     

Tetapi pada saat ini, Zhou You tiba-tiba tidak tahu cara membantah.     

Apakah ia terlalu menganggap remeh apapun? Apakah dirinya benar-benar tidak menyadari kasih sayang keluarga?     

Apakah itu karena dirinya belum pernah merasakan perasaan semacam cinta keluarga sejati? Alhasil saat merasa bahwa di dunia ini ada seseorang yang mau mati, maka mati saja. bahkan jika hal itu membuat sedih seseorang, apakah hal semacam itu hanya sementara dan tidak ada yang benar-benar merasa ditinggalkan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.