Pamanku Kesalahanku

Yang Terjadi Di Dalam Mimpimu



Yang Terjadi Di Dalam Mimpimu

0Xie Xize tidak menjawab. Dia bangkit untuk mencuci panci, dan menyalakan api kompor.     

Tindakannya sangat terampil.     

Xie Xize adalah seorang lelaki yang telah tinggal sendirian selama bertahun-tahun di luar negeri. Meskipun tidak pandai memasak, tapi dirinya masih memiliki beberapa keterampilan dalam memasak nasi.     

Terlebih lagi, apakah ini cukup sederhana untuk orang bodoh?     

Hanya merebus mie saja, tidak perlu dimasuki apa-apa.      

Mo Yangyang bersandar di kursi roda dan menyaksikan Xie Xize memasak dengan sikap yang baik.      

Xie Xize yang seperti itu… membuat Mo Yangyang tidak bisa menyamakannya dengan Xie Xize di dalam mimpinya!     

Seperti… dua orang yang berbeda!     

Xie Xize di depannya ini, tampak bersedia merendahkan hatinya untuk membuatkan mie kuah untuknya, memenuhi semua omong kosongnya, memanjakannya dengan lembut, dan memberinya kehangatan.      

Namun Xie Xize di dalam mimpinya….     

Mo Yangyang pun hanya bisa mengepalkan tangan dengan erat!     

Xie Xize merebus mienya hingga menjadi lebih lembut, lalu menyajikannya. Ia berbalik badan ingin memberi tahu Mo Yangyang bahwa sudah waktunya untuk makan, namun... dirinya melihat Mo Yangyang menatapnya dengan pandangan penuh keputusasaan.      

Tidak, tatapannya itu mungkin tidak sedang menatapnya, tetapi seolah-olah melihat sosok orang lain melalui dirinya.      

Xie Xize menggenggam sumpit erat-erat. Dunia macam apa… yang dia masuki saat berada dalam keadaan koma?     

Xie Xize benar-benar ingin tahu, tetapi... ia juga tahu bahwa sekarang bukan waktunya untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini.     

Xie Xize berjalan mendekat, lalu membungkuk dan menyentuh bagian atas kepala Mo Yangyang, "Yangyang, waktunya makan."     

Mo Yangyang kembali sadar. Ketika dia melihat wajah Xie Xize yang membesar, tubuhnya bergetar tak dapat dijelaskan, dan sedikit kepanikan melintas di matanya.     

Reaksi halus dan sekilas inilah yang mengejutkan hati Xie Xize.     

Apa yang telah terjadi?...     

Mengapa Mo Yangyang terlihat sangat ketakutan saat melihatnya?     

Ketakutan semacam ini, berbeda dari yang dilihatnya sebelum ini.     

Ketakutan sebelumnya adalah seperti melihat si A membunuh si B, lalu ketakutan ketika melihat si A karena tahu si A adalah seorang pembunuh.      

Sedangkan ketakutannya yang sekarang, seperti melihat si A secara langsung mengambil pisau dan datang untuk membunuhmu, sehingga dirinya takut karena akan menjadi pihak yang akan dibunuh.      

Dua hal ini sepenuhnya berbeda….     

Kenapa bisa begitu?     

Xie Xize tidak membiarkan kegelisahan di hatinya muncul. Ia terlihat seperti tidak menyadarinya, lalu bertanya kepada Mo Yangyang sambil tersenyum, "Kenapa?"     

Mo Yangyang menggelengkan kepalanya lagi dan lagi, "Tidak apa-apa... Apakah mienya sudah matang?"     

Xie Xize tampaknya menyadari bahwa Mo Yangyang tidak cukup pintar untuk mengubah topik pembicaraan. Ia pun tetap mengikuti alur perkataannya, "Sudah, aku baru saja memanggilmu untuk makan."     

"Cepat beri aku makan, aku kelaparan…."     

Xie Xize membawakan makanannya, tetapi tidak membawanya keluar. Ia menyuapi Mo Yangyang di dapur.      

Mo Yangyang berkata, "Biarkan aku makan sendiri."     

Xie Xize membalas, "Kamu masih terlalu lemah sekarang. Kamu mungkin tidak bisa memegang sumpit ini, jadi aku akan menyuapimu..."     

Mengenai rasa mienya, mungkin Mo Yangyang benar-benar lapar, sangat kelaparan....     

Mo Yangyang merasa bahwa mie yang direbus dengan air biasa ini, bahkan tanpa menambahkan garam, sudah terlalu enak.     

Xie Xize memberi makan Mo Yangyang setengah mangkuk dan tidak berani membiarkannya memakannya lagi, "Kamu baru saja bangun, jangan berani makan terlalu banyak… tunggu beberapa jam lagi baru kamu bisa makan lagi."     

Mo Yangyang menjilat sudut mulutnya, "Oh... baiklah…"     

Xie Xize mengambil tisu untuk menyeka sudut mulut Mo Yangyang, "Pintar!"     

Sambil mendorong Mo Yangyang keluar, ia pun bertanya, "Apakah kamu ingin berbaring dan tidur sebentar sekarang?"     

Mo Yangyang segera berkata, "Jangan dulu, aku sudah tidur begitu lama, aku merasa semua tulang di tubuhku berkarat, aku tidak mau tidur!"     

Xie Xize pun memberikan pilihan, "Kalau begitu... temani aku mengobrol...."     

Mo Yangyang menggelengkan kepala, "Tidak, Paman Kelima, apakah kamu tidak melihat ke cermin baru-baru ini? Lihat lingkaran hitam matamu... Paman Kelima, kamu sudah cukup tua, kalau begini terus kamu bisa terlihat semakin tua…."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.