Pamanku Kesalahanku

Akulah Orang Yang Bisa Kamu Percaya



Akulah Orang Yang Bisa Kamu Percaya

0Mo Yangyang menundukkan kepala, mencium wajah kecil Latiao, lalu menyelimutinya.      

Setelah memandang Latiao sebentar, Mo Yangyang berbisik kepada Xie Xize, "Paman Kelima, kamu harus tidur sebentar. Lihatlah, matamu merah seperti kelinci. Beberapa hari ini... apakah kamu kurang tidur?"     

Xie Xize menggelengkan kepala, "Aku belum lelah."     

Mo Yangyang mendesak, "Jangan tunggu sampai lelah, cepat tidurlah."     

Xie Xize menjawab, "Oke... kalau begitu aku ada di sofa luar, panggil aku kalau ada sesuatu."     

Mo Yangyang mengangguk, "Ya...."     

Xie Xize bangkit, tetapi tidak juga bergerak. Ia ragu-ragu selama dua detik, lalu berkata, "Sudahlah, aku tidak terlalu mengantuk. Aku akan duduk di sini sebentar...."     

Hati Mo Yangyang menghangat, ia membalas, "Apakah kamu takut... aku tidur lalu tidak bisa bangun lagi? Jangan khawatir, mana mungkin sesuatu terjadi dua kali dalam waktu yang cepat? Aku sungguh bisa bangun setelah tidur. Lagipula aku sekarang juga tidak bisa tidur."     

Xie Xize tersenyum, lalu dirinya mengambil selimut dari lemari, mematikan lampu, lalu duduk, dan merentangkan selimut itu di atasnya.     

"Oke, aku tidur."     

Melihatnya tidak bergerak, Mo Yangyang menghela napas tanpa suara,     

Ia memandang Xie Xize dengan perasaan campur aduk. Lelaki di depannya sudah cukup untuk memuaskan fantasi perempuan manapun tentang pasangan masa depannya. Pria ini lembut, perhatian, dan penyayang. Walau terkadang jahat, tapi sikapnya baik serta mendominasi. Dia mengabaikan perhatian perempuan manapun, karena hanya ada dirinya di matanya.     

Tidak ada yang bisa menolak lelaki seperti itu.     

Hanya saja….     

Mo Yangyang menggigit bibirnya. Ia merasa berat hati.     

Tepatnya mengenai masa depan... Ya, tidak bisa diketahui... membuatnya gelisah.     

Tiba-tiba, suara Xie Xize yang agak serak terdengar, "Yangyang…."     

Ia ingin mengatakan, "Kamu harus memberitahuku jika ada sesuatu, karena aku adalah seseorang yang pantas kamu percayai."     

Namun setelah memikirkannya, Xie Xize masih tidak mengatakannya.     

Ia tidak tahu hal yang membuat Mo Yangyang menghindar. Mo Yangyang juga telah koma selama berhari-hari dan baru saja bangun. Jadi dirinya tidak ingin terlalu menekannya.     

Bahkan jika ingin berbicara, dirinya harus menunggu istrinya bisa beristirahat dengan cukup, baru membicarakannya.     

Xie Xize melirik Latiao.      

Selama Mo Yangyang dalam keadaan koma beberapa hari ini, meskipun dirinya tidak banyak berkomunikasi dengan Latiao, tetapi hubungan antara ayah dan anak telah benar-benar berubah dan meningkat pesat.     

Ketika Latiao bangun, dirinya akan mengobrol dengan Latiao.     

Mungkin, akan lebih baik membiarkan ibu dan anak ini mengobrol dulu.     

Lagi pula, bahkan jika Mo Yangyang merasa waspada terhadap orang-orang di seluruh dunia, dirinya tidak akan waspada terhadap Latiao.      

"Istirahatlah baik-baik."     

Mo Yangyang menjawab, "Kamu juga, Paman Kelima."     

Ia berbaring, lalu dengan lembut memeluk Latiao di tangannya.     

Setelah lampu dimatikan di ruang istirahat, cahayanya sangat redup. Tetapi cahaya bulan hanya jatuh melalui jendela kecil dan diproyeksikan ke lantai seperti pantulan di air.     

Mo Yangyang masih membuka mata. Ia tidak bisa tidur sama sekali....     

Otaknya sangat aktif sekarang.     

Selama beberapa hari dalam keadaan koma, momen yang dimimpikan tampak sangat nyata di benaknya, terpatri dalam benaknya, dan melintas adegan demi adegan!     

Mo Yangyang merasa sedikit dingin di tubuhnya, lalu dirinya memeluk Latiao.      

Ya, demi mendapatkan kehangatan dari tubuh anak itu.      

Waktu berlalu menit demi menit, hingga akhirnya menunjukkan pukul 6:00 pagi. Kelopak mata Mo Yangyang mulai berat, ia tidak bisa menahan diri untuk menutup matanya.     

Namun setelah memejamkan mata, sebuah gambaran baru muncul lagi di benaknya.     

Pukul 7:30 pagi, Latiao membuka mata.      

Ia tidur nyenyak tadi malam, terutama di paruh kedua malam. Tidurnya sangat stabil dan tenang, karena dirinya sudah tidak tidur begitu nyenyak selama berhari-hari.     

Ketika Latiao membuka mata, dirinya tercengang ketika melihat pemilik lengan yang memeluknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.