Pamanku Kesalahanku

Sedih, Tapi Tidak Punya Tempat untuk Menangis



Sedih, Tapi Tidak Punya Tempat untuk Menangis

0Ia menoleh dan berkata, "Simpan saja semua pikiran memalukanmu itu. Jangan mengharapkan Xie Xize. Cintanya hanya ada pada istrinya… sangat mengakar. Kalian jangan pernah berani bermain-main dengannya. Kalau tidak, kalian tidak akan tahu cara kalian mati."     

Setelah mengatakan itu, Zhou You membuka pintu mobil dan masuk.      

Zhou Yue kesal hingga menghentakkan kaki.      

Keponakannya berbisik di belakang, "Bibi sepupu... kata-kata paman Zhou... mungkin tidak bisa dipercaya. Kulihat istri Doktor Xie itu, penampilannya... terlihat sangat biasa... mungkin…"     

Ia tidak mengatakan kata-kata selanjutnya, tetapi maksud di baliknya mudah diungkap.     

Mo Yangyang telah koma selama beberapa hari. Wajahnya lebih jelek dari biasanya, lantaran tidak melakukan perawatan kulit selama beberapa hari ini. Ia juga telah kehilangan banyak berat badan.     

Kelihatannya, ia sudah tidak cantik seperti dulu.     

Walau demikian... jelas ia tidak 'biasa' seperti yang gadis itu katakan.      

Zhou Yue perlahan menoleh dan melirik keponakannya itu dengan penuh kebencian, "Kamu tidak hanya bodoh, tetapi penglihatanmu juga tidak baik. Apanya yang biasa saja? Bahkan jika dia sakit dan terlihat jelek, dia masih terhitung cantik. Apa yang kamu katakan? Kamu ingin bilang, istri Xie Xize biasa saja, sedangkan kamu lebih cantik dari dia, jadi kamu bisa punya kesempatan?"     

Bisa dikatakan bahwa itu memiliki efek yang sama seperti tamparan di wajah.     

Tamparan wajah secara langsung, tanpa ragu-ragu.     

Keponakan Zhou Yue berkedut di sudut mulutnya, lalu dengan cepat menjelaskan, "Bibi sepupu, aku tidak bermaksud begitu…"     

Zhou Yue menggertakkan giginya dan berkata dengan marah, "Diam kamu. Lalu maksudmu apa? Kalau bukan bermaksud begitu, apa lagi artinya? Apakah kamu menganggapku bodoh? Menganggapku tidak pandai berpikir? Kamu terlalu egois, apa-apaan kamu ini? Jangan merasa paling cantik. Bahkan jika dia sedang sakit, dia masih lebih cantik darimu!"     

"Bibi sepupu, aku…."     

"Diam kamu. Aku benar-benar menyesal membawamu ke sini. Kamu juga masih ingin membodohiku untuk membantumu? Betapa butanya aku untuk berpikir bahwa kamu lebih cantik dari istri Xie Xize?"     

Setelah berbicara, Zhou Yue mendorong keponakannya menjauh, lalu melangkahkan sepatu hak tingginya untuk masuk ke mobil di belakangnya dengan marah.     

Iring-iringan mobil Keluarga Zhou perlahan mulai pergi.      

Di dalam mobil Zhou Fang, keponakan cantik yang dibawanya ini, dengan wajah menghadap kaca jendela, ia memandangi lembaga penelitian yang perlahan-lahan tertinggal.     

Ia bertanya, "Bibi, Doktor Xie itu, apakah sehebat itu?"     

Zhou Fang mengangguk, "Ya, sangat hebat. Dia adalah salah seorang yang namanya pantas ditulis ke dalam buku pelajaran dan akan disebutkan dalam sejarah masa depan. Ketika kamu di sekolah, kamu seharusnya pernah mendengar beberapa legendanya."     

"Aku pernah mendengarnya, tetapi... itu semua adalah legenda. Katanya dia seperti peri, tetapi hari ini yang kulihat…"     

"Apakah membuatmu kecewa?"     

"Tidak, dia lebih baik dari yang kubayangkan."     

"Ya, lebih baik dari yang dibayangkan, sayang sekali…."     

******     

Di sisi lain, sama-sama dalam perjalanan pulang, Mo Yangyang meminta Xie Xize untuk membawanya melihat reruntuhan restoran.     

Mo Yangyang menurunkan kaca jendela mobil untuk melihat reruntuhan yang porak poranda. Restoran yang bagus itu, kini pada dasarnya hanya menyisakan dinding saja, dan dindingnya penuh bekas terbakar yang menghitam dan abu-abu.     

Melihat reruntuhan itu, ia samar-samar bisa melihat bayangan api.     

Tampaknya masih ada abu yang membumbung di udara setelah kebakaran.     

Mo Yangyang merasa sangat sedih, tetapi tidak bisa menangis.     

Ia menaruh semua antusiasmenya pada restoran ini, juga berharap untuk menganggapnya sebagai restoran terakhir. Ia menganggap ini sebagai mimpi dan kariernya.     

Ia berharap setiap pengunjung bisa menjadi teman, dan berkeinginan agar restoran kecilnya bisa memberi lebih dari sekadar makanan untuk banyak orang yang melewatinya.     

Ia berharap, masakan yang dibuatnya bisa membawa kehangatan bagi setiap orang yang telah mencicipinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.