Pamanku Kesalahanku

Tidak Ada Yang Menganggap Buruk



Tidak Ada Yang Menganggap Buruk

0Mo Yangyang merentangkan tangan, lalu memeluk pinggang Nenek Han dan meletakkan wajahnya di dadanya. Ia berkata, "Bu... aku merindukanmu."     

Air mata Nenek Han langsung mengalir, "Kamu... ceritakan yang sebenarnya terjadi, apakah kamu disakiti?"     

"Jika orang-orang di Keluarga Xie tidak menyukaimu atau tidak mau menerimamu, tidak masalah jika kalian tidak menikah."     

Xie Xize dengan cepat berkata, "Bu, tidak… tidak seperti itu, ini... salahkan aku. Aku memang tidak merawat Yangyang dengan baik akhir-akhir ini…"     

Latiao memelototi Xie Xize, 'Apakah seperti ini caramu menjelaskan? Kalau kamu bicara seperti ini, kamu bisa tamat sebentar lagi!'     

Ia pun menjelaskan di sebelahnya, "Nenek, setelah mama tiba di sana, dia mengikuti papa untuk merawat ibu mertua Keluarga Xie. Namun di malam pertama, dia masuk angin. Setelah masuk angin, dirinya demam tinggi. Itu terjadi dalam beberapa hari. Setelah mulai membaik… barulah kami pulang."     

Begitu Nenek Han mendengar ini, dirinya mengangkat wajah menatap Mo Yangyang, "Wajahmu kelihatan kusam, lalu bagaimana dengan kakimu?"     

Mo Yangyang menggelengkan kepala, "Kakiku baik-baik saja. Paman kelima khawatir tubuhku lemah dan tidak kuat berjalan, jadi dia menyiapkan kursi roda untukku. Aku benar-benar baik-baik saja."     

Nenek Han menghela napas lega, "Syukurlah, kalau begitu…."     

Latiao juga menambahkan, "Nenek, ayo kita masuk, di luar dingin sekali."     

"Benar juga, ayo cepat masuk. Ibumu baru saja sakit, jangan sampai tertiup angin. Demamnya juga baru saja sembuh, tidak boleh kedinginan lagi."     

Xie Xize mendorong Mo Yangyang ke pintu, lalu menatap mata Gu Fei yang bergembira.      

Ketika Gu Fei melihat Mo Yangyang barusan, ia hampir melontarkan kegembiraannya, 'Bos, kamu sudah bangun.'      

Untungnya cara berpikirnya cukup masuk akal. Secepatnya ia menekan kata-kata yang akan keluar dari bibirnya.     

Gu Fei mencoba yang terbaik untuk menahan kegembiraannya, lalu berkata, "Doktor, Bos, kalian… sudah pulang."     

Kemarin, situasi Mo Yangyang sangat buruk.     

Namun dirinya tidak menyangka, ternyata bisa bangun.      

Gu Fei menebak Mo Yangyang bangun tadi malam. Kalau bukan tadi malam, mana mungkin semangatnya bisa sebegitu baik.      

Faktanya, Mo Yangyang dalam kondisi yang jauh lebih baik.     

Walau wajahnya terlihat kusam, tetapi semangatnya bagus.     

Mo Yangyang tersenyum, "Ya, akhirnya pulang juga."     

Setelah semua orang duduk, Gu Fei bergegas membuat beberapa cangkir teh wangi.     

Nenek Han tidak bertemu Latiao selama berhari-hari, jadi orang tua ini menggendongnya. Memandangnya saja belum puas, jadi Nenek Han menyentuh wajah kecilnya dan berkata, "Padahal cuma ke Kota Xia, tetapi kenapa kalian bertiga kehilangan berat badan banyak sekali?"     

Kesan Nenek Han pada Keluarga Xie dan Kota Xia sekarang, agak tidak baik.      

Ia mengupas kemasan sepotong cokelat, dan memasukkannya ke mulut Latiao.      

Xie Xize tahu bahwa tidak ada senyum di wajah Nenek Han. Wanita tua itu mungkin sangat tidak puas dengan Keluarga Xie.     

Ia berkata, "Bu, aku tidak merawat Yangyang dengan baik, jadi dirinya jatuh sakit begitu tiba di Kota Xia."     

Latiao mengunyah cokelat dan berkata, "Begitu kami tiba di Kota Xia, suhu turun drastis. Nenek mungkin tidak tahu bahwa Kota Xia jauh lebih dingin dari Jinchuan."     

Nenek Han menghela napas, "Kalau begitu kamu tidak bisa disalahkan. Siapapun tidak bisa memprediksi demam."     

"Ibumu… bagaimana?" Nenek Han beralih ke Xie Xize.      

Xie Xize sudah menyiapkan jawaban di kepalanya, "Dokter mengganti obatnya dengan obat baru yang diimpor dari luar negeri, jadi sementara ini penyakit ibuku bisa terkendali… barulah kami bisa pulang. Lagi pula, kami tidak bisa tinggal di sana selamanya."     

Nenek Han mengangguk, "Penyakitnya bisa terkendali, syukurlah."     

Beberapa saat kemudian, ia bertanya lagi, "Lalu, bagaimana hubungan keluargamu dengan Yangyang dan Latiao?…"     

Xie Xize menjawab serius, "Mereka tidak berpikir apa-apa, juga tidak berkomentar apa-apa. Tidak ada dari mereka, yang menganggap buruk istri dan anakku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.