Pamanku Kesalahanku

Karena Terlalu Cinta



Karena Terlalu Cinta

0Xie Xize berkata, "Oke, aku mengerti."     

Latiao memegangi wajah kecilnya dan menghela napas, "Hei, aku merasa terlalu sulit, orangtuaku tidak khawatir!"     

Xie Xize mengangkat sudut bibirnya, lalu mengangkat tangannya untuk mengusap rambut Latiao, "Aku membuatmu khawatir... nak!"     

Latiao mengerutkan bibir….     

Xie Xize memeluk Latiao, dan hatinya jauh lebih santai.     

Setelah kejadian ini, hubungannya dengan Latiao menjadi lebih dekat sekaligus.     

Meskipun... Latiao masih tidak akan memanggilnya 'papa' secara langsung, tetapi Xie Xize tahu bahwa anak ini mengakuinya di depan orang lain. Bahkan di dalam hatinya, Latiao telah mengakuinya sebagai ayah.     

"Soal yang diimpikan mamamu saat koma, aku ingin kamu…"     

Latiao melambaikan tangan mungilnya, "Halah, jangan khawatir tentang itu, serahkan itu padaku. Karena mimpi itu ada hubungannya denganmu, dia pasti tidak akan menjawab jika kamu bertanya."     

"Oke."     

Latiao tiba-tiba bertanya, "Apa ada lagi yang ingin kamu lakukan?"     

Xie Xize menjawab, "Tidak ada."     

Latiao langsung marah, lalu melompat dari pangkuan Xie Xize dan menunjuk ke arahnya, "Tidak ada, lalu apa yang kamu lakukan di ruang baca? Kamu benar-benar… aku tidak tahu alasan mamaku bisa menganggapmu baik, kalau bukan karena dia buta, kamu akan menjomblo seumur hidup!"     

Xie Xize bereaksi, "Aku…."     

Namun hey, bukankah ia menunggu putranya datang, untuk menyampaikan sesuatu?     

Latiao meletakkan tangannya di belakang punggung, lalu memutar tubuhnya, sepenuhnya bersikap seperti anak sulung yang kecewa pada ayahnya.      

Ia berkata, "Kamu bilang tidak akan melakukan apa-apa lagi, tetapi kamu malah tidak kembali untuk menemani mamaku. Apa asyiknya berdiam diri di ruang baca?"     

Xie Xize angkat bicara, "Aku…"     

Latiao menyela, "Aku? Apanya yang aku? Kamu tidak juga segera pergi, sungguh!"     

Xie Xize tidak tahu harus tertawa atau menangis, akhirnya ia berdiri, "Baiklah… aku akan kembali. Kamu juga, kembalilah ke kamar, istirahatlah."     

Melihat punggung Xie Xize, Latiao bergumam pada diri sendiri.     

"Hanya karena kamu ingin melahirkan adik laki-laki dan perempuan untukku, lalu apa ada lagi yang menghalangimu?!"     

Ketika Xie Xize berjalan ke depan dan mendengar ini, ia hanya merasa tak bisa bicara!     

Kemudian…     

Setelah Xie Xize kembali ke kamar, ia melihat Mo Yangyang sedang tidur nyenyak, berbaring miring, meringkuk menjadi bola. DIlihat sekilas, perempuan itu tampaknya merasa tidak aman.      

Xie Xize berbaring perlahan, lalu memeluknya.     

Tangan Xie Xize diletakkan di punggung Mo Yangyang, menepuk-nepuk ringan.      

Dalam kenyamanan dari Xie Xize, tubuh Mo Yangyang perlahan rileks. Akhirnya, dia benar-benar meringkuk ke dalam pelukannya.     

Xie Xize melihat sosok Mo Yangyang yang tertidur dengan nyaman, lalu menghela nafas, "Terkadang, aku benar-benar tidak tahu cara memperlakukanmu!"     

Karena ia terlalu mencintainya, dirinya jadi bingung, dan ragu.     

Ragu tidak bisa memulai.      

Khawatir… perempuan ini akan menolak, khawatir itu akan menyakitinya.     

*****     

Ketika hampir fajar, Mo Yangyang bermimpi lagi.     

Ia memimpikan Lan Dongzhi. Sahabatnya itu tampak berwajah pucat, lalu berjalan ke arahnya dalam keadaan berlumuran darah. Di manapun dia melangkah, semuanya tercecer darah.      

Mo Yangyang berlari ke arah Lan Dongzhi, sambil meneriakkan namanya.      

Namun belum juga dirinya tiba di depan Lan Dongzhi, ia terbangun.      

"Yangyang, Yangyang… Yangyang… Yangyang…" Xie Xize merasa Mo Yangyang tidak beres, jadi dirinya menggoyang-goyangkan tubuh Mo Yangyang sambil memanggil namanya.      

Setelah terbangun, Mo Yangyang menatap langit-langit dengan linglung.      

Xie Xize menyalakan lampu dinding di samping tempat tidur, cahayanya redup.     

Xie Xize memeluk Mo Yuanyang dan berkata dengan lembut, "Yangyang… Apa kamu memimpikan sesuatu yang buruk? Cepat beritahu aku, ya!"     

Setelah beberapa saat, Mo Yangyang berbicara dengan bingung, "Ehm… Paman Kelima…."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.