Pamanku Kesalahanku

Senyummu Palsu, Kamu Tidak Bisa Berbohong



Senyummu Palsu, Kamu Tidak Bisa Berbohong

0Natal tahun ini, tidak ada apapun.      

Latiao naik ke sofa lalu bersandar pada Mo Yangyang. Kemudian, ia berkata, "Ma, itu hanya satu Natal, bukan apa-apa. Kita masih punya banyak Natal untuk dihabiskan. Selain itu, lusa sudah Tahun Baru Masehi, berarti Tahun Baru Imlek tinggal beberapa hari lagi. Sekarang, beberapa hari ini, paling tidak kita fokus ke Tahun Baru Imlek."      

Sudut bibir Mo Yangyang terangkat, "Ya, kamu benar... yang paling penting sekarang adalah Tahun Baru Imlek. Saat Tahun Baru Imlek nanti, mama akan memberimu amplop merah besar."     

Mendengar itu, mata Latiao berbinar-binar, "Oke."     

"Ngomong-ngomong, bagaimana sekolahmu? Apakah ada kegiatan di Tahun Baru Imlek? Kamu sudah tidak masuk sekolah selama berhari-hari, apakah itu akan mempengaruhi kelancaran kelulusanmu?"     

Mo Yangyang mengangkat tangan dan membelai bagian atas kepala Latiao. Selama beberapa hari ini, sering terjadi musibah di rumah. Alhasil, waktu Latiao untuk pergi ke sekolah berkurang drastis.      

Walau sebenarnya, ia tidak khawatir dengan "kelulusan" Latiao. Hanya saja, ia khawatir bahwa Latiao akan kehilangan kontak dengan anak-anak lain.     

Latiao menggelengkan kepala, "Tidak ada kegiatan apapun... jangan khawatir."     

Mo Yangyang masih tidak tahu bahwa taman kanak-kanak itu sudah menjadi milik Latiao.      

Bahkan jika anak ini tidak pergi ke taman kanak-kanak, ia masih sering berkomunikasi dengan kepala sekolah.      

Jadi, ia tidak perlu pergi ke taman kanak-kanak sama sekali.     

Latiao meraih tangan Mo Yangyang, menjepit kapalan tipis di jarinya, dan memanggil, "Mama…."     

"Ada apa?"     

Latiao memikirkan yang dia katakan kepada Xie Xize tadi malam. Ia harus menemukan cara untuk bertanya kepada Mo Yangyang tentang mimpi yang dialaminya sewaktu koma.      

Ia harus menjaga baik-baik keluarga yang susah payah disatukannya ini.      

Mengenai langkah Xie Xize sendiri, Latiao tidak berani mengatakan apa-apa lagi dengan jelas. Tetapi Latiao tahu lebih baik daripada siapapun tentang sikapnya terhadap Mo Yangyang.     

Siapapun bisa menyakiti mamanya, tetapi Xie Xize tentu tidak akan menyakiti mamanya.      

Hanya saja, Latiao sementara ini tidak tahu cara bertanya tentang mimpi itu tanpa membuat mamanya curiga.      

Setelah memikirkannya, ia masih belum menemukan titik solusi untuk memulai. Sepertinya… semuanya tidak bagus.      

Melihat Latiao tidak segera bicara, Mo Yangyang bertanya kepadanya, "Ada apa? Apakah kamu punya sesuatu yang ingin ditanyakan kepada mama?"     

Latiao mendongakkan kepala menatap mata Mo Yangyang.      

Setelah ragu-ragu, Latiao akhirnya memutuskan, 'Ya sudah tidak usah bertele-tele, langsung ke intinya saja.'     

Latiao berkata, "Ma, menurutmu... jika suatu hari, mama tahu bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi di masa depan, apa yang akan mama lakukan?"     

Mo Yangyang tercengang….     

Karena pertanyaan yang diajukan oleh Latiao bukanlah keraguan yang menakutkan, yang dikhawatirkannya setiap hari di dalam hati...     

Mengenai Xie Xize, Mo Yangyang masih merasa kontradiktif padanya, dan tidak tahu cara menghadapinya.     

Kemudian, ia memanggil dengan linglung, "Latiao...."     

Latiao menatap mata Mo Yangyang dengan serius, dan berkata, "Ma, tidak ada gunanya melarikan diri. Kita ini manusia, bukan burung unta yang mengubur kepala di pasir supaya bisa berpura-pura tidak melihat. Kita tidak bisa memecahkan masalah dengan menipu diri kita sendiri."     

Mo Yangyang sedikit bingung. Ia menundukkan kepalanya untuk tidak menatap langsung ke mata Latiao.     

"Aku… tidak seperti itu…."     

Latiao menghela napas, "Mama seperti itu… Mama sedang bersembunyi sekarang. Mama mengunci diri di jalan buntu. Mama tidak bisa keluar sendiri, tetapi tidak mau memberi tahu orang lain bahwa Mama bersembunyi di sudut sendirian."      

"Di sini, mama berpura-pura tidak ada yang terjadi, berpura-pura semuanya berjalan seperti biasa. Akan tetapi, apakah Mama tahu bahwa senyuman Mama sangat palsu? Apakah Mama tahu bahwa Mama tidak bisa berbohong sama sekali?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.