Pamanku Kesalahanku

Tidak Menyangka Semenakutkan Itu



Tidak Menyangka Semenakutkan Itu

0"Sebenarnya, mimpi pertamaku adalah sehari sebelum kebakaran, tepatnya di pagi hari ketika aku akan segera bangun…. Kejadian di mimpi itu teringat sangat jelas, seperti nyata."      

"Di mimpi itu, aku bahkan bisa menyentuh barang-barang rumah yang padat. Aku berdiri di samping, sebagai pengamat, yang menyaksikan kehidupan keluarga kita yang terdiri dari tiga orang."     

"Paman Kelima waktu itu terlihat sama seperti sekarang, sangat baik, sampai sosokku yang di dalam mimpi itu hamil. Ketika kehamilanku menginjak bulan ketiga, tiba-tiba pada suatu hari, dia bangun di pagi hari, membuatkan diriku yang ada di dalam mimpi segelas susu. Dia melakukan itu setiap hari, dengan mencampurkan obat yang tidak kuketahui ke dalam susu itu…."     

Latiao mendengarkan Mo Yangyang yang perlahan menceritakan tentang mimpi pertamanya.     

Pantas saja dirinya merasa bahwa sikap mamanya agak aneh pagi itu, ternyata gara-gara mimpi ini.     

Ia bermimpi, lelaki yang selalu satu bantal dan satu ranjang dengannya itu, memberinya obat setiap hari.      

Ini... seperti kisah cinta yang mengharukan, berubah menjadi kisah horor yang menakutkan dalam sekejap.     

Latiao bertanya, "Kemudian...."     

"Kemudian, saat aku koma, aku memimpikan kelanjutan dari kejadian itu. Aku bermimpi bahwa kondisi tubuhku perlahan-lahan semakin memburuk. Aku yang menjadi pengamat dalam mimpi itu bertanya kepada Xie Xize…"      

"Ya, aku bertanya mengenai hal yang terjadi pada diriku. Kenapa tubuhku semakin lama semakin lelah? Kenapa dirinya jadi lebih sering mengantuk?... Sayangnya Xize menjawab bahwa itu baik-baik saja, hanya karena kondisi kehamilannya. Akan tetapi saat perutku semakin besar, ketika aku terlihat akan melahirkan… dia… dia…"     

Mo Yangyang menggigit bibir, mengepalkan tangan erat-erat. Wajahnya pucat, pupil matanya berkontraksi, terlihat sangat ketakutan.     

Latiao segera bertanya, "Dia membunuh anak itu? Atau dia membunuhmu?"     

Mo Yangyang menatap Latiao, matanya sedikit merah.     

Latiao memeluk Mo Yangyang, "Ma, jangan takut, katakan padaku, apa pun yang terjadi, aku akan sekuat tenaga menolongmu, aku sudah besar...."     

"Dalam mimpi itu, sebelum aku melahirkan, aku mimisan tanpa alasan, kemudian tiba-tiba jatuh pingsan... Setelah aku pingsan, Xie Xize masuk dan menyeretku ke ruang bawah tanah rumah yang merupakan sebuah laboratorium. Dia mengikatku ke meja operasi, lalu, menungguku bangun… dia…."     

Semakin mendengarkan, Latiao semakin merasa itu mimpi yang menakutkan.      

Ia memegang tangan Mo Yangyang, "Ma, jangan takut, aku di sini, jangan takut... ceritakan kelanjutannya padaku...."     

Mo Yangyang gemetar sambil berkata, "Ketika aku bangun, aku melihatnya mengambil pisau bedah. Dia berkata, dia membuatku hamil, hanya untuk menantikan hari ini."      

"Dia pun… mengambil sendiri benda laboratorium yang paling sempurna, lalu… membelah perutku. Aku…. Latiao, kamu tidak tahu, rasa sakitnya sangat nyata, tidak terasa seperti mimpi sama sekali. Dia seperti benar-benar menyayatku. Aku bisa mendengar pisau menyayat daging... aku bisa merasakan sakitnya...."     

Mendengar ini, Latiao merasakan hawa dingin di punggung. Ia tiba-tiba mengerti alasan Mo Yangyang begitu gelisah dan ketakutan.      

Sialan, mimpi macam apa ini?     

Latiao mengira Mo Yangyang bermimpi bahwa Xie Xize telah melakukan sesuatu untuk membuatnya menyesal. Namun ia masih berpikir bahwa hal itu mungkin tidak terlalu parah.      

Akan tetapi, ia tidak menyangka akan semenakutkan itu.      

Hanya mendengar seperti ini saja, ia merasa kulitnya mati rasa, tangan dan kakinya kedinginan.      

Latiao bergegas menenangkan Mo Yangyang, "Tidak apa-apa, tidak apa-apa, Ma. Mama sudah bangun, Mama tidak dalam mimpi lagi. Ma, lihat aku! Katakan padaku, apa yang terjadi denganku? Apakah aku tidak ada dalam mimpi itu?"     

Latiao heran, kenapa tidak ada dirinya dalam mimpi? Dirinya tidak mungkin tidak ada di dalam mimpi kan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.