Pamanku Kesalahanku

Jika Mimpi Buruk Jadi Kenyataan, Harus Segera Dicegah



Jika Mimpi Buruk Jadi Kenyataan, Harus Segera Dicegah

0Mo Yangyang berkata dengan mata merah, "Awalnya di dalam mimpiku ada kamu, tepat setelah aku bermimpi bahwa dirinya memberiku obat untuk pertama kalinya, dan tidak sampai beberapa hari, kamu sudah menghilang dari rumah itu."      

"Aku yang berada di dalam mimpi itu bertanya padanya tentang keberadaanmu, tetapi dia bilang, dia mengirimmu ke luar negeri untuk belajar sesuatu. Lalu dia menyuruhmu untuk menghubungiku. Suara di telepon itu benar-benar suaramu. Kemudian, setiap seminggu sekali, dia selalu menyuruhmu menelponku…."     

Mo Yangyang masih lanjut bercerita, "Namun, aku sekarang berpikir bahwa teleponnya itu tidak beres. Ia hanya membiarkanku berbicara denganmu di telepon, tetapi tidak pernah membiarkanku video call denganmu. Aku merasa… kamu juga celaka, lalu bisa saja dia menggunakan mesin peniru suara untuk meniru suaramu."     

"Jadi, setelah aku bangun, mimpi ini menjadi kegelisahan di hatiku. Ketika aku melihat Paman Kelima, aku tanpa sadar teringat pada lelaki kejam dalam mimpi itu. Aku tidak tahu macam obat yang dimasukkannya ke dalam susu setiap hari. Walau tujuannya mungkin untuk anak di perutku. Anak di perutku adalah bahan percobaannya…."     

Kali ini, sungguh bukan kemunafikan Mo Yangyang.      

Ini adalah mimpi yang sangat buruk. Setelah bermimpi seperti itu, tidak mungkin bagi perempuan ini bersikap tidak terjadi apa-apa.      

Terlebih lagi, hanya Mo Yangyang yang tahu betapa nyata mimpi itu....     

Dan yang terpenting, mimpi pertama yang didapatkannya setelah bangun tidur segera menjadi kenyataan.     

Mana mungkin ini akan membuat Mo Yangyang tidak takut?     

Seandainya, jika semua mimpi dalam koma menjadi kenyataan suatu hari, maka dirinya, Latiao, dan anak di kandungannya, akan segera tamat.      

Ada nyawa yang dipertaruhkan, jadi Mo Yangyang tidak berani menganggapnya enteng.      

Ia juga ingin melupakan semua mimpinya itu, dan menjalani kehidupan yang baik bersama Xie Xize. Akan tetapi… sulit untuk melakukan itu.     

Kecuali, bisa dibuktikan bahwa mimpi itu salah dan tidak mungkin jadi kenyataan.      

Hati Latiao bergetar saat ini. Ia tidak menyangka akan mendengar mimpi yang begitu mengerikan.     

Latiao selalu merasa bahwa dirinya adalah orang yang sangat tahan tekanan, sangat rasional, dan tenang. Namun sekarang, ia tidak bisa tenang.     

Ia bahkan tidak berani berpikir, bagaimana jika mimpi ini benar-benar menjadi kenyataan?     

Ketika memikirkan ibunya diikat ke meja operasi, perutnya dibelah, dan bayinya dikeluarkan, ia merasa gemetar pada sekujur tubuhnya. Bahkan muncul satu ide di benaknya, 'Bagaimana kalau membawa mama pergi, dan tidak usah menginginkan Xize?'     

Walau demikian, Latiao dengan cepat menenangkan emosi.      

Ia memeluk Mo Yangyang dan menepuk punggungnya untuk menghiburnya. Ia juga berkata, "Ma, ini cuma mimpi. Meskipun menakutkan... tetapi, bagaimanapun juga, itu tidak nyata…"     

Mo Yangyang berkata, "Latiao, jika suatu hari kita benar-benar menunggunya menjadi kenyataan, maka... semuanya akan terlambat."     

Mendengar kesedihan ini, Latiao seketika terdiam....     

Ya, jika itu menjadi kenyataan, maka sudah terlambat untuk mencegahnya.      

Latiao menggenggam tangan Mo Yangyang dan berkata dengan serius, "Ma, aku tahu. Jangan takut, kita pikirkan kemungkinan yang terburuk. Bahkan jika suatu hari di masa depan semua hal dalam mimpi Mama akan jadi kenyataan, tetapi, ada satu hal yang menurutku aneh…"     

"Apa itu?"     

Latiao menjawab, "Katakan, saat Mama hamil di bulan ketiga, Xize mulai memberimu obat, kan? Lalu bagaimana dengan sebelumnya?"     

Mo Yangyang mengangguk, "Sebelumnya… semua normal-normal saja, sama seperti Xie Xize yang sekarang, tidak ada bedanya."     

Ada tebakan di hati Latiao.      

Ia berkata, "Ya, semuanya normal, karena obatnya akan segera diresepkan. Kalau dia menginginkan produk tes yang paling sempurna, kenapa dia tidak memulainya dari hari pertama kehamilanmu?"     

Mo Yangyang menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu…."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.