Menjadi Istri Sang Bintang Film

Seorang Anak Kecil yang Tidak Akan Berhenti



Seorang Anak Kecil yang Tidak Akan Berhenti

0Tangan Mo Boyuan terasa agak gatal, dia benar-benar ingin memukul si kecil yang telah menjahili ibunya.     

Setelah tinggal di medan perang untuk waktu yang lama, emosinya memang jadi jauh lebih pemarah dari sebelumnya.     

Seketika si kecil teringat sesuatu, dia langsung loncat dari kursi, kemudian mundur beberapa langkah. Sambil menggembungkan pipi, lalu berkata. "Sudah waktunya kelas. Jiang Tingxu, kita harus pergi."     

Si kecil terlihat bersemangat, tapi jika dilihat dengan hati-hati matanya penuh dengan ketakutan.     

Huh~     

Saat itulah Ning Ning baru menyadari, saat ia mengerjai Jiang Tingxu di telepon dengan ayahnya, ia tidak berani melihat ke atas.     

Raut wajah Jiang Tingxu terlihat tertekan beberapa kali, tapi tidak mungkin dirinya benar-benar bertengkar dengan putranya sendiri, bukan? Jarang sekali melihat putra nakalnya seperti ini. Selain tidak berdaya, memangnya dia bisa apa lagi?     

"Ayo pergi."     

Semua anak di mata ibunya, terlihat sebagai bencana yang sulit dilalui seumur hidup!     

Tapi seorang anak juga membuat hidup terasa lebih manis dan menyenangkan!     

...     

Dalam perjalanan kembali ke mansion lama, suasana hati si kecil jadi tidak terlalu bersemangat, padahal sebelumnya dia tidak bisa berhenti mengoceh.     

Jiang Tingxu merasa kasihan kepadanya, tapi dia tidak mengatakan apapun.     

Selama beberapa tahun ini Jiang Tingxu tidak pernah mengurus Mo Zhining. Sekarang tiba-tiba saja dia datang, ini benar-benar tidak bisa dijelaskan.     

"Kamu tidak mau mengikuti kelas?" tanya Jiang Tingxu.     

"Ya!" Si kecil itu mengangguk penuh semangat semangat.     

Jiang Tingxu menghela napas dalam-dalam dan menatap putranya. "Tunggu ayahmu kembali, aku akan bantu bicara dengannya."     

Jika bukan karena keluhan putranya dengan wajah kecilnya yang memelas, Jiang Tingxu tidak akan mau melakukan ini.     

Jiang Tingxu yang sekarang sama sekali tidak ingin melihat pria itu, meski hanya melirik!     

Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah putra kandungnya.     

Jiang Tingxu berhutang terlalu banyak kepada Mo Boyuan!     

Si kecil akhirnya mendongak untuk menatap Jiang Tingxu. "Benarkah?"     

Jiang Tingxu mengusap kepala anak ini dengan lembut.     

"Tentu saja. Tapi, kamu sudah berumur empat tahun, tidak boleh tidak belajar apa pun. Kamu bisa pilih dua kursus yang kamu sukai dari enam kursus itu."     

"Jadi kalau tidak belajar apapun, tidak akan diizinkan!"     

Sekarang anak ini terhitung masih sangat kecil, dia harus belajar pelan-pelan. Tunggu sampai bertambah umur, lebih ditingkatkan lagi belajar secara serius selangkah demi selangkah.     

Dia masih belum tahu bahwa pada akhirnya, beberapa kursus ini masih harus ia pelajari.     

Tapi sekarang, Ibunya mengubah takaran kursusnya. Sepertinya sedikit, tapi jika dipikir-pikir, bobotnya tetap tidak berubah!     

Oleh karena itu, meskipun anak ini cerdas dan berbakat, dia harus tetap menuruti orang tuanya.     

"Ya... Ning Ning suka aritmatika dan juga taekwondo!"     

"Pfffttt", Si kecil sama sekali tidak sadar bahwa dirinya telah jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh ibunya.     

"Boleh. Kalau begitu tunggu sampai ayahmu pulang, aku akan mencari waktu untuk bicara dengannya!"     

"Ya, ya. Terima kasih, Xu Xu."     

"Xu Xu?"     

Jiang Tingxu teringat sesuatu dan seperti akan menyemburkan muntahan darah. Dia mulai menyadarinya, "Jangan panggil dengan nama itu!"     

"Kenapa? Xu Xu kedengarannya bagus."     

Jiang Tingxu mengulurkan tangan untuk menarik si kecil ke dalam pelukannya. "Tidak usah banyak tanya, pokoknya tidak boleh!"     

"Jika kamu tidak menurut, aku pukul pantatmu!" ujar Jiang Tingxu kepada anaknya.     

"Heh~" Si kecil ini mendengus dingin, kemudian muncul berbagai pertanyaan di kepalanya.     

"Mengapa Jiang Tingxu sangat tidak suka dipanggil Xu Xu?"     

"Pasti ada masalah!"     

"Tidak bisa dibiarkan, aku harus mencari seseorang untuk bertanya padanya."     

Jiang Tingxu tidak tahu putranya diam-diam sudah memikirkan pertanyaan ini!     

Anak ini seperti bersumpah untuk tidak berhenti mencari tahu!     

"Nyonya, sudah sampai."     

Terdengar sang sopir taksi yang mengingatkan mereka, Jiang Tingxu pun baru melepaskan pelukan dari putranya. Matanya tertuju ke gerbang mansion yang sudah lama tidak ia lihat, sekarang dia berdiri di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.