Menjadi Istri Sang Bintang Film

Mengendus, Menyanjung



Mengendus, Menyanjung

0Makanan di rumah keluarga Mo ini benar-benar enak!     

Mereka yang sudah pernah makan di rumah ini tahu, koki hebat bintang lima pun kalah jika dibandingkan dengan koki keluarga Mo.     

Koki bintang lima memang tidak bisa disamakan dengan koki kerajaan.     

Sejak kecil Su Muxue sering datang ke keluarga Mo untuk menumpang makan. Dulu ketika masih kecil, dia adalah anak yang pemalu, dia selalu memaksa kakeknya untuk mengajaknya datang ke rumah keluarga Mo. Tapi setelah dewasa dia malah tidak tahu malu dan selalu datang tepat saat waktunya makan.     

"Hei, Kakek Mo, aku ini sangat merindukanmu. Kita berdua tidak ada perselisihan, jadi aku bisa masuk sesuka hati kemari, kan?"     

Su Muxue memang memiliki wajah yang lebih tebal dari tembok, sampai bisa bicara seperti itu.     

Kakek Mo hanya berpura-pura berdeham. "Kamu ini gadis yang suka menyanjung. Telingaku mulai tertutup serangga, lebih baik berhenti bicara, cepat makan saja sana!"     

"Terima kasih kakek Mo, aku tahu kakek Mo adalah yang terbaik untukku!"     

Di seberang meja makan, si kecil terlihat cemberut sambil berbicara dengan suara pelan "Hiss, dasar penjilat~"     

Jiang Tingxu mendengar putranya mengeluh tentang tingkah Su Muxue sambil menyendok bubur dari mangkuk. Dia tidak ingin tertawa, tapi dia tidak bisa menahan diri.     

Di usia yang begitu muda, si kecil sudah bisa membuat keluhan tentang ini?     

Adapun Muxue yang terkena cibiran tentu saja membuat keluhan tentang ucapan anak itu dengan jelas.     

"Xiao Ning Ning, kamu...."     

Si kecil dengan tenang menggigit roti isi kukus di tangannya sambil melirik ke samping.     

"Memang begitu, kan? Ning Ning tidak salah bicara," ucap si kecil.     

Heh, siapa yang menyuruhmu mengganggu Ning Ning dan ibunya sepagi ini?     

Su Muxue tidak tahu. Hanya karena ini, dia menjadi sasaran si kecil ini untuk waktu yang lama.     

Sekarang juga baru permulaan.     

Jiang Tingxu tidak berdaya, dia hanya berdeham dua kali, kemudian mengulurkan tangannya di bawah meja untuk menarik lengan kecil putranya.     

Meskipun Su Muxue mungkin tidak peduli, keluarga Mo dan Su telah berteman selama bertahun-tahun, dan mereka tidak bisa terlalu mempermalukan satu sama lain.     

"Ini hanya tingkah dari seorang anak kecil saja, jadi mudah dilupakan, lebih baik urus diri sendiri dan terus makan." Batin Su Muxue.     

Saat itu juga, Mo Xu yang akhirnya sadar dari mabuk pun datang dengan gaya rambut acak-acakan.     

"Kakek, kenapa kamu tidak memanggilku untuk makan?"     

Karena tadi malam dia mabuk, dia tidur sampai melewatkan waktu sarapan, sekarang juga tidak ada yang memanggilnya untuk makan siang, "Apa aku ini bukan anak kandung keluarga Mo?"     

Cucu siapa yang diperlakukan seperti ini?     

Tuan Mo melirik dengan jijik.     

"Memangnya kenapa? Apa kamu ingin orang tua sepertiku datang dan mengundangmu makan secara langsung?"     

Jika kakek yang pergi sendiri untuk mengajak Mo Xu makan, konsekuensinya tidak akan terlalu baik.     

"Ehem." Mo Xu berdeham dua kali.     

"Tidak, tidak, tentu saja tidak. Hei, Kakek, selamat pagi!"     

Mo Xu tidak punya keberanian seperti itu!     

Hanya ada ketakutan!     

Sayangnya, Kakek tidak memperhatikan sama sekali.     

Dalam hati Mo Xu tidak bisa menahan diri untuk tidak ragu pada dirinya sendiri. Apa dia sungguh anak kandung keluarga Mo?     

Dengan wajah seperti ini, sepertinya tidak mungkin kalau bukan anak kandung?     

Sejak kecil, nenek tidak menyayangi atau mencintainya, hal itu juga membuat Mo Xu tertekan.     

Tiga orang lainnya di atas meja tidak terkejut. Bagaimanapun, banyak yang tidak suka dengan sikap Mo Xu di rumah itu.     

Jika ingin disukai, kemungkinan hanya oleh ibu dan anak ini!     

Mo Xu dan kakaknya, mana mungkin tidak tumbuh dengan aturan keluarga Mo?     

Sebaliknya, ibu dan anak ini tidak harus terikat aturan!     

Perlakuan berbeda yang jelas terlihat ini, dikhawatirkan orang yang tidak tahu akan benar-benar salah paham siapa anggota keluarga Mo yang sebenarnya.     

Si kecil sudah selesai makan, kemudian meletakkan piring dan sumpitnya, lalu menatap Jiang Tingxu.     

"Jiang Tingxu, apa kamu akan bekerja hari ini?"     

"Hari ini tidak bekerja, ada apa?"     

Si kecil itu mengerutkan bibirnya. "Tidak ada, Ning Ning hanya bertanya."     

Tapi raut wajah kecilmu itu sepertinya bukan untuk bertanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.