Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ning Ning Akan Tinggal Denganmu



Ning Ning Akan Tinggal Denganmu

0Hampir terjadi pertengkaran di ruang makan begitu Kakek Mo pergi. Jiang Tingxu tanpa ragu-ragu dan memilih untuk pergi bersama putranya.     

Paman Jin masih ada di sana. Bahkan jika keduanya benar-benar bertengkar, mereka tidak akan sampai terluka sangat parah.     

"Jiang Tingxu, apa kamu mau pergi dengan Bibi Su?" tanya si kecil sambil mendongakkan kepala, raut wajahnya jelas menunjukkan rasa tidak senang.     

"Su Muxue datang lebih awal dan makan di rumah. Terlebih lagi akan membawa Jiang Tingxu pergi!"     

"Benar-benar menyebalkan!"     

"Ya, nanti malam ada teman kami yang ulang tahun, jadi harus keluar."     

"Siapa yang ulang tahun? Apa Ning Ning boleh ikut?"     

"Tidak boleh!" Kata Jiang Tingxu. Dia merasa putranya tidak akan aman jika ikut ke acara itu.     

Bahaya yang tidak diketahui bisa bersembunyi di mana saja. Jiang Tingxu sendiri juga ingin melihat, apakah dirinya bisa menemukan beberapa petunjuk di sana.     

Lagi pula, orang-orang ini adalah satu-satunya yang dapat mengetahui detail mereka.     

Meskipun keluarga Shen bukanlah keluarga yang terkenal, Shen Peiyi sudah berteman dengan Jiang Tingxu dan Su Muxue selama ini, bisa dikatakan mereka bertiga sangat saling memahami satu sama lain.     

Keluarga Shen mengeluarkan banyak sekali uang untuk hari ulang tahun Shen Peiyi. Banyak orang-orang terkenal yang akan hadir di acara itu.     

Begitu mendengar penolakan tegas dari ibunya, si kecil mulai mengusap hidungnya.     

"Kenapa Ning Ning tidak boleh ikut?" tanya Ning Ning kembali.     

Jiang Tingxu mengerutkan kening. Dia menatap wajah kesal putranya, dia menghela napas dalam hati karena tidak berdaya. Lalu dia dengan tenang menjelaskan kepada putranya.     

"Pestanya diadakan nanti malam. Ayahmu menetapkan bahwa kamu harus tidur sebelum jam sembilan setiap hari, bukan?"     

Eh...     

"Tapi bukankah kamu mengatakan bahwa Ning Ning masih anak-anak dan tidak harus mengikuti aturan orang dewasa?"     

Sepertinya perkataan itu benar-benar menjadi bumerang untuk Jiang Tingxu.     

Apa perkataan itu bisa digunakan begitu saja?     

"Itu, tidurlah lebih awal dan bangun lebih awal. Baik orang dewasa maupun anak-anak harus mengikutinya. Hanya dengan tidur lebih awal dan bangun lebih awal, tubuh akan menjadi baik. Kalau tidak, nanti jadi mudah sakit. Kalau sakit, nanti harus disuntik dan minum obat-obatan!"     

Si kecil itu masih memiliki banyak kata untuk menyangkal, tapi ketika dia mendengar kata suntik dan obat-obatan, dia tersedak kembali.     

"Kapan kamu akan kembali?"     

Jiang Tingxu Xu mulai tersenyum, lalu mulai menggendong putranya.     

"Aku harus pergi bekerja besok pagi. Aku tidak akan kembali ke sini malam ini. Tunggu sampai libur, aku akan menemanimu lagi, ya?"     

"Apa? Kamu tidak akan kembali?"     

Si kecil itu mengedipkan matanya beberapa kali. Setelah berjuang untuk turun, tatapan matanya tiba-tiba menjadi mengeluh.     

Pertanyaan itu membuat Jiang Tingxu seperti mati rasa. "Kalau aku kembali ke sini, aku akan terlambat untuk rapat kerja besok pagi."     

Si kecil pun segera berpikir. Wajahnya menunjukkan kemarahan, bahkan alisnya pun mulai berkerut. Setelah beberapa saat, dia melihat ke atas lagi.     

"Aku lebih suka tidak tinggal di sini. Lebih baik aku tinggal di rumah itu bersamamu."     

"Ah? Yunyu Tixiang?"     

"Ya!" Si kecil mengangguk dengan sungguh-sungguh     

Ehem.     

Untuk sesaat, Jiang Tingxu sedikit bingung.     

Tanpa diduga, putranya malah menawarkan diri untuk pergi bersamanya!     

Tapi Xiao Huahua belum datang.     

Jika Xiao Huahua datang, maka Jiang Tingxu tidak akan merasa khawatir akan hal lain lagi.     

"Ning Ning, bisakah kamu menunggu beberapa hari? Yunyu Tixiang di sana masih belum melakukan persiapan apapun. Ibu khawatir tidak bisa menjagamu dengan baik."     

Namun siapa yang menyangka, si kecil malah terus menggelengkan kepalanya.     

"Tidak, tidak, tidak, Ning Ning tidak mau menunggu, aku mau hari ini."     

Mata anak itu mulai terlihat berkaca-kaca, ingus dan air liurnya mengalir, dan suaranya meraung sangat keras.     

Mo Xu dan Su Muxue mendengar teriakan Xiao Ning Ning.     

"Ada apa? Kenapa kamu menangis?"     

Jiang Tingxu juga sangat tidak berdaya oleh putranya. Melihat si kecil yang masih duduk di lantai, ia menarik napas lagi. Ia pun berjongkok untuk menangkap si kecil ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.