Menjadi Istri Sang Bintang Film

Punya SIM?



Punya SIM?

1Jiang Tingxu tidak tahu apa-apa tentang yang sedang dilakukan Mo Boyuan.     
1

Meskipun tahu, itu pasti sudah terlambat!     

Asisten Yan sudah tahu bahwa Bosnya adalah orang yang licik, dalam hati dia turut sedih untuk istri bos.     

Jika ingin melarikan diri dari Bos, mungkin itu hanya akan ada di dalam hati dan pikirannya saja, dan tak akan bisa terjadi!     

Asisten Yan mengusap dahinya. "Bos, kalau begitu saya akan segera mengurusnya, saya pamit dulu," Ucap asisten Yan dengan suara rendah.     

Tetapi ....     

"Pergilah, setelah mengurus masalah ini, ingatlah untuk melapor ke cabang Afrika!"     

Shhh!     

"Apa?" Asisten Yan menatap ponsel itu dengan perasaan ngeri, tapi sepertinya panggilan itu sudah ditutup.     

"Sialan, bagaimana masih harus melapor ke Afrika?"     

"Apa bos benar-benar sangat kapitalis seperti ini?"     

Itu memang benar, kata kapitalis ini sudah menjelaskan semuanya.     

Suasana hati asisten Yan saat ini benar-benar tidak terlukiskan, tetapi meskipun merasa seperti itu, dia masih harus melakukan hal-hal dengan baik untuk bosnya, dan kemudian dengan patuh membeli tiket pesawat ke Afrika.     

"Gaji tahunan delapan digit, itulah yang benar-benar manis!"     

...     

Toko Yuncheng 4S.     

Jiang Tingxu sedang bermain dengan ponselnya, tadi manajer Jiang Hao mengatakan bahwa dia harus menunggu sampai dua jam, tapi kenyataannya prosedur pembelian mobilnya sudah selesai dalam satu setengah jam. Kemudian datang seorang petugas kasir wanita yang tadi. "Nona Jiang, Anda bisa memeriksa mobilnya."     

"Sekarang?" Tanya Jiang Tingxu.     

Kasir itu mengangguk. "Ya, formalitas sudah selesai. Manajer toko sudah menunggu di garasi."     

Jiang Tingxu pun berdiri. "Baiklah, ayo pergi."     

Mereka masuk ke garasi belakang dan Jiang Hao sudah menunggu di sana. Mobil baru itu diparkir di samping, terlihat cerah dan terang.     

Sebenarnya, proses pemeriksaan mobil ini sudah tidak diperlukan lagi.     

Jiang Tingxu tidak mengerti ini, meski dilihat pun ia tidak akan mengerti. Selain itu, Jiang Hao ada di sana!     

"Dokter Jiang, lakukan test drive lebih dulu.     

Jiang Tingxu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa."     

Memang kebanyakan orang tidak bisa melakukan test drive mobil baru, baik pria maupun wanita.     

Jiang Hao juga tidak berencana menyulitkan.     

"Kalau begitu tidak perlu khawatir, aku baru saja melihat mobilnya. Tidak ada masalah dengan mesinnya. Dokter Jiang hanya perlu mengemudikannya saja."     

"Kalau begitu aku bisa pergi sekarang?" tanya Jiang Tingxu.     

"Tentu saja."     

Jiang Tingxu pun tidak lagi ragu dan langsung masuk ke dalam mobil begitu mendengar dia boleh mengemudikannya.     

Namun, pada saat Jiang Tingxu baru menyalakan mesin, Jiang Hao bertanya perlahan di luar jendela.     

"Lupa bertanya, apakah Dokter Jiang memiliki SIM?"     

Eh....     

Tidak heran Jiang Hao memiliki keraguan ini. Siapa suruh Jiang Tingxuxu terlihat tidak bisa diandalkan!     

Meskipun toko telah mengurus semua prosedur mobil ini, namun hal terpenting untuk bisa mengendarai mobil di jalanan tetaplah sama!     

Tanpa SIM, maka itu adalah masalah besar!     

Raut wajah Jiang Tingxu berkedut. Bisakah Jiang Hao berhenti mempertanyakan masalah itu?     

Kemudian Jiang Tingxu mengeluarkan sebuah kartu kecil yang ada di dalam tas di dekatnya, lalu menggoyangkannya di depan Jiang Hao.     

"Kenal?"     

Eh, bagaimana mungkin Jiang Hao tidak mengenali foto di SIM itu?     

"Baiklah, baiklah, kamu bisa pergi."     

Jiang Tingxu memutar mata beberapa kali, lalu dia menyalakan mesin mobil dan pergi.     

Sudah hampir jam enam Jiang Tingxu baru keluar dari toko 4S.     

Su Muxue mengirimkan banyak pesan Wechat seperti sedang mendesak.     

"Sudah berangkat, belum?"     

"Sampai di mana?     

"Bisa tidak lebih cepat?"     

Jiang Tingxu tidak membalas pesan itu, tapi dia segera menyambungkan ponselnya ke perangkat Bluetooth di mobil, lalu menyambungkan lagi dengan telepon.     

Su Muxue pun segera mengangkat telepon.     

"Bagaimana urusanmu?" Tanya Su Muxue mendesak.     

"Kamu ada di mana?" Tanya Jiang Tingxu balik.     

"Kedai teh yang biasa kita kunjungi, sebelum berangkat datang ke sini dulu, ya."     

Jiang Tingxu mengetahui lokasi kedai teh yang disebutkan oleh Su Muxue. "Segera sampai."     

Memang lebih nyaman jika memiliki mobil pribadi daripada berjalan kaki.     

Kedai teh itu tidak jauh, dengan mengendarai mobil dia bisa sampai di sana selama lima menit.     

Su Muxue dan lainnya pun berdiri menunggu di luar kedai teh. Tidak lama kemudian, sebuah Volkswagen CC baru melaju ke arah mereka.     

Beberapa orang mengira itu hanya mobil biasa yang lewat, tapi mobil malah berhenti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.