Menjadi Istri Sang Bintang Film

Tidak Tahu Malu



Tidak Tahu Malu

0Haha.     

Ekspresi wajah Add tampak suram. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.     

Jantung Song juga berdebar kencang kali ini. Matanya melirik ke arah rekan di sebelahnya seolah-olah sedang menyalahkannya.     

Meski sudah jelas mereka berdua tidak akan terkena masalah, namun pihak organisasi pasti akan meminta pertanggungjawaban.     

Semua ini karena tindakan egois Add. Song ikut terlibat dan akan dihukum sesuai dengan perbuatan mereka. Sekarang, situasinya menjadi seperti ini dan mereka tidak bisa menebak apa konsekuensi yang akan mereka hadapi.     

"Maaf, kami terburu-buru mengejar target kami sebelumnya. Kami tidak punya waktu untuk menunggu surat perintahnya turun. Berkas itu akan segera datang."     

Tidak ada cara lain sekarang. Keduanya hanya bisa mengulur waktu sambil berharap Devil bisa lebih cepat.     

Pengacara Grup Mo juga tidak membahas masalah ini lagi, tetapi beralih ke masalah lain.     

"Ya, tentu saja, kami tidak akan meragukan polisi internasional. Tetapi sekarang, aku ingin mengajukan pertanyaan lain kepada dua petugas polisi ini. Apakah orang yang menjadi target kalian benar-benar ada di Hotel Mahkota Awan? Jika benar demikian, Hotel Mahkota Awan tidak bisa berkutik dan harus mengambil tanggung jawab untuk masalah ini karena menyembunyikan buronan."     

Dengan kata lain, kalau orang itu tidak ada, tanggung jawab bukan berada di tangan pihak hotel, melainkan tanggung jawab mereka berdua.     

Song dan Add mati gaya. Kalau orang itu ada, mana mungkin mereka masih duduk di sini?     

"Sersan, tolong jawab pertanyaanku sekarang."     

Song menarik napas dalam-dalam, "Kami mendapat informasi keberadaan target di Hotel Mahkota Awan, tetapi ketika kami tiba..."     

"Target tidak ada, begitu?"     

"Ya!"     

Harimau yang siap menerkam ini kini bersandar ke belakang. Tatapan matanya semakin kejam, "Biarkan orang yang mewakili hotel yang menjelaskan ini."     

Manajer hotel mengangguk dan berkata, "Staf Departemen Keamanan Grup Mo sejak kemarin menetap di hotel kami untuk beristirahat. Saat itu, kami juga memperkuat staf keamanan hotel kami dan melatih mereka pada semua aspek."     

"Namun, tepat sebelumnya, Sersan Song dan Sersan Add menyerang salah satu personel keamanan kami. Ada bukti fisik dan material terkait hal ini. Jika sersan atau Kepolisian Yuncheng membutuhkannya, hotel kami siap memberikan bukti kapan saja."     

Mendengar penjelasan ini, sudah jelas terlihat bahwa pihak Interpol sudah jatuh, masih tertimpa tangga pula.      

Bagaimanapun, terlepas dari apakah ada surat perintah atau tidak, serangan pribadi itu memang benar adanya dan mereka tidak mungkin bisa menyangkal.     

Song dengan tidak berdaya berkata, "Kami minta maaf tentang hal ini. Kami sudah salah sasaran."     

Harimau itu kini tersenyum dan melambaikan tangannya, "Tidak masalah. Menurut keterangan saksi, Sersan Add yang pertama memimpin dalam penyerangan itu dan dengan kejam mengatakan bahwa ia menginginkan nyawa saksi. Bagaimana tanggapanmu, Sersan Add?"     

"Aku mengira dia adalah target kami. Siapa yang bisa melihat dengan jelas dalam kondisi gelap?"      

Add sangat marah hingga ia tidak memilah ucapannya.     

Song sudah tidak punya kesempatan lagi untuk menghentikan ucapan Add.     

Pengacara itu bersikap lebih santai, "Oh, jadi Sersan Add sudah mau mengakui, ya?"     

Dengan jebakan atau tidak, yang namanya pengakuan tetap bisa menjadi alasan dalam hukum pidana.     

Bagaimana dengan Interpol? Apakah mereka tidak memahami aturan hukum itu?     

Kenapa mereka bisa terjebak dengan pertanyaan ini?     

"Apa yang aku akui? Siapa yang bisa menjamin bahwa tidak ada kesalahan dalam melakukan tugas? Aku hanya salah mengenali orang. Memangnya jika aku berkata menginginkan nyawa orang, itu pasti berarti aku akan melakukannya? Bukankah orangnya sekarang masih dalam keadaan hidup?"     

Kata-kata itu sungguh tidak tahu malu.     

Jika orang biasa yang berada di bawah tekanan orang-orang interpol ini, apakah ada jaminan masih hidup?     

Beberapa polisi dari Kepolisian Yuncheng yang hadir menggelengkan kepala ketika mereka mendengarkan kata-kata Add.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.