Menjadi Istri Sang Bintang Film

Mo Er, Saatnya untuk Merenung



Mo Er, Saatnya untuk Merenung

0"Mo Xu mengalami luka gigitan?"     

"Ya, lihat saja di status yang baru dibagikannya, Xiao Ting Ting."     

"Baiklah, kalau begitu aku tutup dulu."     

Setelah menutup telepon, Jiang Tingxu membuka Wechat untuk melihat status yang dibagikan Mo Xu.     

Benar saja, yang pertama ia lihat adalah status milik Mo Xu dari dua menit yang lalu. Dalam waktu singkat, kolom komentar di bawahnya sudah sangat ramai.     

Ada dua foto yang dibagikan. Pertama, foto punggung tangannya yang tertempel dua plester. Lalu foto lainnya memperlihatkan kondisi tangannya saat satu plester dilepas. Terlihat dengan jelas lingkaran bekas gigi.     

Hanya ada keterangan singkat di bawah kedua foto itu, 'Lihatlah!'     

Setelah kata itu, Mo Xu menyebut akun kakaknya.     

Jiang Tingxu memperhatikan bekas luka itu dengan lebih serius. Akhirnya ia mengerti mengapa Mo Xu menyebut akun kakaknya.     

Lingkaran kecil dengan cap gigi seperti itu tidak digigit oleh orang dewasa, apalagi anjing. Jadi, hanya ada satu kemungkinan.     

Apa yang sebenarnya Mo Xu lakukan?     

Saat memikirkan itu, Jiang Tingxu membaca salah satu komentar yang ada di kolom komentar.     

Bagaimana mungkin Jiang Tingxu tidak mengenali foto profil hitam itu?     

Kontak dengan foto profil hitam ini masih berada dalam daftar blokir di Wechat Jiang Tingxu.     

Nada balasannya sungguh menjengkelkan.     

M: Bahkan kamu tidak bisa menang melawan anak kecil? Lebih baik kamu merenungkan kedewasaanmu.      

Dalam waktu sekejap, rentetan komentar terus bermunculan.     

Jiang Tingxu mengerucutkan mulutnya lalu menutup Wechat.     

Seorang pria sedang duduk pada sebuah sofa di hotel seberang lautan. Ada laptop di atas meja di depannya. Sepertinya ia sedang mengurus beberapa bisnis resminya.     

Xiao Wu kemudian masuk dan menghampirinya, "Bos, tiket pesawat sudah dipesan. Jadwalnya besok jam sepuluh pagi."     

Pria itu menghela napas dan melemparkan ponselnya sembarangan. Saat berikutnya, tubuhnya bersandar di sofa dan jari telunjuknya menyentuh dagunya beberapa kali dengan sorot mata yang tidak bisa dijelaskan.     

Xiao Wu yang ada di sebelah bosnya pun mengerti apa maksud raut wajah bosnya itu. Ia langsung bernapas dengan hati-hati.     

Lagi-lagi, Bos membuat perhitungan kepada orang lain! Entah apa yang direncanakan bos kali ini.     

"Xiao Wu."     

"Siap, Bos."     

"Apakah ada bekas luka di sini?"     

Standar ketajaman visual Xiao Wu adalah 5.0. Ia akhirnya mengkonfirmasi setelah memperhatikan dengan cermat beberapa kali, "Ada, tapi tidak terlalu dalam. Jika Bos berpikir itu adalah masalah. Saya akan meminta penata rias untuk menutupinya."     

"Tidak perlu, kamu keluarlah dulu."     

"Baiklah."     

Sampai Xiao Wu keluar dari kamar, ia sama sekali belum mengerti bosnya kali ini akan bertindak seperti apa.     

Sedangkan Mo Boyuan kini tersenyum sambil bergumam, "Hmm, apa kebiasaan menggigit memang bisa diturunkan?"     

Sedangkan orang yang ia maksud tiba-tiba terbersin dua kali di dalam kantornya.      

Jiang Tingxu merasa ada seseorang yang sedang merencanakan sesuatu untuknya!     

"Dokter Liao, Dokter Jiang, Dokter Guan, beberapa pasien keracunan makanan telah dikirim ke sini!" Seorang perawat tiba-tiba berlari ke pintu kantor sambil berteriak.     

Jiang Tingxu segera bangkit dan berlari keluar.     

Segera setelah ia keluar, ia mendengar teriakan dari keluarga pasien, "Dokter, Dokter, tolong!"     

"Dokter, tolong bantu anak kami, dia baru berusia delapan tahun!"     

Dokter Liao memang benar-benar seorang senior, ia tetap tenang sepanjang waktu.     

Dalam sekejap, ia pergi menangani pasien dengan kondisi paling serius, yaitu seorang anak berusia delapan tahun dan mulai memeriksanya secara langsung.     

Sedangkan, Jiang Tingxu dan Dokter Guan saling berpencar.     

Ada empat orang pasien yang keracunan di sini. Tiga dokter tentu saja tidak bisa menangani dengan baik!     

"Kepala perawat, di mana dokter lainnya?"     

"Mereka semua ada di ruang operasi, sedangkan Ketua Pei pergi rapat. Aduh, aku tidak tahu kapan rapatnya akan selesai."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.