Menjadi Istri Sang Bintang Film

Insiden Keracunan



Insiden Keracunan

0Oleh sebab itu, unit gawat darurat selalu menjadi departemen yang kekurangan staf.     

Begitu ada banyak pasien darurat yang harus ditangani pada situasi seperti ini. Para dokter benar-benar sibuk.     

"Kepala perawat, kemarilah tangani pasien ini."     

Mau bagaimana lagi. Karena tidak ada dokter, jadi hanya bisa menyuruh kepala perawat untuk sementara membantu menangani pasien.     

Perawat yang bisa menjabat sebagai kepala perawat memiliki lebih banyak pengalaman dan ilmu daripada dokter yang baru lulus sekolah.     

"Baiklah, aku datang. Xiao Qiao, kamu dan Jing Jing cepat siapkan peralatan yang dibutuhkan."     

"Baik, Kepala perawat." Qiao Ran bersama Cao Jing bergegas ke ruangan untuk menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan.     

"Xiao Yun, Xiao Bai, kalian tetap di sini jika kami butuh bantuan kalian kapan saja. Qing Qing, kamu pergi beri tahu departemen medis dan kepala rumah sakit."     

Protokol rumah sakit dengan jelas menetapkan bahwa selama ada lebih dari tiga pasien keracunan, harus segera melapor tanpa ada alasan apa pun!     

"Baiklah, aku akan menghubungi mereka sekarang."     

Setelah diberi perintah, Qiao Ran dan Cao Jing mendorong semua peralatan yang diperlukan.     

"Qiao Ran, beri aku sebotol normal saline dan buka tutupnya."     

"Baik, Dokter Jiang."     

Di sisi lain, pasien yang sedang ditangani Dokter Liao mengalami gejala tidak sadar diri, "Bersiap untuk CPR."     

"Baik!"     

Perawat yang telah berjaga di dekatnya buru-buru mendorong mesin CPR.     

Dokter Liao berteriak lagi, "Xiao Bai, buat saluran vena!"     

Kemudian, Dokter Guan juga berbicara, "Xiao Bai, injeksi atropin 0,5 mg!"     

Namun, saat ia menoleh, ia melihat perawat Xiao Bai sedang sibuk, "Berikan padaku. Aku saja yang menyuntiknya."     

Tiba-tiba, perawat Xiao Bai sangat berterima kasih, "Terima kasih, Dokter Guan."     

"Cepat!"     

"Eh, eh, baiklah."     

Untungnya, Pei Rusi sudah menyelesaikan rapat di ruang kepala rumah sakit. Ketika pintu lift terbuka, ia dihadapkan dengan pemandangan yang sangat kacau. Kaki panjangnya pun dengan cepat mendekat.     

Hampir tidak perlu diberi tahu, ia paham dengan apa yang terjadi saat melihat rekan-rekannya yang begitu sibuk.     

Pada saat yang sama, seseorang dari departemen medis datang dan dengan cepat memerintahkan orang-orang yang bersamanya, "Cepat bantu yang lain."     

Selanjutnya adalah bilas lambung yang tidak akan bisa ditahan oleh orang biasa.     

Setelah pertolongan pertama, semua orang mulai kelelahan.     

Kondisi anak berusia delapan tahun itu kritis, sedangkan tingkat keracunan tiga pasien lainnya hanya ringan dan sedang.     

Jiang Tingxu mengibaskan tangannya yang terasa agak kesemutan. Ia baru saja memberikan tekanan kuat supaya pasien muntah. Tindakan yang sama diulang berkali-kali dan membuat tangannya benar-benar mati rasa.     

Tugas perawat lebih melelahkan lagi. Setelah pertolongan pertama, pasien mereka bawa ke bangsal. Para perawat juga membersihkan semua kekacauan tadi.     

Qiao Ran dengan cekatan mengambil dua lembar kapas dari nampan untuk menyumbat lubang hidungnya. Lapisan perlindungan itu ditambahkan agar bau dari muntahan bisa berkurang.     

Ketika perawat lain melihat ini, mereka juga mengambil kapas dan menyumbat lubang hidung mereka.     

Jiang Tingxu dan Dokter Guan sedang mencuci tangan di wastafel. Tiba-tiba ada perawat berlari ke arah mereka, "Dokter Jiang, Dokter Guan, departemen medis membutuhkan seorang dokter untuk melapor, dari kalian berdua siapa yang akan ke sana?"     

Dokter Guan dengan cepat melangkah mundur dengan senyum menyanjung di wajahnya, "Dokter Jiang, aku benar-benar tidak bisa melakukan ini, jadi silakan."     

Sebenarnya Jiang Tingxu tidak suka menghadapi pimpinan secara langsung, tetapi Dokter Guan sudah berkata seperti itu. Meski tidak suka pun tetap harus pergi ke sana.     

Jiang Tingxu melepas jas putihnya yang kotor dan melemparkan jas itu ke ember di sebelahnya. Kemudian ia melihat ke perawat, "Aku mengerti, aku akan segera ke sana."     

"Baiklah, baiklah."     

Jiang Tingxu keluar dari kantornya setelah mengambil jas putih yang bersih dari ruang ganti dan memakainya.     

Ketika Jiang Tingxu sampai di kantor departemen medis, Pei Rusi sudah ada di sana bersama kepala perawat. Pei Rusi tidak bisa melapor karena ia datang terlambat dan tidak tahu kondisi awal pasien.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.