Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ibu dan Anak Bergantian



Ibu dan Anak Bergantian

0Jiang Tingxu mengangkat telepon sambil menyelesaikan makannya, "Halo?"     

"Jiang Tingxu!"     

"Ternyata kamu!" Sebelumnya Jiang Tingxu tidak memperhatikan nama kontak yang muncul. Begitu mendengar suara anaknya, ia sedikit terkejut mendengarnya.     

Ayah dan Ibu Mo sedang tidak berada bersama Ning Ning di ruang itu. Ayah dan Ibu Mo mengenal bos kedai teh ini, jadi mereka pergi sebentar untuk menyapa.     

Si Kecil berbaring di sofa dan berkata dengan manja, "Jiang Tingxu, kamu sedang makan?"     

Suara mengunyah Jiang Tingxu pun bisa didengar si Kecil. Ternyata pendengaran anak ini bagus juga.     

"Ya, sedang makan."     

Si Kecil mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu baru makan sekarang? Ning Ning sudah makan dari tadi. Jiang Tingxu, kamu tidak boleh melakukan ini. Kata Nenek pola makan tidak teratur tidak baik untuk kesehatanmu."     

Apa yang dikatakan Ning Ning benar-benar sama persis dengan apa yang Ibu Mo katakan sebelum ia makan siang tadi. Si Kecil mengingatnya dengan baik, lalu ia mengatakannya pada ibunya juga.     

Jiang Tingxu terkejut setelah tiba-tiba diceramahi oleh putranya sendiri. Ia mengerucutkan bibirnya, "Itu karena Ibu terlalu sibuk~"     

Si Kecil yang tiba-tiba mendengar suara manja ibunya pun langsung merinding dan wajahnya memerah, "Terlalu sibuk? Kalau begitu... jangan terlalu sibuk."     

"Pffft, bukankah itu yang seharusnya Ibu katakan padamu? Sekarang Ning Ning sedang apa?"     

Si Kecil dengan cepat menceritakan bahwa sepanjang hari ini ia melihat bunga-bunga indah di kebun raya bersama kakek dan neneknya.     

"Oh? Pergi ke kebun raya dengan Kakek dan Nenek? Bagaimana dengan mereka?"     

"Karena Ning Ning mau menelepon, Nenek dan Kakek pergi keluar untuk bertemu dengan teman lama mereka."     

Anak ini sudah mengerti kata teman lama?     

Jiang Tingxu pun mulai tersenyum, "Baiklah. Kalau begitu Ning Ning jangan sembarangan bermain dengan benda elektronik di sana. Juga jangan menyentuh pisau. Tunggu Kakek dan Nenek kembali dengan tenang, ya?"     

Si Kecil mengiyakan, tapi dalam hatinya berpikir, Aku tidak bodoh. Apa Jiang Tingxu menganggapku seperti anak-anak yang bodoh itu?     

"Iya, Ning Ning tahu. Jiang Tingxu cepat makan sana, setelah itu istirahat. Malam ini Ning Ning akan menemani Kakek buyut tidur. Jangan bermain-main setelah bekerja dan kalau bisa pulanglah lebih awal."     

Ucapan si Kecil terdengar bijaksana. Bukankah ucapan si Kecil ini seharusnya diucapkan oleh orang tua?     

Sepertinya posisi ibu dan anak ini sedang terbalik sekarang. Ternyata Ning Ning selama ini benar-benar mendengar apa yang dikatakan ibunya dengan baik!     

Lagi pula si Kecil memang putranya Jiang Tingxu sendiri.     

"Baiklah, aku tutup."     

Akhirnya Jiang Tingxu menutup telepon. Sesaat kemudian ia baru sadar bahwa orang-orang sedang menatapnya.     

"Eh... ada apa?"     

Dokte Guan pun berkata sambil tersenyum, "Dokter Jiang, siapa yang menghubungimu? Kenapa nada bicaramu begitu lembut?"     

Jiang Tingxu hampir tersedak, namun ia langsung menjawab, "Putraku!"     

Saat putranya menelepon, tentu saja Jiang Tingxu harus bersikap lembut.     

Apalagi, putranya ini sangat penurut, sangat bijaksana, dan penuh perhatian. Sungguh anak kecil yang bisa bersikap dewasa.     

Setelah mendengar ini, beberapa orang yang sudah mengetahuinya tentu saja memaklumi.     

Namun, masih banyak orang di departemen yang belum tahu, "Kapan Dokter Jiang punya anak? Kapan Dokter Jiang menikah?"     

Bahkan Dokter Guan menatap dengan rasa rasa penasaran pada Jiang Tingxu.     

Jiang Tingxu sangat malu, namun ia tetap menjawab, "Sudah beberapa tahun yang lalu."     

"Wow, Dokter Jiang kita ternyata sudah lama menjadi milik orang. Baguslah, jika karyawan departemen lain tahu tentang hal ini, mungkin mereka akan menangis di balik selimut di malam hari."     

Di dalam rumah sakit, ada banyak dokter pria yang menyukai Jiang Tingxu.     

Berita bahwa Jiang Tingxu sudah menikah dan punya anak ini bagaikan petir di siang bolong bagi para dokter pria yang mengejar Jiang Tingxu.     

Pei Rusi segera bersuara untuk menghentikan para dokter di dalam kantor ini yang menangis seperti serigala setelah mendengar berita ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.