Menjadi Istri Sang Bintang Film

Keluargamu Terlalu Santai



Keluargamu Terlalu Santai

0Saat dilihat-lihat lagi, tim mereka adalah yang paling heboh.     

Dokter Liao di satu sisi mengibas-ngibaskan tangannya dengan keras dan membuang semua mahjong di atas meja.     

Jiang Tingxu adalah tipe orang yang tidak bisa berhenti tertawa.     

Sedangkan, Dokter Guan selalu menggertakkan giginya ketika disinggung masalah game.     

Sekarang ini, seorang anak kecil dengan tas sekolah di punggungnya sedang berdiri di pintu. Sepertinya ia adalah seorang murid. Entah sudah berapa lama anak itu berdiri di sana dan apa saja yang sudah ia lihat.     

Jiang Tingxu yang paling pertama menyadari kehadiran anak itu, kemudian bertanya, "Eh, adik kecil. Kamu kenapa?"     

Bocah lelaki itu berjalan mendekat dan menghampiri Jiang Tingxu. Ia kemudian membuka mulutnya namun tidak membuat suara lagi. Anak kecil itu hanya menunjuk ke arah tenggorokannya.     

"Ada yang menyangkut?"     

Anak kecil itu mengangguk sebagai jawaban.     

Jiang Tingxu mengambil senter di atas meja, "Kemarilah. Pelan-pelan lihat ke atas. Aku akan coba mengeceknya."     

Bocah itu mulai bergerak dengan arahan Jiang Tingxu, "Pelan-pelan, pelan-pelan. Jangan takut."     

"Hm," jawab bocah itu dengan sangat pelan.     

Setelah melihat tenggorokannya dengan bantuan senter, akhirnya yang tersangkut pun terlihat.     

"Dokter Guan, bantu aku."     

Dokter Guan dengan cepat bangkit. Dengan segera, ia ikut melihat kondisi bocah itu di samping Jiang Tingxu, "Tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan? Bisa diambil, tidak?"     

"Posisinya tidak terlalu dalam. Aku akan coba dengan pinset dulu, bantu aku memegang senter."     

"Baiklah, berikan padaku."     

Dengan adanya bantuan dari rekannya, pekerjaan Jiang Tingxu pun jauh lebih mudah, "Adik kecil, mungkin rasanya sedikit sakit saat aku menarik lidahmu. Kamu tahan, ya?"     

Anak kecil itu mengangguk lagi menandakan setuju.     

Jiang Tingxu memulai upaya pertamanya dengan pinset, ia akan mengambil tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan bocah kecil ini. Namun ternyata, ia sudah tidak tahan dari awal.     

"Hiks, hiks... huaaa... sakit!" Air mata segera membanjiri pipinya.     

Tentu saja rasanya sakit saat lidah ditarik.     

Jiang Tingxu menghentikan tindakannya untuk sementara waktu, "Kalau begitu istirahat dulu."     

Namanya anak kecil, begitu menangis air matanya akan mengalir seperti air keran yang tidak bisa ditutup.     

Jiang Tingxu mengelus-elus punggung bocah itu dengan ringan, "Jangan menangis. Nanti akan lebih sulit lagi untuk mengambil tulang ikannya kalau kamu menangis."     

Air mata bocah kecil itu tiba-tiba berhenti begitu mendengar ucapan Jiang Tingxu. Napasnya juga secara otomatis menjadi pelan dan tenang.     

Kalimat yang baru diucapkan Jiang Tingxu bukanlah untuk menakut-nakutinya, melainkan memang kenyataan.     

"Ayo, buka mulutmu. Kita coba lagi."     

Jika Jiang Tingxu tidak bisa mengambil tulang ikan yang menyangkut di tenggorokan bocah kecil ini, ia harus segera mengantarnya ke departemen THT untuk laringoskop.     

Anak kecil ini perlahan membuka mulutnya dan melihat ke atas.     

"Benar, buka mulut lebih lebar lagi. Kita pasti bisa mengeluarkannya kali ini."     

Saat Jiang Tingxu menarik lidahnya, bocah kecil ini masih tidak bisa menahan gemetar, tetapi ia menahannya. Tidak menangis atau berteriak kesakitan.     

Tulang ikan tidak bergeser dan masih di posisi sebelumnya. Kali ini Jiang Tingxu harus bertindak dengan cepat dan sangat akurat.     

Karena bocah kecil ini bisa tenang, tulang ikannya pun akhirnya berhasil dikeluarkan.     

"Adik kecil memang hebat!"     

Dokter Guan juga mengacungkan jempol pada bocah itu.     

Sebelumnya bocah kecil ini terlalu gugup, karenanya ia menangis. Namun kali ini, sulit dikatakan apa ia ingin menangis atau tertawa.     

"Adik kecil, di mana orang tuamu?" tanya Dokter Guan sambil menepuk bahu anak itu.     

Anak kecil itu menggelengkan kepalanya, kemudian menghadap kedua orang dewasa di depannya sambil menjawab, "Aku datang sendiri."     

"Jadi kamu tidak mendaftar?" tanya Dokter Guan lagi.     

"Harus mendaftar apa, Kak?"     

"Walimu terlalu santai, ya?" Tidak. Lebih tepatnya, tidak terlalu bertanggung jawab. Tenggorokan anak ini tersangkut tulang ikan dan datang ke rumah sakit sendirian. Memangnya orang tuanya sedang apa?     

Bahkan tidak ada satu pun yang menemani. Syukurlah anak ini tidak mengalami hal yang serius. Jika tidak, orang tuanya akan menyesalinya seumur hidup.     

Jiang Tingxu melihat tas sekolah di punggung anak itu dan menebak, "Mau berangkat ke sekolah, ya?"     

"Ya, benar."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.