Menjadi Istri Sang Bintang Film

Sungguh Takdir



Sungguh Takdir

0Pantas saja, ternyata begitu!     

"Baiklah, kalau begitu cepat pergi ke sekolah dan jangan terlambat."     

Tanpa orang tua dan guru yang mendampingi, para dokter ini tidak akan mungkin menagih biaya pemeriksaan pada seorang anak kecil, bukan?     

Anak kecil tentu saja tidak akan membawa terlalu banyak uang tunai. Hal ini tidak berlaku untuk anak orang kaya.     

Lagi pula, tulang ikan itu bisa diambil dengan tangan dan bantuan pinset, jadi tidak masalah meskipun Jiang Tingxu melakukannya cuma-cuma.     

"Terima kasih, Kakak Dokter dan juga Kakak ini."     

Dokter Guan menggaruk rambutnya sambil berkata, "Sama-sama, cepat pergilah ke sekolah."     

"Ya!" Anak itu menganggukkan kepalanya beberapa kali, setelah itu berbalik pergi.     

Jiang Tingxu sangat khawatir, jadi ia mengantar sampai ke pintu, "Adik kecil, hati-hati di jalan!"     

"Aku mengerti~"     

Walaupun anak itu sudah cukup besar, tetap saja saat di luar masih mengkhawatirkan.      

...     

Sore harinya Jiang Tingxu terburu-buru bersiap pulang kerja karena putranya tadi menyuruhnya pulang dan istirahat lebih awal.     

Hanya saja, sebelum ia selesai mengganti jas putihnya, ia menerima telepon dari Dokter Zhao.     

"Dokter Jiang, apakah kamu ada urusan malam ini?"     

"Sepertinya tidak ada."     

Jiang Tingxu tidak perlu menjemput putranya. Malam ini pun putranya tinggal di mansion tua, jadi sebenarnya ia tidak ada urusan apa pun.     

"Dokter Jiang, apa kamu bisa menggantikanku shift malam? Tiba-tiba, mobilku mogok dan setidaknya butuh dua jam untuk perbaikan. Aku benar-benar tidak bisa datang bekerja tepat waktu. "     

"Baiklah," jawab Jiang Tingxu. Toh, ia tidak ada urusan malam ini.     

"Syukurlah, terima kasih. Aku akan mengganti shiftmu minggu depan. Dokter Jiang, aku mencintaimu, muah~"     

"Apakah kamu shift bersama Dokter Wu?"     

"Hah, iya. Dia juga mencari pengganti."     

Pffft, apa kalian berdua hanya mencari alasan?     

"Baguslah kalau begitu, kamu lebih aman shift bersama Dokter Wu nanti. Aku tutup dulu."     

"Hmm, iya baiklah."     

Karena harus bekerja lagi pada shift malam, sebaiknya Jiang Tingxu bergegas untuk makan di kantin saat ini.     

Malam hari di unit gawat darurat jauh lebih sibuk daripada siang hari. Jika tidak buru-buru, maka ia harus menunggu sampai tengah malam untuk bisa makan malam.     

Jiang Tingxu ingin pergi ke bagian perawat untuk menyapa mereka.     

Setelah mengetahui bahwa Jiang Tingxu juga berada di shift malam hari ini, Qiao Ran adalah orang yang paling bahagia.     

"Wow, Dokter Jiang juga di shift malam! Ayo, ayo, kita pergi ke kantin."     

Kepala perawat tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Lalu mengganti nama Dokter Zhao dengan Jiang Tingxu di papan tulis sebelahnya dengan spidol.     

Jiang Tingxu belum menyadari bahwa orang yang menggantikan Dokter Wu adalah Ketua Pei.     

Baru setelah Jiang Tingxu sampai di kantin bersama Qiao Ran, ia melihat Pei Rusi yang seharusnya sudah pulang kerja sedang menggesek kartunya untuk makan malam.     

"Mengapa Dokter Jiang belum pergi?"     

"Bukankah kamu juga belum pergi?"     

Pei Rusi mengiyakan, lalu lanjut bicara, "Dokter Wu tidak bisa datang karena ada urusan. Aku akan berjaga di shift malam untuk menggantikannya malam ini."     

Qiao Ran tidak bisa menahan tawanya, "Yang namanya takdir benar-benar luar biasa. Ketua Pei, apakah kamu tahu siapa yang menggantikan tugas Dokter Zhao malam ini?"     

Tatapan mata Pei Rusi otomatis berpindah dari Qiao Ran ke Jiang Tingxu, "Seperti bukan kebetulan. Benar begitu, Dokter Jiang?"     

"Kebetulan sekali, memang aku."     

Qiao Ran pun terkekeh, "Karena ini kebetulan, mari kita makan malam bersama."     

Untuk hal itu, Pei Rusi dan Jiang Tingxu sama sekali tidak keberatan. Setelah mengambil makanan, ketiganya mencari meja kosong dan duduk di sana.     

Sebenarnya, sebagai rekan kerja yang setiap hari akrab satu sama lain, mereka tidak begitu canggung. Apalagi sebagai tenaga medis, mereka tidak akan kehabisan bahan pembicaraan, jadi mereka tidak perlu khawatir akan rasa canggung antar satu sama lain.     

Sejauh ini, pasien paling parah yang berhasil ditangani sejak siang hari ini adalah satu keluarga pasien keracunan makanan tadi.     

Jadi, seluruh pegawai kali ini membicarakan hal itu dari makan siang hingga makan malam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.