Menjadi Istri Sang Bintang Film

Pria Lebih Rasional



Pria Lebih Rasional

0Semuanya sudah siap dan operasi resmi dimulai.     

Jiang Tingxu yang lebih dulu memegang pisau bedah utama, sedangkan Pei Rusi adalah asistennya sekaligus ahli anestesi.     

"Dopamin 20mg, tambahkan 5% GS, infus."     

"Selesai."     

"Adokterenalin 0,5 mg, injeksi intramuskular."     

"Selesai."     

"Pisau bedah 2."     

Kondisi Ni Xiaona sangat buruk, perutnya harus dibedah dan kemudian rahimnya dibuka untuk menghentikan pendarahan dalam.     

Oleh karena itu, Jiang Tingxu benar-benar tidak paham. Kenapa pasien dan keluarga mereka tidak melakukan aborsi di rumah sakit saat pertama kali hasil pemeriksaan keluar?     

Bahkan jika tidak mau melakukannya di rumah sakit ini, mereka tetap bisa pindah ke rumah sakit biasa lainnya.     

Mengapa malah mendatangi klinik kecil yang bahkan mungkin tidak memiliki lisensi?     

Apakah harga diri dan uang benar-benar lebih penting daripada nyawa?     

Di luar ruang operasi saat ini, ibu Ni Xiaona menyesali semua yang ia lakukan.     

Tapi tetap saja itu tidak ada gunanya. Apa yang ditakdirkan sudah terjadi dan tidak mungkin bisa dikembalikan!     

Manusia bisa mendapat segala hal di dunia, tetapi tidak ada yang namanya obat dari penyesalan!     

"Xiaona, Xiaona, ini salah Ibu. Ibu menyakitimu!"     

Sedangkan mata Ayah Ni Xiaona memerah. Nasi sudah menjadi bubur. Sebagai seorang pria dan kepala keluarga, meski di dalam hati ia sedih dan tertekan, ia tetap harus tegar dan bertahan.     

Kalau dirinya juga jatuh, apa lagi yang bisa dilakukan putri dan istrinya?     

Tapi rasa marah dalam dirinya tidak bisa ditahan lagi, "Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya? Jika saja kamu bicara padaku, aku tidak akan mengizinkan kamu pergi ke klinik itu!"     

"Aku… aku hanya tidak ingin masalah ini diketahui oleh kerabatku. Bagaimana Xiaona bisa hidup di masa depan kalau masalah ini terungkap? Bukankah kerabatmu juga bekerja di rumah sakit ini?"     

"Bodoh! Bodoh! Memangnya apa hal itu lebih penting dari hidupnya Xiaona?"     

"Hiks, hiks, hiks, lalu aku bisa apa? Semua sudah seperti ini, lalu harus bagaimana?"     

"Sudahlah, berhenti menangis. Kamu masih punya malu untuk menangis? Kumpulkan energimu, setelah ini kamu harus menjaga Xiaona. Rawat kesehatannya, itu lebih penting dari apa pun!"     

...     

Operasi memakan waktu lama. Butuh empat jam sebelum lampu operasi akhirnya padam.     

Pada saat ini, orang tua Ni Xiaona duduk bersandar di dinding. Tubuh mereka lemas. Rasanya seperti tubuh mereka tiba-tiba menua selama beberapa tahun.     

Begitu mendengar pintu operasi terbuka, keduanya langsung mendekat dengan terburu-buru, "Dokter, bagaimana keadaan putriku?"     

"Sudah keluar dari masa kritis, sebentar lagi akan kami masukkan ke ruang observasi ICU."     

"Baiklah, syukurlah."     

Bagi pasangan itu kalimat 'sudah keluar dari masa kritis' saja sudah cukup. Kalimat selanjutnya tidaklah penting.     

Ni Xiaona masih dalam keadaan koma ketika ia didorong keluar. Lukanya terlalu berat dan ia kehilangan hampir 4000 ml darah. Meskipun sudah mendapat 3000 ml transfusi darah, tetapi saat ini wajah Ni Xiaona masih putih pucat mirip seperti orang yang sudah meninggal.     

Sedangkan Ayah Xiaona tidak bisa menahan tangis setelah melihat kondisi putrinya seperti ini.     

"Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana dia bisa berubah seperti ini?"     

"Suamiku..."     

Jiang Tingxu dan Pei Rusi keluar bersama. Saat melihat orang tua Ni Xiaona menangis bersama, keduanya ikut merasa sedih dan saling memandang.     

"Aku akan bertemu mereka, kamu pergilah ke ICU dulu."     

"Baiklah."     

Beberapa kata itu sungguh tidak bisa diucapkan oleh Jiang Tingxu.     

Untungnya, Pei Rusi ada di sini malam ini. Pria lebih rasional daripada wanita dalam hal-hal seperti ini.     

"Keluarga pasien Ni Xiaona."     

Pasangan itu melihat ke arah Pei Rusi, "Dokter, putriku, dia..."     

"Memang nyawanya bisa diselamatkan. Tapi, karena dokter di klinik sebelumnya tidak mengoperasinya dengan benar, mungkin sulit bagi putri kalian untuk bisa hamil di masa depan."     

Kalimat Pei Rusi ini sudah sangat halus. Karena luka di rahim gadis itu sangat serius, mungkin tidak akan ada peluang untuk bisa hamil lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.