Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ayah Akhirnya Datang



Ayah Akhirnya Datang

0"Ayah?"     

Panggilan si Kecil meruntuhkan doa Zhou Xian dalam sekejap.     

Mo Boyuan terkejut melihat si Kecil berada di sini. Untungnya, tidak ada orang di belakangnya saat ini. Tidak ada orang lain di koridor kecuali beberapa orang yang mengetahui perihal ia sudah berkeluarga.     

Kalau tidak, kemungkinan tidak akan memakan waktu sampai satu menit, berita bahwa Raja film Mo telah memiliki seorang putra dapat meledakkan server microblog sepanjang tahun ini.     

Mo Boyuan berdiri terpaku di luar pintu lift, namun si Kecil sudah berlari ke arahnya. Tentu saja, A Tie dan Zhou Xian buru-buru mengikuti.     

"Kenapa kamu di sini? Di mana ibumu?"     

Sebenarnya, ketika Mo Boyuan melihat putranya, ia juga melihat Zhou Xian ada di sana. Namun, ia sama sekali tidak melihat ibunya si Kecil.     

Zhou Xian diam-diam berbalik dan tidak bersuara. Sementara A Tie yang terbiasa bersikap dingin, tetap berdiri diam. Lagi pula Mo Boyuan juga tidak bertanya apa pun padanya.     

Si Kecil mengacungkan jarinya dan menunjuk ke ruang tunggu tidak jauh dari mereka, "Jiang Tingxu ada di dalam."     

Benar saja. Si Kecil masih anak-anak dan tidak bisa berbohong sama sekali.     

Mo Boyuan mengikuti arah jari putranya. Tentu saja ia melihat kertas yang tertempel pada pintu yang bertuliskan 'Gu Yanzhi'. Pada saat yang sama, tatapan matanya akhirnya tertuju pada bando di kepala putranya yang bertuliskan 'Gu Yanzhi, I Love You'.     

"Ada benda jelek seperti ini di kepalamu. Mo Zhining, sejak kapan seleramu ini menjadi sangat norak?"     

Apa Mo Boyuan perlu menambahkan kelas apresiasi dalam agenda belajar Mo Zhining?     

Si Kecil tidak tahu bahwa ayahnya akan menambahkan kursus lain padanya. Pada saat ini, Mo Boyuan terlihat sangat tidak bahagia, tatapan matanya bergerak dari kepala putranya ke tubuhnya sendiri.     

"Kekanak-kanakan!" Ujar Mo Boyuan lagi memberikan komentar.     

Namun, si Kecil tidak setuju, "Ini tidak kekanak-kanakan. Jiang Tingxu bilang ini sangat bagus!"     

"Oh, ibumu yang membelikannya?"     

Pada saat itu, raut wajah si Kecil penuh dengan kebaanggan, "Jiang Tingxu yang membelikannya untuk Ning Ning, bagus sekali!"     

"Hanya tidak meyakinkan saja."     

Tidak diragukan lagi, Mo Boyuan adalah orang yang bisa mengubah raut wajah dari yang sebelumnya begitu marah hingga wajahnya memerah menjadi sangat tenang seperti air danau.     

Si Kecil masih ingin mengatakan sesuatu, namun pria itu telah melangkahkan kakinya menuju arah lain. Saat bersamaan ia berkata kepada A Tie yang ada di samping, "Jaga dia."     

"Baik, Tuan Muda."     

Begitu melihat ini, si Kecil sudah pasti akan mengikutinya, namun ayahnya menghentikannya, "Tetap di sini, aku akan menjemput ibumu. Sebentar lagi aku akan keluar."     

Ck, ck, padahal sedekat ini, apa perlu Jiang Tingxu dijemput?     

Karena ayahnya sudah berbicara, si Kecil pun dengan patuh diam berdiri di tempat.     

Sedangkan Mo Boyuan tanpa segan-segan, ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu.     

Di ruang tunggu itu, Gu Yanzhi duduk di kursi seperti seorang raja, sementara Jiang Tingxu berdiri di belakangnya seperti gadis pelayan kecil yang diberi beban berat di bahunya. Pada saat yang sama, ia berkata dengan lembut, "Jangan marah, ya?"     

Ketika Mo Boyuan membuka pintu, ia mendengar istrinya membujuk pria lain seperti itu. Wajahnya langsung menghitam, semburan kemarahan langsung menyembur dari hatinya.     

Pintu terbuka dengan suara keras sehingga dua orang di dalam tidak mungkin tidak menyadari kedatangannya.     

Setelah melihat siapa yang datang, Gu Yanzhi tidak panik atau kebingungan. Ia hanya melirik dan langsung menarik kembali tatapannya, ia tidak berniat untuk berbicara dengan orang itu sama sekali.     

Sedangkan Jiang Tingxu tertegun sejenak. Ia melihat seseorang yang tiba-tiba datang itu dengan kaget.     

"Ting Ting, lanjutkan."     

"Eh."     

Karena sedari kecil Jiang Tingxu berada dalam bayang-bayang dan dominasi seseorang, tindakannya pun satu langkah lebih cepat daripada pikirannya.     

"Ayah, Ning Ning lupa bilang. Jiang Tingxu dan Uncle sedang berbicara di dalam, Ayah tidak boleh mengganggu!"     

Brak!     

Terdengar si Kecil yang berlari masuk dan jatuh tersungkur di depan pintu.     

Karena si Kecil jatuh di sebelahnya, Mo Boyuan pun langsung mengulurkan tangan untuk menggendong putranya sambil bertanya, "Ada yang sakit?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.