Menjadi Istri Sang Bintang Film

Karena Priamu Tidak Setuju



Karena Priamu Tidak Setuju

0Jiang Tingxu ditahan dengan sangat kuat, ia sama sekali tidak bisa melarikan diri.     

"Jangan khawatir pada anak itu, aku akan membawamu ke sebuah tempat."     

"Tidak mau, lepas!"     

"Istriku, apa menurutmu aku harus mendengarkanmu untuk menentukan kita pergi atau tidak?"     

Mo Boyuan sama sekali tidak terpikirkan untuk mendapat persetujuan dari Jiang Tingxu. Jika ia menunggu, sudah pasti perlu seratus tahun lagi untuk bisa mendapatkan persetujuan dari Jiang Tingxu.     

Harus dikatakan bahwa dalam hal ini, Mo Boyuan sangat sadar diri.     

Segera setelah Jiang Tingxu mulai mencibir, ia langsung dibawa ke kursi sebelah kemudi. Ia juga membantunya mengencangkan sabuk pengamannya, "Menurutlah, sebentar lagi selesai.     

Sambil bicara, pria ini juga mencuri ciuman di bibir Jiang Tingxu.     

Jiang Tingxu memelototi Mo Boyuan dengan marah. Sementara, pria tak tahu malu itu malah tersenyum lebih bahagia. Setelah berada di kursi kemudi, pria itu malah berkata lagi, "Apa kamu ingin yang lain juga?"     

"Enyahlah!"     

Xiao Wu dan rombongannya dengan cepat menaiki dua mobil yang terparkir di belakang mobil mereka dan segera melaju mengikutinya.     

Di dalam mobil, Jiang Tingxu sangat marah! Tapi meskipun ia marah, ia tidak boleh memukul orang yang sedang mengemudi. Hanya karena masalah kecil, ia tidak boleh sampai mempertaruhkan nyawa.     

Mereka yang pernah mengalaminya akan sangat menyadari bahwa hidup itu sangat berharga. Ketika mati, benar-benar tidak ada yang tersisa lagi.     

"Mo Boyuan, sebenarnya kamu ini kenapa?"     

"Menurutmu?"     

"Apa yang aku katakan? Aku sedang bertanya padamu!"     

Pria itu jelas tersenyum di wajahnya. Padahal, pada hari biasa, ia tiadak akan bisa tersenyum dengan begitu tak berdaya seperti itu.     

"Jika kamu bertanya padaku, maka aku akan menjawab. Ini semua karena kamu. Hanya kamu yang bisa membuatku gila!"     

Jiang Tingxu tidak sepenuhnya paham dengan ucapan Mo Boyuan. Untuk sesaat, ia tidak tahu harus menjawab apa, ia hanya mengumpat dengan pelan, "Sinting!"     

Namun ucapan Jiang Tingxu ini masih terdengar di telinga tajam Mo Boyuan, "Jika aku sinting, kalau begitu kamu adalah obatku!"     

Bualan dari mulut Mo Boyuan ini membuat Jiang Tingxu tidak bisa bekata-kata lagi hingga mobil berhenti. Namun tetap saja, dalam hati ia sudah mengumpati Mo Boyuan ribuan kali.     

Mo Boyuan juga tidak keberatan. Ia menyetir dengan satu tangan dan meletakkan tangan lainnya di jendela dengan santai.     

Baiklah, mau tidak mau Jiang Tingxu harus mengakui bahwa wajah pria ini memang di atas rata-rata!     

Akhirnya, mobil berhenti.     

Setelah beberapa kali mencermati lingkungan ini melalui jendela, Jiang Tingxu bisa memastikan bahwa ini adalah sekolah tempat di mana keduanya bersekolah dulu.     

"Buat apa datang ke sini?" tanya Jiang Tingxu yang tidak bisa menahan diri.     

Pria itu sudah turun dari mobil sedari tadi, juga sudah berada di pintu Jiang Tingxu dan membukanya, "Keluarlah dulu, aku akan memberitahumu."     

Jiang Tingxu sangat penasaran. Mengapa pria ini membawa dirinya ke sini?     

Padahal, sekolah ini sudah berhenti beroperasi bertahun-tahun yang lalu dan pindah ke gedung sekolah baru yang tidak jauh dari sini.     

Sekolah lama telah kosong selama bertahun-tahun, tapi bangunannya masih utuh berdiri.     

Jiang Tingxu diturunkan secara paksa oleh pria yang tidak tahu malu ini. Ia tidak bisa lepas dari genggaman pria ini meski ia berusaha sekuat tenaga sekalipun, jadi ia hanya bisa menggunakan cara biasanya, yaitu mencubit pria ini.     

Mungkin karena Mo Boyuan sudah memahami tingkah Jiang Tingxu yang akan mencubitnya, ia pun segera melepaskan tangannya.     

"Ehem, tempat ini akan segera dirobohkan," kata Mo Boyuan perlahan.     

"Bukankah itu normal? Yang tidak normal itu, bangunan di sini dibiarkan terbengkalai selama bertahun-tahun."     

Memangnya seperti apa Kota Yuncheng ini? Setiap inci tanah di kota ini begitu berharga. Jadi, sangat tidak masuk akal jika bangunan sekolah yang kosong ini dibiarkan begitu saja.     

Setelah berkata seperti itu, Jiang Tingxu tidak mendengar apa pun dari pria ini, jadi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mendongak.     

Namun siapa sangka, ia malah melihat wajah pria itu penuh dengan kemarahan.     

Apa? Apa yang baru saja terjadi? Mengapa pria ini bisa tiba-tiba menjadi marah?     

Pria itu tertawa sinis dan berkata dengan marah, "Tidak normal? Itu karena jika suamimu ini tidak setuju untuk membongkarnya, maka tidak ada yang berani membongkarnya!"     

Eh, apa maksudnya? Apa sekolah tua ini milik keluarga Mo? Tapi memang benar tanah di sini adalah milik keluarga Mo!     

"Lalu kenapa sekarang akan dibongkar?" tanya Jiang Tingxu mulai penasaran.     

Pria itu pun mendengus dengan sombong, "Tentu saja karena aku setuju!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.