Menjadi Istri Sang Bintang Film

Istriku Mencarimu



Istriku Mencarimu

0Ponsel Su Muxue berdering tepat di saat ia dalam keadaan putus asa seperti ini.     

Sesaat kemudian, matanya berbinar, "Ayah, Ibu, aku akan menjawab telepon dulu."     

Tetapi ketika ia melihat siapa nomor penelepon itu, ia sangat terkejut dan hampir menjatuhkan ponselnya.     

"Wow! Bagaimana bisa dia yang menghubungiku!"     

Ibu Su sedikit mengernyit dan tidak puas dengan kata-kata kotor yang baru saja diucapkan putrinya, lalu ia bertanya, "Siapa?"     

Su Muxue berdeham, "Mo Boyuan!"     

Ibu dan Ayah Su tidak kalah terkejut ketika mereka mendengar nama itu.     

"Cepat, Boyuan mencarimu. Pasti ada sesuatu."     

"Ayahmu benar. Bocah Mo itu bukan orang yang akan menghubungi orang lain dengan santai. Cepat jawablah."     

Su Muxue berlari keluar. Setelah mengangkat teleponnya, ia menyapa dengan gugup, "Mo... Mo Boyuan?"     

"Ya, istriku mencarimu."     

Sudut mulut Su Muxue berkedut beberapa kali. Ia sudah menduga hal ini. Bagaimana mungkin Mo Boyuan menghubunginya secara langsung? Meskipun ada sesuatu terjadi, pasti pria ini akan lebih memilih menghubungi kakaknya, ayahnya, atau ibunya.      

Ternyata yang mencarinya adalah Xiao Ting Ting. Ini baru masuk akal.     

Suara Jiang Tingxu muncul di telepon, "Muxue, apakah kamu masih memiliki catatan teman sekelas sekolah menengah kita?"     

"Catatan teman sekelas? Tentu saja, bukankah kamu juga memilikinya?"     

"Aku kehilangan satu halaman milik Peiyi!"     

Ketika Su Muxue mendengar ini, ia segera menggelengkan kepalanya, "Bagaimana bisa? Apakah kamu menghilangkannya?"      

Tapi, ini juga bukan masalah besar jika Jiang Tingxu menghilangkannya, bukan?     

Lagi pula Jiang Tingxu tidak kehilangan informasi kontak Peiyi. Mereka juga sering berkumpul bersama.     

Buat apa Xiao Ting Ting mencari catatan yang diberikan Peiyi?     

Jiang Tingxu tidak berniat untuk memberi tahu Su Muxue tentang alasannya sekarang, tapi ia tahu sifat Su Muxue. Jika ia tidak menjelaskan dengan jelas dan memuaskan rasa penasaran Su Muxue, entah berapa lama ia bisa menyembunyikannya.     

"Hm, bukan aku hilangkan, tapi memang tidak ada dan sekarang aku telah menemukan sesuatu. Muxue, lihatlah apakah Peiyi meninggalkan pesan di catatan teman sekelas milikmu. Jika iya, tolong fotokan dan kirim padaku."     

Fotokan? Su Muxue tidak bodoh, ia malah semakin curiga.     

"Tunggu, apa yang terjadi? Apa yang kamu temukan? Atau apa yang dilakukan Peiyi?"     

Serangkaian pertanyaan itu benar-benar langsung menuju ke intinya.     

"Tanpa bukti, aku juga tidak bisa mengatakan apa-apa sekarang. Jadi, bisakah kamu mengirimkan fotonya padaku?"     

"Oke, tunggu. Aku akan segera menemukannya. Jangan menutup telepon, aku akan segera menemukannya."     

"Ya, baiklah."     

Setelah itu, Jiang Tingxu mendengar Su Muxue berteriak kepada Ibu Su, "Bu, di mana kamu simpan catatan teman sekelas SMA milikku?"     

"Catatan teman sekelas? Bukankah ada di lemari ruang kerja ayahmu? Untuk apa kamu mencari benda itu? Sudah lewat berapa tahun ini?"     

"Hah, sekarang aku tidak akan menjelaskannya dulu. Aku akan memberitahumu setelah semuanya jelas."     

Tap, tap, tap...      

Terdengar suara langkah kaki yang memakai sandal sedang menaiki tangga. Tidak lama kemudian, Su Muxue mulai mencari di lemari.     

Mo Boyuan kembali dari mengambil ponsel di mobil dan kembali ke tempat duduk yang tadinya ia duduki, lalu kembali memeluk istrinya dengan puas.     

Dari telepon terdengar jelas suara barang-barang yang terjatuh secara sembarangan. Jiang Tingxu dan Mo Boyuan hanya bisa menggelengkan kepala mereka secara bersamaan. Bisa dibilang bahwa Su Muxue memang orangnya sangat aktif, maka dari itu setiap gerakannya begitu menggebu-gebu.     

"Eh, ketemu. Aku cari dulu. Tunggu, ya."     

"Tidak masalah, santai saja."     

"Segera, segera, segera. Sebentar lagi selesai."     

Jiang Tingxu hanya ingin mengatakan, Sungguh tidak perlu buru-buru, aku bisa menunggu selama apa pun. Tapi jelas Su Muxue tidak akan mengindahkan ucapanku.     

Su Muxue jelas tidak mengetahui apa yang dipikirkan Jiang Tingxu saat ini.     

"Eh, aku menemukannya. Ada miliknya Peiyi. Di sini tertulis, 'Tidak peduli seberapa sulitnya rintangan, jangan berkecil hati. Menanggung semua kesulitan untuk mencapai ambisi'. Padahal masih SMA, tapi dia sudah memiliki ambisi yang besar. Apa dia ingin menjadi ratu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.